Ayat Hari Ini:

Wednesday, February 14, 2007

How DEEP is your LOVE?

Love... love... and love.. What's the important of love? Should we always talk, sing, think and dream about love? But, love is God's gift.. So, just enjoy it. The question is, do we really know the deep of God's love and how deep our love to God and to others? Do we really know the true meaning of love? How deep is your love? I must quote one of Bee Gees song, How Deep is your love..

I know your eyes in the morning sun
I feel you touch me in the pouring rain
And the moment that you wander far from me
I wanna feel you in my arms again

And you come to me on a summer breeze
Keep me warm in your love and then softly leave
And it's me you need to show ....

How deep is your love
I really mean to learn
'Cause we're living in a world of fools
Breaking us down
When they all should let us be
We belong to you and me

I believe in you
You know the door to my very soul
You're the light in my deepest darkest hour
You're my savior when I fall
And you may not think
I care for you
When you know down inside
That I really do
And it's me you need to show ....
How deep is your love


Sebagian lagu ini harusnya adalah pemujaan bagi Allah, pernyataan betapa dalamnya dan berharganya cinta Allah kepada kita. Sebagian kalimatnya memang tidak tepat, kalau ditujukan kepada Allah. Yang menjadi pertanyaan, jika Allah menyatakan cintaNya yang begitu lebar, panjang dan dalam, mampukah kita memahaminya?

Menurut saya, siapapun tidak akan mampu memahami kasih Allah, kalau hanya mengandalkan segala pengalaman dan cerita dalam sejarah dunia ini. Banyak orang sudah membaca buku2 yang berbicara tentang cinta kasih yang begitu mengharukan, menguras air mata, membuat kita terkagum-kagum dan mengubah hidup banyak orang yang membacanya, tapi itu belum menggambarkan keseluruhan kasih Allah. Kita juga mungkin sudah melihat kisah-kisah cinta yang begitu hebat dan mengharukan dari orang-orang Kristen, akibat perubahan yang Tuhan lakukan dalam hidup orang-orang Kristen. Tapi itupun, tidak sanggup menyatakan betapa dalamnya kasih Allah. Anehnya, orang-orang lebih tertarik melihat dan membaca kisah-kisah itu dibandingkan dengan kasih Allah yang begitu dalam, ajaib dan dahsyat yang diceritakan dalam Alkitab.

Alkitab berbicara dengan cara yang berbeda. Cinta Tuhan kepada manusia adalah cinta yang menyediakan segala sesuatu sampai ke pada masa depan yang sejati, yaitu kekekalan. Cinta yang kekal, cinta yang tidak dapat dipisahkan oleh apapun. Cinta ini dimulai dari pemilihan dalam kekekalan. Sesudah itu dalam penciptaan dengan menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk kenikmatan dan kebaikan. Tetapi juga cinta yang menguji manusia untuk mengajarkan kesetiaan. Cinta yang terus-menerus menerima manusia yang jatuh dalam dosa dan berzinah meninggalkan Allahnya dan terus-menerus berlari menjauhi Allah, kecuali waktu membutuhkan sesuatu dan tidak berdaya, maka manusia berteriak dan meminta pertolongan Allah. Anehnya, Allah tetap memberikan pertolongan, meskipun Allahpun menyatakan murkanya kepada umat pilihanNya, dengan memberikan kutuk dan penghakiman yang dibalik semuanya adalah cinta yang ingin mendidik dan mengubah umat pilihanNya. Dan puncaknya, Bapa mengirimkan AnakNya yang Tunggal, Tuhan kita, Yesus Kristus untuk mengajarkan cinta yang berkorban untuk umat pilihanNya yang selayaknya dimurkai. Dan cinta yang diajarkan di atas kayu salib, adalah cinta yang tidak bisa dilepaskan dari murka dan keadilan Allah.

Ketidak mengertian akan kasih dan murka Allah, membuat banyak permasalahan yang terjadi dalam hubungan manusia dengan Allah dan dengan sesama.
Kalau Allah benar-benar mencintai umatNya, mengapa harus ada penderitaan, masalah, bencana dan segala macam penyakit? Apakah kalau Allah mencintai kita, maka Ia tidak boleh menghukum akan dosa-dosa kita, yang sudah tidak bergantung lagi kepada Dia, meskipun kelihatan kita beragama dan beribadah? Apakah bencana dan segala kesulitan membuat kita tidak bisa merasakan kasih Allah dan tidak bisa mengasihiNya? Kalau begitu, kita lebih mengasihi Allah ataukah kita lebih mengasihi pemberianNya? Waktu kita dapat segala kelimpahan pemberianNya, kita melupakan Pemberinya. Kalaupun tetap mengingatNya, kita tetap menghargai pemberianNya lebih besar dari pemberiNya. Itu sebabnya kita lebih menghargai orang kaya daripada orang miskin yang betul2 mengasihi Allah; orang pintar dibandingkan orang sederhana yang mengashi Allah. Padahal akibat kekayaan, kesomobongan, jabatan dan kepintaran mereka yang membuat Allah harus menghukum dunia ini, dan kita yang berada di sekitar mereka ikut merasakan dan bahkan yang menjadi korban.

Begitu juga dengan relasi dengan sesama manusia. Kita sangat menghargai orang-orang yang baik, mau memamahi dan menerima kita apa adanya. Kalau ada orang yang mengkritik kita dengan tajam, menyatakan kesalahan, dan bahkan menjelek-jelekan kita, maka kita sulit untuk menerima orang seperti itu. Kita merasa orang itu tanpa cinta kasih. Begitu juga kalau orang yang kita kasihi dan mengasihi kita menjadi berubah, suka mengkritik karena semakin bisa melihat kelemahan2 kita, maka kita akan menganggapnya berubah menjadi orang yang tidak mengasihi kita lagi, dan menjadi orang yang membenci kita. Meskipun sebagian memang betul-betul membenci. 'Benci' yang benar adalah bagian dari cinta yang sejati. Tetapi, kita sulit untuk menerima benci, karena lebih banyak benci dicemari oleh dosa. Padahal benci harusnya benar-benar cinta.

Cinta di antara sesama manusia, biasanya hanya berada di ujung dari paradoks kasih yang berkorban ataupun kasih dengan didikan. Sebagian melihat kasih sebagai pengorbanan yang terus-menerus tanpa batas, selama masih bisa mengasihi. Sebagian lagi melihatnya sebagai kasih yang terus-menerus mendidik. Kasih yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita adalah kasih yang penuh didikan dan murka, tetapi juga kasih yang berkorban.

Tapi yang lebih aneh lagi, sekalipun Tuhan Yesus sudah sudah berkorban bagi kita, Dia tidak pernah memaksa kita untuk melayaniNya.. Kasihnya bukan yang menuntut dan memaksa kita untuk membalasnya, karena memang kita tidak bisa membalas semuanya. Tetapi, Ia membawa kita untuk melihat segala kelimpahan cinta kasihNya yang kekal dan begitu mulia. Dan membawa kita bisa menikmati semuanya.

Apakah kasih seperti ini yang kita berikan kepada banyak orang? Kita tidak akan sanggup, kecuali anugerah dan kasih Tuhan yang bekerja di dalam kita.

Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan.
Efesus 3:18-19a

0 Komentar:

Post a Comment