Ayat Hari Ini:

Showing posts with label Brisbane. Show all posts
Showing posts with label Brisbane. Show all posts

Monday, April 7, 2008

Backpacker (2): BNE-SYD

Brisbane, April 2, 2008.
Habis jemput anak2 kakak di sekolahan mereka, saya diantar mereka ke City. Tepatnya di Brisbane Transit Centre, Coach Terminal, Roma St. Perpisahan, masih sempat menjelaskan bedanya good bye dan see you kepada 2 keponakan, sesudah itu seperti biasa peluk2an, berharap akan ketemu lagi dan perjalanan harus segera dimulai. Waktu cek handphone, Simpatiku habis pulsa. Jadi kalau ada apa2 ga bisa nelpon. Uang ada beberapa ribu dollar Australia, terlalu banyak untuk dibawa traveling. Tapi, tidak ada pilihan harus dibawa.
Busnya berangkat jam 16:30 (Brisbane tidak berlaku Daylight Saving), sementara saya sudah ada di situ jam 3-an. Jalan2 dulu lihat situasi sambil cari counter greyhound. Ketemu counternya, ada di Level 3. Di dekatnya ada internet kiosk yang bisa bayar pake coin $1-$2. Kalau tidak salah, $2 cuma 10 atau 20 menit. Mahal banget dibandingkan warnet di Indonesia, 4 ribu/jam (50 cents/hour).
Lumayan banyak kota-kota yang akan dilewati dan akan berhenti. Saya tertarik untuk melihat Gold Coast saat Sunset (pernah dua kali ke Gold Coast waktu pagi dan siang, sekarang ada kesempatan lihat sunset), terus pengen lihat Byron Bay, Coffs Harbour dan Newcastle.

Queensland
Berangkat dari Brisbane on time. Dalam bus ada pengatur suhu, dan biasanya dijaga antara 22-25 derajat Celcius. Jadinya tidak terlalu dingin dan terlalu panas juga. Sangat cocok buat orang Indonesia. Busnya biasa saja, mungkin beberapa bus executive baru antar provinsi di Jawa lebih bagus:) Kapasitas penumpangnya 52 orang, tapi hanya keisi 29 orang. Asyik, jadinya bisa duduk sendirian dan punya dua kursi utk tempat tidur.
Pemberhentian pertama adalah Southport di Gold Coast. Karena jam pulang kerja, maka Gold Coast agak tersendat khususnya di dekat lampu lalu lintas. Bagus dong, jadi banyak kesempatan melihat-lihat pemandangan di waktu senja. Sesudah itu berhenti lagi di Surfers Paradise.
Perjalanan di sepanjang pantai berlanjut sampai ke Coolangatta. Semua kota-kota ini mengandalkan keindahan pantainya, sekaligus tempat untuk surfing. Sayang sekali impian untuk bisa melihat sunset di Gold Coast tidak terkabul. Gold Coast adalah tempat untuk main2, tapi tetap lebih mengasyikkan menikmati gratis semua ciptaan Tuhan dibandingkan dengan membayar dan masuk ke tempat2 bermain buatan manusia. Dari Coolangatta melewati Twee Heads, tidak ada kenangan2 yang tertinggal dalam otak saya, kecuali nama kotanya.

New South Wales
Tiba di Byron Bay jam 8-an. Lebih rame dibandingkan kota-kota yang lain. Banyak turis dan banyak orang baru pulang dari pesta pantai (dugaan saya) karena hampir semuanya jalan ga pake sepatu, remaja2 Austalia lagi menikmati hidup. Pemberhentian selanjutnya di Ballina, setengah jam lebih untuk makan. Sudah jam 10 malam, tapi hampir semua penumpang tetap makan, beberapa memilih tidur. Sesudah makan dan karena pemandangan jadi membosankan, banyak yang tidur.
Ketika melewati Freeway (istilah di Queensland: Motorway), dengan pemandangan semak-semak, maka otomatis mata saya melihat ke langit. Sepertinya semua rasi bintang kelihatan. Mencoba mengingat semua rasi bintang yang dipelajari, tapi yang teringat justru ayat Alkitab:)

Jika aku melihat langitMu, buatan jariMu, bulan dan bintang2 yang Kau tempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
Mazmur 8:4-5

Jadi merenung dan memikirkan keagungan dan keajaiban Tuhan, sambil memikirkan kehinaan manusia yang tidak ada apa-apanya di dalam alam semesta ini, tapi seringkali terlalu sombong dengan semua anugerah Tuhan. Perjalanan ini membuat saya merenungkan segala anugerah Tuhan dan kesombongan pribadi. Lumayan juga untuk retreat pribadi. Hampir semua penumpang bus sudah ketiduran. This is my quiet time. Sesudah itu karena capek ikut ketiduran. Sayang sekali, kelewatan tiga kota: Grafton South, Woolgoolga dan Coffs Harbour. Bangunnya di Urunga karena berhenti agak lama, melanjutkan perenungan lagi sampai tertidur lagi. Bangun lagi di Taree, jam 4-an. Lama berhenti karena bus isi bahan bakarnya. Yang bisa diingat selanjutnya hanya dua kota: Karuah dan Newcastle. Busnya masuk dan berputar di dalam city dan berhenti di bus terminal. Bangunan dan pantai di Newcastle bagus juga. Lumayan, bangun pagi-pagi sudah melihat pemandangan indah dan menarik. Selanjutnya berusaha untuk membuka mata terus untuk melihat pemandangan di perjalanan sampai ke Sydney dengan ucapan syukur.
Puas banget, sekalipun harus membayar $129. Karena bukan hanya bisa melihat pemandangan yang baru dan berbeda, tapi juga ada pengalaman bergantung kepada Tuhan di dalam ketidakberdayaan dan menyadari kekurangan dan keterbatasan diri serta keagungan dari Tuhan yang mencipta segala sesuatu dan terus memelihara keindahan ciptaanNya sampai saat ini, sekalipun manusia sudah berdosa. Thank You LORD.


Lihat juga:
Backpacker: BNE-SYD-MEL (1)

Backpacker: BNE-SYD-MEL (1)

Dari dulu pengen sekali jadi backpacker. Tentu saja backpacker versi sendiri, bermodalkan uang seadanya, punya map, lalu jalan2 ke beberapa kota dengan iman kepada Tuhan:)
Rencana awalnya pengen pergi ke negara-negara yang lebih dekat dulu dan tidak butuh visa, misalnya beberapa negara di Asia Tenggara. Soalnya kalau harus ngurus visa segala, dijamin saya pasti ditolak, karena dianggap ga ada kerjaan (pengalaman dengan US Embassy).
Ternyata, kesempatan awal justru di dapat dari Australia. Diundang pelayanan oleh Indonesian Christian Church, Melbourne. Jadinya, bisa dapat business visa. Anehnya dikasih yang multiple travel dan permitted to remain in Australia for 3 months from date of each arrival. Begitulah kira2 tulisan yang tertulis di visanya, berbeda dengan perjalanan yang dulu, cuma dapat single travel dan 1 bulan. Masalahnya, sudah terlanjur terima pelayanan kotbah di beberapa tempat di Indonesia. Jadinya, saya cuma punya 5 hari untuk jalan2 sesudah waktu2 pelayanan, itupun harus dikurangin 2 hari ke Brisbane bertemu dengan kakak saya dan keluarganya. Jadi yang tersisa adalah 3 hari. Jadwal2 kotbah di Indonesia tidak bisa diundur, minta ganti orang atau dibatalin. Tiga haripun lumayan untuk jadi backpacker.

Persiapan Hati
Kedengarannya seperti mau pelayanan, perlu persiapan hati. Apakah waktu saya traveling hanya untuk memuaskan keingintahuan, ataukah bisa memuliakan dan menikmati Allah? Maka, saya memulai dengan dua ayat yang berasal dari Mazmur favorit, Mazmur 23.

1 Tuhan adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku
4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku, gadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku
Mazmur 23:1,4

Agak maksa, tapi dua ayat ini menguatkan dan menghibur. Selama ada penyertaan Tuhan, maka tidak perlu kuatir dengan my Inlish (Indonesian English), perjalanan malam dengan bus, dan berbagai kejutan yang akan ditemui, termasuk kemungkinan kecelakaan, musibah, dll.

Rencana Perjalanan
Waktu yang sangat singkat yang hanya 3 hari, membuat waktu yang ada harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Karena 31 Maret-2 April saya harus ada di Brisbane, dengan asumsi akan diantar jalan2 oleh kakak saya selama 3 hari dan 2 malam di sana; serta pesawat pulang ke Jakarta pada tanggal 4 April 2008, jam 11.55 dari Melbourne; maka saya harus melakukan perjalanan yang dimulai dari Brisbane menuju Sydney, lewat Canberra dan kembali ke Melbourne.
Pertanyaan selanjutnya, naik apa dan menginap di mana.. Kalau naik pesawat lagi, ga seru, dan malas ke airport terus. Tanggal 29 Maret sudah ke Sydney, 30 Maret kembali ke Melbourne, 31 Maret dari Melb ke Gold Coast. Bisa habis waktunya di dan ke airport.
Jadi, tinggal dua pilihan: bus or train?. Sesudah browsing, khususnya membaca BUG Australia dan WikiTravel, maka saya ambil keputusan untuk naik Greyhound Bus.Yang menjadi pertimbangan: waktu, kota2 yang dikunjungi, dan harga.
Untuk rute Brisbane ke Sydney:
Premiere Bus PM15 15:30-06:35 A$ 89.0
Greyhound GX422 16:30-09:25 A$ 129.0
CountryLink (Train) 14:10-07:08 A$ 91.18
Meskipun Greyhound lebih mahal dan lebih lama, tapi karena kota2 yang akan dikunjunginya lebih baik, maka saya plih Greyhound Bus. Lebih mahal $40 (Rp. 350.000 !!!), tapi mungkin bisa lebih puas karena bus ini akan dijadikan hotel berjalan. Sengaja memilih night bus, jadi tidak perlu nginap di hotel di Sydney. Lebih murah dan bisa pakai waktu lebih banyak.
Selain itu, persiapan untuk menyesuaikan diri dengan cuaca yang ada. Hasil pengecekan di Weather Channel: Brisbane 16-28 derajat C partly cloudy; besoknya di Sydney 16-21 Sunny (asyik, jadi jalan2 seharian di Sydney ga akan terganggu); hari Jumat di Melb 9-19 partly cloudy (dingin nih, it's OK karena akan langsung ke Airport). Di bus, dingin apa ga? Ada yang bilang, biasanya dingin banget.
Tapi, tetap ada yang lupa dipersiapkan, map Australia. Selama di Indonesia hanya sibuk mendownload map Melbourne CBD karena akan tinggal 3 minggu, terus Brisbane CBD karena rencana 3 hari ke Brisbane. Ternyata kedua map itu tidak dipakai, karena tinggalnya di suburb dan kemana-mana selalu diantar dengan mobil. Tapi, map Australia untuk traveling tidak disiapin sama sekali. Baru sadar, setelah masuk ke dalam bus karena lihat 3 orang Jerman sibuk dengan mapnya!!!
Apa yang terjadi kalau tersesat di jalan, atau ketinggalan bus di salah satu kota???
Tuhan adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku.. Hanya itu yang ada dipikiranku..

Perjalanan dari Brisbane ke Sydney bisa dibaca di Backpacker (2): BNE-SYD.

Sunday, April 6, 2008

Memuliakan dan Menikmati Allah melalui ciptaanNya

Dari pertengahan Maret 2008 sampai awal April 2008, sekali lagi dapat kesempatan untuk pelayanan ke Australia, sekaligus jalan2. Ada banyak pengalaman baru dan insights yang menarik yang dialami, tapi tentu saja tidak bisa dibagikan semuanya di sini.

5(65-6) Dengan perbuatan-perbuatan yang dahsyat dan dengan keadilan Engkau menjawab kami, ya Allah yang menyelamatkan kami, Engkau, yang menjadi kepercayaan segala ujung bumi dan pulau-pulau yang jauh-jauh; 6 (65-7) Engkau, yang menegakkan gunung-gunung dengan kekuatan-Mu, sedang pinggang-Mu berikatkan keperkasaan;
Mazmur 65:6-7

Daud ketika berbicara tentang perbuatan-perbuatan Allah yang dahsyat, salah satunya dihubungkan dengan penciptaan gunung2 dan tempat2 yang tinggi. Ketika melihat gunung2 dan tempat yang tinggi, ia mengingat kedahsyatan dan kekuatan Allah. Yang menjadi pertanyaan buat saya, apa/siapa yang saya pikirkan ketika melihat gunung2/tempat2 yang tinggi dan segala keindahannya?

Lagi di Mt. Cootha, Brisbane, April 2008

Bagi banyak orang, melihat gunung hanya menikmati keindahannya dan sebagian lagi memiliki keinginan untuk menaklukannya. Bahkan ada yang menyembah kekuatan (yang dianggap dimiliki oleh gunung itu) ataupun menyembah keindahan yang ditawarkan dari gunung itu. Mengapa manusia tidak memuliakan, menyembah dan menikmati sang Pencipta yang mencipta dan terus memelihara semuanya?

Selama tiga minggu di Australia, ada beberapa kesempatan melihat dan berada di gunung2/tempat2 yang tinggi. Dimulai dengan kesempatan berada di Mt. Dandenong yang bisa melihat Melbourne CBD and Suburbs. Kemudian ke Arthurs Seat di Mornington Peninsula yang jaraknya 75 km dari Melbourne dan bisa melihat keindahan laut di Mornington Peninsula, Port Philip Bay dan Melbourne CBD.
Selanjutnya di Brisbane, bisa berada di Mt. Gravath dan Mt. Cootha, yang keduanya bisa melihat Brisbane CBD and Suburbs.
Terakhir di Rose Bay Convent dan The Gap, Sydney. Tidak terlalu tinggi, tapi perasaan yang sama dengan berada di tempat2 tinggi lain, yang memberikan keindahan alam.

Perasaan yang ada selalu menimbulkan pertanyaan. Buat apa semua kesempatan melihat keindahan ciptaan Tuhan? Hanya untuk dinikmati, membuat foto dengan background pemandangan yang indah dan menyatakan kepada dunia, bahwa saya sudah pernah ke situ? Ataukah ada hal yang lebih berharga yang sudah Tuhan sediakan untuk memuliakan dan menikmatiNya!?
Saya percaya, dengan melihat semuanya, orang percaya seharusnya melihat perbuatan2 Allah yang dahsyat, serta memuliakan dan menikmatiNya yang lebih indah dari semua ciptaanNya.

Selain itu, saat menikmati keindahan ciptaan Tuhan mengingatkan saya kepada our eternal home, yang tentunya lebih indah, lebih baik dan sempurna. Jadi merindukan kekekalan...

For the beauty of the earth
For the glory of the skies,
For the love which from our birth
Over and around us lies.

Lord of all, to Thee we raise,
This our hymn of grateful praise.

Fol­li­ot Pier­point