Ayat Hari Ini:

Showing posts with label Matius 27. Show all posts
Showing posts with label Matius 27. Show all posts

Monday, April 9, 2007

Kristus tidak Bangkit!? Paskah atau Paksa?

Seperti Paskah tahun-tahun sebelumnya, biasanya menjelang Paskah ada berbagai tulisan/film yang mencoba menentang kebangkitan Kristus. Dan tentu saja ada berbagai macam tulisan yang berbicara tentang kebangkitan Kristus dan menjawab orang-orang yang menentang kebangkitan Kristus. Tahun ini agak seru sedikit. Film The Lost Tomb of Jesus yang ditayangkan Discovery Channel pada 4 Maret 2007 sepertinya memberi angin segar bagi orang-orang yang percaya Kristus tidak bangkit. Untuk percaya Kristus tidak bangkit juga butuh iman!
Ternyata ini juga mempengaruhi di banyak negara, termasuk Indonesia. Seorang Pendeta yang juga dosen di salah satu Sekolah Teologi yang paling berpengaruh di Indonesia, menuliskan tentang hal ini di koran yang paling berpengaruh di Indonesia juga dengan mengemukakan teorinya (imannya). Teorinya, Yesus telah naik ke surga, ya; dalam arti: ia telah diangkat dalam roh untuk berada di sisi Allah di kawasan rohani surgawi. Kebangkitan dan kenaikan tidak harus membuat jasad Yesus lenyap dari makamnya. Untuk keduanya terjadi, yang dibutuhkan adalah "tubuh rohani", bukan tubuh jasmani protoplasmik. Benarkah seperti itu? Kita hanya bisa membandingkan dengan Alkitab, dan melihat iman seperti apa yang dianugerahkan kepada kita.

27:62 Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, 63 dan mereka berkata: "Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. 64 Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama." 65 Kata Pilatus kepada mereka: "Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya." 66 Maka pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya.
28:1 Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. 2 Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. 3 Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. 4 Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. 5 Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. 6 Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. 7 Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu." 8 Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. 9 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. 10 Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." 11 Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. 12 Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu 13 dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. 14 Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa." 15 Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.
Mat 27:62-28:15

Dari kesaksian Matius, ada tiga macam orang yang berhubungan dengan Kebangkitan Kristus.

Yang pertama, adalah Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi. Mereka punya ingatan yang tajam (27:63). Mereka mengingat perkataan Kristus tentang kebangkitanNya (ternyata mereka memperhatikan dan mengingat kotbah-kotbah Kristus). Dan ternyata mereka juga percaya kebangkitan Kristus, karena sesudah serdadu-serdadu itu melaporkan kubur telah kosong, mereka percaya kepada para serdadu (27:11-15). Sesudah itu merancang cerita dan teori baru yang mengatakan bahwa murid-muridNya datang mencuri pada waktu malam. Kalau dilanjutkan dengan cerita zaman sekarang ini, dibawa ke mana oleh para murid? Dibawa ke kuburan keluarga Yesus. Tapi ternyata para serdadu, imam-imam kepala dan orang-orang Farisi tidak bisa melacaknya. Mungkin terlalu sulit untuk menemukannya. Itu sebabnya baru akhir-akhir ini bisa ditemukan, mungkin karena arkeologi dan intelijen yang makin maju!?
Bagi mereka, Paskah berarti Paksa. Segala sesuatu dipaksakan demi untuk tujuan pribadi yang menguntungkan, kalau perlu ada sedikit pengorbanan yang nantinya akan membawa keuntungan. Ternyata penulis buku yang menginspirasikan film The Lost Tomb, pembuat film dan juga pendeta di Indonesia yang menulis bahwa Kristus tidak bangkit tubuhnya, mempunyai iman yang sama dengan imam-imam kepala dan orang-orang Farisi? Saya pikir, mereka lebih diinspirasikan oleh tokoh kedua di dalam kesaksian Matius.

Siapa tokoh kedua? Para serdadu. Mereka punya senjata dan mereka punya kuasa, tapi tidak berdaya dengan kebangkitan Kristus. Hmm..Meskipun demikian mereka bisa mengambil keuntungan dari kisah kebangkitan Kristus. Caranya? Dengan menceritakan bahwa Kristus tidak bangkit, tetapi murid-murid mencuri mayatNya (dua wanita mengalahkan mereka dan mencuri mayatNya (28:1-4)?), maka mereka mendapatkan uang (28:15). Ini juga yang dilakukan oleh orang-orang yang berbicara bahwa Kristus tidak bangkit. Biasanya mendapatkan keuntungan yang lumayan dengan teori dan cerita mereka. Bagi mereka, Paskah adalah Paksaan yang menguntungkan. Dipaksa untuk menceritakan kebohongan dan beriman terhadap kebohongan, ternyata mendapatkan upah yang menguntungkan.

Yang ketiga, dua orang Maria. Mereka seharusnya sudah mendengarkan ajaran Kristus tentang kebangkitanNya. Tetapi mungkin ingatan mereka tidak setajam para imam dan orang Farisi. Ataupun mungkin mereka tidak perhatian? Jangan-jangan mereka sebenarnya tidak percaya bahwa Kristus akan bangkit!? Sama seperti murid-murid yang lain sudah mendengar berkali-kali tapi tidak percaya bahwa Kristus akan bangkit dan sudah bangkit. Sesudah mendapatkan pengertian dan anugerah dari Tuhan, teryata terjadi perubahan. Mereka menyambutnya dengan takut dan sukacita (28:8). Tidak percaya, menjadi percaya dan bahkan mendapatkan sukacita dari Paskah. Berbeda dengan imam-imam kepala, orang Farisi dan para serdadu yang tahu tentang kebangkitan, justru tidak beriman, mengambil keuntungan dari cerita yang dibuat sendiri, dan sukacitanya mungkin hanya didalam uang dan pengaruh/sensasi yang didapatkan.

Bagaimana dengan kita? Berbahagialah orang-orang yang dianugerahi iman dan bisa merasakan kegentaran dan kekaguman kepada Tuhan serta bersukacita di dalam kebangkitan Kristus. Bagi kita ada jaminan kebangkitan dan terlepas dari kuasa dosa dan kematian. Selamat Paskah!

Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
1 Korintus 15:17

Friday, March 23, 2007

Turn Your Eyes Upon Jesus

Sejarah sudah mencatat begitu banyak peristiwa yang luar biasa. Satu-persatu di tulis dalam buku-buku sejarah, dijelaskan pengaruhnya di zaman itu dan zaman berikutnya. Ada satu peristiwa dalam sejarah yang tidak akan pernah terulang kembali, yang begitu luar biasa. Dimulai dari rencana Allah dalam kekekalan. Terus-menerus diceritakan dalam sejarah sejak manusia jatuh dalam dosa, dan akan dibicarakan terus sampai kembali kepada kekekalan. Sayangnya, sedikit orang yang betul-betul mengerti karena peristiwa itu sulit untuk dibayangkan dan dimengerti. Yang kita tahu dan bisa mengerti yaitu dampaknya terhadap hidup manusia di masa sebelum terjadi peristiwa itu dan sesudah peristiwa itu. Ya, hanya ada satu peristiwa yang berdampak terhadap sejarah hidup manusia sebelum peristiwa itu sekaligus berdampak terhadap keadaan manusia selanjutnya. Peristiwa apa itu???

45 Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. 46 Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Mat 27:45-46

Inilah peristiwa yang merupakan pusat dari sejarah dunia. Peristiwa yang sudah direncanakan di dalam kekekalan, dibicarakan dan berdampak terhadap hidup dan keselamatan orang-orang di dalam Perjanjian Lama, serta berdampak untuk hidup orang-orang di dalam Perjanjian Baru. Peristiwa penebusan dosa-dosa orang pilihan di atas kayu salib.
Sebelum teriakan Tuhan Yesus di atas kayu salib di dalam ay.46, Matius menceritakan terlebih dahulu ada peristiwa 3 jam kegelapan di dalam ay.45. Sebagian orang berpikir, apa maksudnya ayat ini? Sebagian lagi tidak memperhatikan sama sekali ayat ini. Apa artinya tiga jam kegelapan? Tiga jam kegelapan adalah saat di mana cawan murka Allah yang digumulkan oleh Tuhan Yesus di taman Getsemani harus diminumNya. Saat di mana murka Allah harus ditanggung oleh Tuhan Yesus. Di sini sebenarnya penghukuman untuk penebusan dosa-dosa orang pilihan dilakukan. Charles Spurgeon mengatakan bahwa ciptaan harus berduka selama tiga jam karena Pencipta yang tidak berdosa harus dihukum karena dosa-dosa ciptaanNya.
Itu sebabnya, di dalam ay.46 Tuhan Yesus berteriak, "AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Dalam kalimat pertamaNya di atas kayu salib, Tuhan Yesus justru berkata memanggil Bapa dengan "Ya Bapa." Tetapi, kenapa saat di dalam perkataan keempat justru memanggil "Allahku" bahkan ditambahkan dengan "Engkau meninggalkan Aku"? Ada sesuatu yang terjadi saat itu, kenapa Bapa berpaling dari Anak? Hanya satu jawabannya, Bapa sedang menghukum Anak yang tidak berdosa. Hal ini sulit untuk dimengerti dan dibayangkan. Bapa meninggalkan Anak. Bapa menghukum Anak yang dikasihiNya dan yang tidak berdosa. Maka, lebih baik tidak dilanjutkan lagi pemikiran ini. Sampai di sini. Cuma bisa gentar, kagum dan takjub dengan rencana dan pelaksanaan kehendak Allah, serta jalan keluar bagi dosa-dosa manusia.
Mengapa Allah memakai rencana itu? Bukankah rencana itu membawa penderitaan yang tiada taranya bagi Kristus? Justru peristiwa ini ingin menunjukkan betapa seriusnya Allah dengan dosa yang membawa penderitaan kekal. Saat itu tidak sama dengan penderitaan yang dialami oleh orang-orang lain yang juga di salib. Semua yang di salib adalah orang berdosa. Tetapi Yesus Kristus tidak berdosa sama sekali. Sakitnya dua kali lipat. Yang lain di salib menanggung kesalahan sendiri. Tetapi Kristus di salib menanggung semua dosa-dosa orang pilihan. Kalau dosa satu orang harus dibalaskan dengan menderita di neraka sampai selama-lamanya, bagaimana dengan kumpulan dosa dari orang-orang pilihan? Seperti apa balasannya? Ini juga sulit untuk dibayangkan dan dimengerti. Apalagi penderitaan yang paling besar, yaitu ditinggalkan oleh Bapa. Lebih sulit lagi untuk dimengerti.

Teriakan Kristus bukan teriakan yang biasa diteriakkan oleh manusia waktu di dalam kesulitan, yang selalu bertanya kenapa Allah meninggalkan dirinya. Teriakan Kristus adalah satu-satunya yang valid dan mutlak, hanya Kristus yang layak bertanya seperti itu kepada Bapa. Sementara teriakan manusia, harusnya bertanya kepada diri sendiri, mengapa kita meninggalkan Allah? Dalam keadaan banyak berkat dan kesempatan, kita tidak bertanya, dimana Allah? Kita hanya memakai Allah untuk diri kita sendiri..!

Teriakan Kristus sebenarnya juga menjadi jaminan bagi orang-orang yang percaya kepadaNya untuk tidak perlu lagi mempertanyakan dan berteriak kepada Allah. Jika Kristus yang sudah menanggung dosa-dosa dan penderitaan kita yang seharusnya kita tanggung di atas kayu salib, maka Ia-pun yang terus menanggung dan menguatkan kita dalam segala penderitaan dan kesulitan kita. Kristus menanggung segala penderitaan sendirian, sedangkan kita menanggungnya bersama-sama dengan Kristus. Seberat apakah penderitaan kita, sehingga kita akan berteriak dan bertanya kepada Allah, Mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Pelajaran lain yang kita bisa pelajari adalah tentang Doa. Tuhan Yesus sedang mengajarkan doa yang mustahil. Ketika kita berada di dalam hubungan yang erat dengan Allah, maka akan gampang untuk kita berdoa. Bagaimana kalau kita tahu bahwa Allah tidak akan mendengarkan kita dan sedang berpaling dari kita? Akankah kita berdoa?
Tuhan Yesus justru berdoa di saat Bapa berpaling dan meninggalkanNya. Bukankah doa ini tidak akan didengar? Ini memang tidak akan pernah terjadi di dalam hidup orang percaya. Karena relasi kita dengan Allah tidak akan terpisahkan. Tetapi ada saat-saat di dalam hidup kita, di mana kita merasa ditinggalkan (Allah tidak pernah meninggalkan kita, tetapi kita merasa seperti itu) atau saat-saat kita menjauh dan menghindar dari Tuhan, justru di dalam keadaan seperti itu kita perlu berdoa. Karena hanya Allah sumber segala kekuatan, yang bisa membuat kita mengerti tentang segala keadaan yang terjadi di dalam hidup ini yang kita sulit untuk mengerti. Dan Allah selalu mendengar doa anak-anakNya, bukan untuk mengikuti keinginan anak-anakNya, tetapi untuk mengajarkan dan menunjukkan jalan-jalanNya.

Apakah Saudara merasa hidup ini terlalu penuh dengan penderitaan? Apakah Saudara sudah terlalu jauh dari Tuhan sehingga sulit untuk berdoa? Pandanglah pada Yesus Kristus.

O soul, are you weary and troubled?
No light in the darkness you see?
There’s a light for a look at the Savior,
And life more abundant and free!

Turn your eyes upon Jesus,
Look full in His wonderful face,
And the things of earth will grow strangely dim,
In the light of His glory and grace.


Hel­en H. Lem­mel, 1922


Click di sini untuk seluruh syair dan lagunya