Ayat Hari Ini:

Showing posts with label Soteriologi. Show all posts
Showing posts with label Soteriologi. Show all posts

Wednesday, May 14, 2008

Apakah Aku Umat Pilihan Allah?

Ada orang-orang Kristen yang sudah merasa dirinya adalah bagian umat pilihan Allah tanpa mempertanyakannya, karena merasa dirinya sudah cukup baik dan tidak jahat. Artinya ia mendasarkan diri berdasarkan perbuatannya. Cukupkah perbuatannya untuk menjadikannya umat pilihan??
Ada lagi sebagian orang Kristen yang terus mempertanyakan apakah ia adalah umat pilihan Allah.
Bagaimana bisa tahu kalau kita adalah umat pilihan? Dari mana kepastian itu?

yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya.
1 Petrus 1:2


Dipilih Bapa
Pemilihan oleh Allah Bapa dilakukan sebelum dunia dijadikan (bnd. Ef 1:4,5). Bapa sudah memilih umat-Nya di dalam Tuhan Yesus untuk menjadi kudus dan tak bercacat dihadapan-Nya. Bapa juga sudah memilih sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya orang-orang ini untuk menjadi anak-anak-Nya. Pilihan Bapa bukan berdasarkan perbuatan manusia, karena semua manusia bercacat, berdosa dan tidak ada yang layak dipilih. Justru dipilih supaya kudus dan tidak bercacat.

Karena pemilihan ini dilakukan sebelum dunia dijadikan, maka tidak ada yang bisa tahu tentang pemilihan ini. Tetapi Tuhan Yesus tentu saja mengetahuinya, karena semuanya dipilih dalam Yesus Kristus. Maka penegasan siapakah orang-orang pilihan ini terlihat selanjutnya pada penebusan Yesus Kristus.

Ditebus oleh Yesus Kristus
Orang-orang yang dipilih oleh Bapa didalam Tuhan Yesus juga adalah orang-orang yang ditebus dosa-dosanya oleh Yesus Kristus di atas kayu salib. Tuhan Yesus mati dan bangkit untuk umat pilihan. Ia datang bagi umat-Nya (bnd. Mat 1:21).

Pertanyaannya, bagaimana bisa tahu orang-orang yang ditebus oleh Tuhan Yesus di atas kayu salib? Bukankah Tuhan Yesus tidak membuat daftar dan memberitahukan kepada murid-murid-Nya siapa saja orang-orang pilihan yang ditebus-Nya?! Apalagi kejadian ini terjadi hampir 2000 tahun yang lalu.
Maka untuk membuat lebih jelas siapakah orang-orang pilihan yang sudah ditebus dosa-dosanya oleh Tuhan Yesus, kita butuh melihat pekerjaan dari oknum ketiga Allah Tritunggal, yaitu Roh Kudus.

Dikuduskan oleh Roh Kudus
Roh Kudus menguduskan dan melahirkan kembali umat pilihan yang sudah ditebus oleh Tuhan Yesus melalui pemberitaan firman. Akibatnya orang-orang pilihan ini diselamatkan, percaya dan taat kepada Tuhan Yesus; bahkan dimeteraikan dengan Roh Kudus (bnd. Ef 1:13).

Sampai di sini, kita bisa melihat dengan lebih jelas. Karena orang-orang yang dipilih dan ditebus, sekarang sudah dilahirkan kembali dan percaya kepada Yesus Kristus. Artinya, kita bisa lebih mengerti dengan mengevaluasi diri. Apakah kita sudah dilahirkan kembali? Apakah Roh Kudus sudah memeteraikan kita?

Ada yang ingin menunjukkan bahwa sudah dimeteraikan Roh Kudus ditunjukkan dengan karunia2 Roh Kudus. Tapi masalahnya karunia bisa ditipu. Hal itu dikatakan oleh Tuhan Yesus sendiri di dalam Mat 7:21-23; orang-orang yang berseru dan pakai nama Tuhan Yesus untuk bernubuat, mengusir setan dan mengadakan banyak mujizat demi nama Tuhan Yesus; ternyata tidak dikenal dan dianggap pembuat kejahatan oleh Tuhan Yesus.

Tanda sejati dari orang yang sudah dimeteraikan oleh Roh Kudus adalah Buah Roh. Memang secara permukaan bisa disamarkan oleh orang-orang tidak percaya. Tapi Buah Roh yang sejati hanya dimiliki oleh orang-orang percaya. Orang percaya memiliki semua segi dari buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal 5:22-23).
Tapi bukan berarti dengan melihat seseorang sudah mempunyai kasih, sukcita, dll, maka disimpulkan sebagai orang pilihan. Karena jangan-jangan itu buah tipuan. Jadi bagaimana mendapatkan kepastian itu?

Kepastian
Mengapa tidak bisa mengandalkan perbuatan kita untuk kepastiaannya? Karena pilihan dan keselamatan bukan berdasarkan perbuatan, tapi berdasarkan anugerah. Selain itu kalau berdasarkan perbuatan, maka tidak akan pernah ada yang dipilih. Semuanya berdosa dan berbuat jahat di mata Allah. Tidak ada yang baik.

Rasul Petrus menegaskan di dalam 1 Pet 1:2, bahwa orang yang dipilih dan sudah dikuduskan akan percaya dan taat kepada Yesus Kristus. Percaya dan taat akan ditunjukkan seumur hidup kita, karena Roh Kudus yang akan menjaga dan memelihara keselamatan itu.
Orang-orang pilihan akan menyadari pilihan, penebusan, pengudusan, pemeliharaan dan panggilan di dalam hidupnya. Hidup yang bukan lagi mengikuti kehendak dirinya sendiri, ataupun ditipu oleh dunia. Tapi hidup dengan iman dan ketaatan kepada Tuhan Yesus. Hidup yang ingin menggenapi rencana-rencana-Nya bagi kemuliaan-Nya.
Apakah Anda orang seperti itu? Yakinkah Anda bahwa sudah dipilih oleh Bapa dalam Yesus Kristus, sudah ditebus semua dosanya oleh Yesus Kristus, dan sudah dilahirkan kembali dan dikuduskan oleh Roh Kudus yang memeterai dan menjadi jaminan bagi keselamatan; yang membuat Anda percaya dan taat kepada Yesus Kristus dalam segala keadaan dan ingin hidup bagi-Nya dan memuliakan-Nya? Andalah umat pilihan Allah..

Wednesday, March 28, 2007

Pengalaman Neraka

Pengalaman berada di dalama neraka pastilah tidak enak. Banyak orang yang tidak percaya kepada Allah justru menyukai neraka, karena berpikir bahwa mereka bebas melakukan dosa-dosa yang mereka sukai. Mereka tidak bisa melihat penderitaan dan kesulitan yang akan dialami di dalam api neraka. Konsep tentang dosa dan murka Allah tidak ada di dalam pikiran orang-orang seperti itu. Kalau di dalam dunia ini, perbuatan yang salah dihukum dan bahkan di penjara dengan segala keterbatasan, mungkinkah di dalam neraka orang-orang berdosa akan mendapatkan segala keinginannya? Apakah mereka bisa bebas berbuat dosa? Apakah mereka menganggap sepi murka Allah dan api neraka yang harus ditanggung? Seharusnya pengalaman neraka di atas kayu salib bisa dimengerti oleh mereka.

Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci :"Aku haus!"
Yoh 19:28

Membaca dan membayangkan kalimat Tuhan Yesus yang berkata tentang rasa hausNya, sebagian berpikir bahwa Tuhan Yesus kekurangan cairan. Berjam-jam di salib, sesudah dianiaya selama berjam-jam, memang seharusnya terjadi dehidrasi. Tetapi rasa haus ini seharusnya adalah rasa haus yang berbeda. Tuhan Yesus tidak secengeng itu, setelah melewati penderitaan dan penganiayaan yang tiada taranya, apakah mungkin Ia berubah menjadi cengeng dan minta minum?

Selain itu sebagian juga melihat bahwa kalimatNya hanya untuk menggenapkan nubuat yang ada di dalam Perjanjian Lama. Memang benar kalimat itu adalah penggenapan dari Mazmur 69:22 (ay.21 dlm versi bhs Inggris). Pertanyaannya, apa hubungannya dengan penyaliban Kristus? Hanya sekedar penggenapan dan tidak ada arti sama sekali dengan rencana penebusan?

Saya mencoba menafsirkan dengan cara berbeda, selain berbicara tentang penggenapan nubuat PL (meskipun mungkin bisa jatuh ke dalam alegoris).

Hausnya Tuhan Yesus adalah haus yang berbeda dengan haus yang biasa dialami oleh orang-orang yang disalib. HausNya disebabkan karena meminum cawan murka Allah. Lho? Minum , ko haus? Karena cawan murka Allah yang diminum adalah sebagian dari neraka. Saya membayangkan bahwa bagian orang-orang pilihan yang harus ditanggung di dalam neraka, itulah yang ditanggung dan diminum oleh Tuhan Yesus. bayangkan api neraka yang harus diminum dan ditanggungNya. Ini merupakan pengalaman neraka yang tiada taranya, membuat Tuhan Yesus seharusnya mengalami kehausan yang tiada taranya juga. Kita bisa membandingkannya dengan pengalaman orang kaya di dalam cerita orang kaya dan Lazarus (Luk 16:24). Orang kaya yang berada di dalam neraka meminta kepada Abraham agar menyuruh Lazarus mencelupkan jarinya ke dalam air dan memberikan kepadanya. Kehausan seperti apa yang dialami orang kaya itu di dalam nyala api itu? Kristus mengalaminya berkali-kali lipat.

Kalimat "Aku Haus" juga mengingatkan kita apa yang akan terjadi terhadap orang-orang yang melawan Allah. Kalimat itu akan menjadi teriakan mereka selama-lamanya. saat mereka harus menanggung dosa-dosa mereka sendiri di dalam api neraka.
Mengingatkan kita juga, bahwa ada banyak orang pilihan yang masih hidup dalam dosa, sedang berada dalam kehausan. Kita sekarang tidak berada di dalam kehausan itu lagi. Kristus sudah menanggungnya untuk kita, seharusnya kita juga membawa sang Air Hidup yang bukan hanya menanggung kehausan kita, tetapi juga memberikan jaminan Air Hidup yang kekal yang memuaskan hidup kita sampai selama-lamanya.

Apakah Anda termasuk orang yang berada di dalam kehausan? Belajarlah dari perempuan Samaria yang merasa mempunyai air, tetapi sesungguhnya kehausan. Sampai bertemu dengan Tuhan Yesus yang adalah Air Hidup, maka ia bisa dipuaskan.

Friday, March 23, 2007

Turn Your Eyes Upon Jesus

Sejarah sudah mencatat begitu banyak peristiwa yang luar biasa. Satu-persatu di tulis dalam buku-buku sejarah, dijelaskan pengaruhnya di zaman itu dan zaman berikutnya. Ada satu peristiwa dalam sejarah yang tidak akan pernah terulang kembali, yang begitu luar biasa. Dimulai dari rencana Allah dalam kekekalan. Terus-menerus diceritakan dalam sejarah sejak manusia jatuh dalam dosa, dan akan dibicarakan terus sampai kembali kepada kekekalan. Sayangnya, sedikit orang yang betul-betul mengerti karena peristiwa itu sulit untuk dibayangkan dan dimengerti. Yang kita tahu dan bisa mengerti yaitu dampaknya terhadap hidup manusia di masa sebelum terjadi peristiwa itu dan sesudah peristiwa itu. Ya, hanya ada satu peristiwa yang berdampak terhadap sejarah hidup manusia sebelum peristiwa itu sekaligus berdampak terhadap keadaan manusia selanjutnya. Peristiwa apa itu???

45 Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. 46 Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Mat 27:45-46

Inilah peristiwa yang merupakan pusat dari sejarah dunia. Peristiwa yang sudah direncanakan di dalam kekekalan, dibicarakan dan berdampak terhadap hidup dan keselamatan orang-orang di dalam Perjanjian Lama, serta berdampak untuk hidup orang-orang di dalam Perjanjian Baru. Peristiwa penebusan dosa-dosa orang pilihan di atas kayu salib.
Sebelum teriakan Tuhan Yesus di atas kayu salib di dalam ay.46, Matius menceritakan terlebih dahulu ada peristiwa 3 jam kegelapan di dalam ay.45. Sebagian orang berpikir, apa maksudnya ayat ini? Sebagian lagi tidak memperhatikan sama sekali ayat ini. Apa artinya tiga jam kegelapan? Tiga jam kegelapan adalah saat di mana cawan murka Allah yang digumulkan oleh Tuhan Yesus di taman Getsemani harus diminumNya. Saat di mana murka Allah harus ditanggung oleh Tuhan Yesus. Di sini sebenarnya penghukuman untuk penebusan dosa-dosa orang pilihan dilakukan. Charles Spurgeon mengatakan bahwa ciptaan harus berduka selama tiga jam karena Pencipta yang tidak berdosa harus dihukum karena dosa-dosa ciptaanNya.
Itu sebabnya, di dalam ay.46 Tuhan Yesus berteriak, "AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Dalam kalimat pertamaNya di atas kayu salib, Tuhan Yesus justru berkata memanggil Bapa dengan "Ya Bapa." Tetapi, kenapa saat di dalam perkataan keempat justru memanggil "Allahku" bahkan ditambahkan dengan "Engkau meninggalkan Aku"? Ada sesuatu yang terjadi saat itu, kenapa Bapa berpaling dari Anak? Hanya satu jawabannya, Bapa sedang menghukum Anak yang tidak berdosa. Hal ini sulit untuk dimengerti dan dibayangkan. Bapa meninggalkan Anak. Bapa menghukum Anak yang dikasihiNya dan yang tidak berdosa. Maka, lebih baik tidak dilanjutkan lagi pemikiran ini. Sampai di sini. Cuma bisa gentar, kagum dan takjub dengan rencana dan pelaksanaan kehendak Allah, serta jalan keluar bagi dosa-dosa manusia.
Mengapa Allah memakai rencana itu? Bukankah rencana itu membawa penderitaan yang tiada taranya bagi Kristus? Justru peristiwa ini ingin menunjukkan betapa seriusnya Allah dengan dosa yang membawa penderitaan kekal. Saat itu tidak sama dengan penderitaan yang dialami oleh orang-orang lain yang juga di salib. Semua yang di salib adalah orang berdosa. Tetapi Yesus Kristus tidak berdosa sama sekali. Sakitnya dua kali lipat. Yang lain di salib menanggung kesalahan sendiri. Tetapi Kristus di salib menanggung semua dosa-dosa orang pilihan. Kalau dosa satu orang harus dibalaskan dengan menderita di neraka sampai selama-lamanya, bagaimana dengan kumpulan dosa dari orang-orang pilihan? Seperti apa balasannya? Ini juga sulit untuk dibayangkan dan dimengerti. Apalagi penderitaan yang paling besar, yaitu ditinggalkan oleh Bapa. Lebih sulit lagi untuk dimengerti.

Teriakan Kristus bukan teriakan yang biasa diteriakkan oleh manusia waktu di dalam kesulitan, yang selalu bertanya kenapa Allah meninggalkan dirinya. Teriakan Kristus adalah satu-satunya yang valid dan mutlak, hanya Kristus yang layak bertanya seperti itu kepada Bapa. Sementara teriakan manusia, harusnya bertanya kepada diri sendiri, mengapa kita meninggalkan Allah? Dalam keadaan banyak berkat dan kesempatan, kita tidak bertanya, dimana Allah? Kita hanya memakai Allah untuk diri kita sendiri..!

Teriakan Kristus sebenarnya juga menjadi jaminan bagi orang-orang yang percaya kepadaNya untuk tidak perlu lagi mempertanyakan dan berteriak kepada Allah. Jika Kristus yang sudah menanggung dosa-dosa dan penderitaan kita yang seharusnya kita tanggung di atas kayu salib, maka Ia-pun yang terus menanggung dan menguatkan kita dalam segala penderitaan dan kesulitan kita. Kristus menanggung segala penderitaan sendirian, sedangkan kita menanggungnya bersama-sama dengan Kristus. Seberat apakah penderitaan kita, sehingga kita akan berteriak dan bertanya kepada Allah, Mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Pelajaran lain yang kita bisa pelajari adalah tentang Doa. Tuhan Yesus sedang mengajarkan doa yang mustahil. Ketika kita berada di dalam hubungan yang erat dengan Allah, maka akan gampang untuk kita berdoa. Bagaimana kalau kita tahu bahwa Allah tidak akan mendengarkan kita dan sedang berpaling dari kita? Akankah kita berdoa?
Tuhan Yesus justru berdoa di saat Bapa berpaling dan meninggalkanNya. Bukankah doa ini tidak akan didengar? Ini memang tidak akan pernah terjadi di dalam hidup orang percaya. Karena relasi kita dengan Allah tidak akan terpisahkan. Tetapi ada saat-saat di dalam hidup kita, di mana kita merasa ditinggalkan (Allah tidak pernah meninggalkan kita, tetapi kita merasa seperti itu) atau saat-saat kita menjauh dan menghindar dari Tuhan, justru di dalam keadaan seperti itu kita perlu berdoa. Karena hanya Allah sumber segala kekuatan, yang bisa membuat kita mengerti tentang segala keadaan yang terjadi di dalam hidup ini yang kita sulit untuk mengerti. Dan Allah selalu mendengar doa anak-anakNya, bukan untuk mengikuti keinginan anak-anakNya, tetapi untuk mengajarkan dan menunjukkan jalan-jalanNya.

Apakah Saudara merasa hidup ini terlalu penuh dengan penderitaan? Apakah Saudara sudah terlalu jauh dari Tuhan sehingga sulit untuk berdoa? Pandanglah pada Yesus Kristus.

O soul, are you weary and troubled?
No light in the darkness you see?
There’s a light for a look at the Savior,
And life more abundant and free!

Turn your eyes upon Jesus,
Look full in His wonderful face,
And the things of earth will grow strangely dim,
In the light of His glory and grace.


Hel­en H. Lem­mel, 1922


Click di sini untuk seluruh syair dan lagunya