Ayat Hari Ini:

Wednesday, April 16, 2008

CAKEP Banget

Hidup ini melelahkan. Capek banget. Khususnya bagi orang-orang yang betul-betul kerja keras. Orang yang tidak kerjapun sebenarnya hidup ini melelahkan dan menuju kepada bete, bosan total. Mengapa hidup ini hanya kelihatan melelahkan dan membosankan? Bukankah hidup ini mempunyai segala macam penghiburan dan kesenangan?

9 Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? 10 Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya. 11 Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. 12 Aku tahu bahwa untuk mereka tak ada yang lebih baik dari pada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka. 13 Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.
Pengkhotbah 3:9-13

Pemberian Tuhan
Di ayat 10, Pengkhotbah mengatakan bahwa Allah yang memberikan tugas/pekerjaan yang melelahkan bagi manusia. Kejatuhan manusia di dalam dosa membuat tidak ada lagi yang gampang di dalam hidup ini. Pilihan hidup manusia untuk mengikuti kehendak dirinya yang berdosa, membuat seumur hidup manusia harus bekerja keras untuk mempertahankan hidupnya di dunia. Akibatnya, pasti capek banget.
Yang mencoba menghindar dari kerja keras, pada waktunya juga akan berhadapan dengan beban dan penderitaan lain yang melelahkan hidupnya. Tidak ada manusia yang tidak akan mengalaminya. Sama seperti dalam puisi tentang waktu yang ditulis pengkhotbah di dalam Pkh 3:1-8, semuanya ada waktunya. Hidup yang melelahkan dan berbeban itu pada waktunya akan dialami, dan itu akan terjadi berulang-ulang dalam hidup ini. Apa untungnya dari pekerjaan yang dilakukan dengan susah payah?
Di ayat 12 dan 13, ada yang lain lagi yang merupakan pemberian Allah. Menikmati kesenangan dan menikmati makan-minum. Kedua hal ini bisa menjadi pelarian dari kelelahan manusia, ataupun menjadi tujuan dari segala jerih payah dalam pekerjaannya.
Banyak orang yang ingin mengambil jalan pintas, tidak perlu kerja keras, tapi langsung ingin bersenang-senang menikmati semuanya. Akibatnya, justru sulit untuk menikmati.
Ada juga yang karena telah terbiasa bekerja keras, jadi sulit untuk menikmati segala kesenangan.
Pengkhotbah mengatakan, baik pekerjaan yang melelahkan maupun menikmati kesenangan, keduanya adalah pemberian Allah. Kalau itu pemberian Allah, haruskah kita menolaknya? Adakah yang salah di dalam pemberian Allah?

Hidup itu Indah
Ternyata pemberian Allah kepada manusia bukan hanya itu saja. Kelihatannya melelahkan dan pelampiasannya kepada kesenangan serta makan-minum. Padahal sebenarnya Allah membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Artinya, hidup yang melelahkan maupun dalam kesenangan, merupakan hidup yang indah pada waktunya. Tapi, kenapa ketika pekerjaan yang melelahkan membuat beban terasa berat, serta menikmati kesenangan hanya membuat hidup makin kosong dan hampa???
Karena Allah memberikan satu pemberian lagi dalam setiap hidup manusia, yaitu kekekalan. Rahasia dari keindahan itu terletak di dalam kekekalan. Ketika manusia tidak bisa mengerti pekerjaan Allah dari awal sampai akhir, maka tidak akan terlihat keindahan sejati yang sudah disediakan Allah bagi manusia. Hidup hanya akan terasa indah sekejap, kemudian justru akan terasa lebih membosankan dan melelahkan.
Kekekalan yang ada di dalam hidup manusia hanya bisa diisi dengan kekekalan. Kesementaraan sebanyak apapun tidak bisa mengisi kekekalan ini. Bahkan seluruh dunia ini kita milikipun tetap tidak bisa memuaskan hidup kita. Itu sebabnya orang yang sudah kaya ingin lebih kaya. Sudah memiliki pasangan yang baik, masih ingin yang lain lagi. Begitu terus, tidak akan pernah memuaskan. Kecuali, untuk orang-orang yang pasrah karena merasa tidak mampu. Mereka kelihatan puas, sebenarnya tidak. Mereka menyerah pada keadaan karena melihat kemampuannya yang terbatas.
Yang bisa mengisi kekekalan kita adalah Pencipta kita yang Kekal. Jika kekekalan kita sudha terpuaskan, maka kita bisa menikmati kesementaraan justru dengan lebih baik. Bukan untuk mengisi kekekalan, tapi untuk belajar menikmati sumber dari segala kenikmatan, yang memberikan segala berkat2Nya agar kita menikmati didalamNya.

Cakep Banget
Respon kita mulai akan terjadi perubahan. Hidup kita bukan lagi berfokus kepada 'capek banget.' Tapi, sekarang kita bisa melihatnya sebagai CAKEP BANGET!. Ya, hidup itu indah. Di dalam kerja keras yang melelahkan ada suatu kegembiraan dan kenikmatan. Karena pekerjaan yang dilakukan ini bukan hanya untuk sementara dan tidak ada artinya. Tapi, apa yang dilakukan dengan keras sekarang ini adalah persiapan untuk hidup yang kekal. Latihan untuk menjadi Raja di langit dan bumi yang baru.
Kesenangan dan segala kenikmatan makan-minum bukan hanya lagi pemuasan untuk nafsu. tapi jadi kesempatan untuk belajar menikmati Sumber dari segala berkat yang lebih memuaskan dan nikmat, yang harus dinikmati sampai selama-lamanya.

Terima kasih Bapa untuk pekerjaan yang melelahkan dan segala kesenangan dalam hidup ini. Pemberianmu tidak pernah salah. Terima kasih juga untuk kekekalan yang membuat kami bisa mengerti pekerjaanMu yang kekal. Terima Kasih untuk Tuhan Yesus yang dari kekekalan datang ke dalam kesementaraan, membuat kami yang hidup dalam kesementaraan tapi memiliki kekekalan yang harus diisi, bisa diisi oleh Pencipta kami. Terima kasih untuk hidup yang indah.

2 Komentar:

Anonymous said...

Mas Baron,

Lay out tulisannya, kalo boleh saya usul, bisa di edit dikiiit, biar tiap paragrafnya tidak saling tindih (kasihan nich mata) dan yang membaca juga happy bacanya, kalau happy bisa lanjut direnungkan, lalu renungannya lebih mantep jadi berkat dan memuliakan nama Tuhan (sekedar intermezzo aza) GB

RO'IEL said...

Thanks untuk feedbacknya..
Baru belajar menulis, jadi kurang perhatiin masalah gituan..

Kalau ada waktu mudah-mudahan diedit lagi. Masih harus belajar lagi soal begituan..

Thanks..

Post a Comment