Ayat Hari Ini:

Showing posts with label Tahun Baru. Show all posts
Showing posts with label Tahun Baru. Show all posts

Saturday, January 1, 2011

Raksasa dan Belalang

Tahun Baru selalu menjadi kesempatan untuk menaruh pengharapan setinggi mungkin. Tapi, tahun baru juga bisa menjadi sesuatu yang menakutkan kalau kita mengerti kondisi dan tantangan yang jauh melampaui dari kemampuan kita.
Bagaimana seharusnya kita menghadapi kesempatan-kesempatan yang baru sekalipun penuh tantangan yang harus dihadapi?


5 Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. 6 Kuatkan dan teguhkanlah hatimu... 7 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh,... 8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. 9 Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."
Yosua 1:5-9


Raksasa dan Belalang
Ada yang aneh dengan Yosua 1, karena Tuhan sampai tiga kali mengulang kalimat yang sama, "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu" (1:6,7,9). Kelihatannya Yosua seperti ada ketakutan menghadapi tantangan di zaman baru. Musa pemimpin mereka sudah mati, Yosua yang harus menggantikannya untuk membawa Israel masuk ke tanah Kanaan. Ia berhadapan dengan 2 masalah, raksasa dan belalang (Bilangan 13:33).

Sebagai salah satu dari 12 pengintai, Yosua tahu raksasa-raksasa yang harus dihadapi di Kanaan. Tidak sebesar seperti yang dilebih-lebihkan oleh 10 pengintai yang lain, tapi Yosua tahu seperti apa musuh yang harus dihadapi di Kanaan. Orang-orang Kanaan yang lebih besar dan lebih banyak jumlahnya jika dibandingkan dengan Israel.
Kitapun menghadapi Tahun Baru mungkin akan berhadapan dengan raksasa-raksasa yang harus ditaklukkan. Entah itu permasalahan2 kehidupan yang akan terlihat begitu besar, pekerjaan, keluarga, penyakit dan berbagai masalah yang tidak bisa dihindari. Jikalau kita sudah tahu betapa besar, sulit dan banyaknya permasalahan yang harus kita hadapi sepanjang tahun 2011, maka pasti ada kegentaran dan ketakutan menghadapi semuanya. Raksasa2 yang akan kelihatan jauh lebih besar ketika kita melihat lebih dekat dan lebih fokus.

Masalah kedua yang menggentarkan Yosua adalah soal belalang, yaitu Israel yang harus dipimpinnya ke Kanaan. Bangsa Israel ini memang berbeda dengan generasi sebelumnya yang sudah meninggal di padang gurun. Tapi, tetap ada kemiripan dalam hal tegar tengkuk dan membuat Tuhan marah. Mereka menolak masuk ke Kanaan karena laporan 10 pengintai. Bangsa ini masih memiliki mental budak yang diwarisi dari Mesir. Mereka merasa terlalu kecil, tidak berdaya dan melupakan ada Tuhan yang berperang dan lebih besar daripada semua raksasa Kanaan.
Kitapun akan bersikap seperti Israel, jika kita mengerti kelemahan-kelemahan diri kita dan kemudian membandingkan dengan betapa besarnya permasalahan yang harus kita hadapi. Kita akan merasa seperti belalang dihadapan raksasa.

Siapa yang bisa menaklukkan raksasa2 dan belalang2 ini?

AKU akan menyertai
Hanya Tuhan yang bisa membuat Yosua siap berhadapan dengan segala kesulitan dan permasalahan yang harus dihadapi. Jaminan Tuhan kepada Yosua, "Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau." (Yosua 1:5). Tuhan yang jauh lebih besar daripada raksasa2 itu yang akan berperang di depan dan mengalahkan raksasa2 itu. Meskipun Yosua juga tetap berperang dengan Israel, tapi peperangan itu tidak sesulit jika tanpa Tuhan.

Menghadapi segala tantangan, permasalahan dan kesulitan yang harus dihadapi, hanya satu hal yang bisa menguatkan kita, yaitu penyertaan Tuhan. Menghadapi sebesar apapun dengan penyertaan Tuhan, justru akan membuat kita semakin beriman karena kita akan melihat perbuatan Tuhan yang besar. Jika kita hanya berhadapan dengan hal-hal yang tidak berarti yang bisa kita kontrol dan atasi sendiri, maka kita tidak akan pernah lebih beriman. Sebaliknya kita akan lebih percaya diri.

Berbahagialah orang-orang yang percaya kepada Tuhan di tahun yang baru ini, karena ada kesempatan untuk melihat pekerjaan-pekerjaan Tuhan jika diijinkan mengalamai masalah-masalah yang besar dalam kehidupan.

Renungkan dan Bertindak
Jikalau Tuhan yang akan menyertai dan berperang, apa yang harus dilakukan Yosua?
Yosua diminta untuk menaati Taurat, memperkatakan, merenungkan dan bertindak sesuai Taurat. Bukan menuntut Tuhan untuk membuat dirinya lebih tenang dan lebih berhasil, tapi menuntut diri untuk lebih mengerti pekerjaan Tuhan, sehingga bisa bertindak sesuai kehendak-Nya.

Banyak orang berharap di Tahun yang baru Tuhan memberikan lebih banyak kemudahan dan berkat dalam hidupnya, dan Tuhan harus lebih mengerti dirinya dan kebutuhan2nya. Seolah-olah Tuhan berhutang kebaikan kepada orang-orang yang merasa dirinya sudah berbuat baik. Seharusnya, justru kita menuntut diri kita untuk lebih mengerti pribadi dan rencana Tuhan. Waktu Tuhan menyatakan pekerjaan-pekerjaan-Nya Ia ingin memakai kita dalam menggenapi pekerjaan-pekerjaan-Nya. Tapi, bagaimana kita bisa bertindak kalau kita tidak pernah mengerti rencana-Nya? Bagaimana kita bisa mengerti jika tidak pernah merenungkan firman-Nya?

Tahun baru harusnya diisi dengan komitmen untuk lebih memiliki keinginan untuk merenungkan, mengerti dan bertindak sesuai firman. Hal ini akan membuat kita siap berhadapan dengan raksasa dan belalang kehidupan, karena kita bisa melihat, mengalami dan menikmati Tuhan yang bekerja dengan kuasa-Nya.

Thursday, January 3, 2008

Tahun Baru? Apanya yang baru?

Di tahun baru banyak orang berharap ada banyak hal yang baru dan lebih baik yang akan terjadi. Semua berharap demikian. Sayangnya, pengharapannya hanya kepada tahun yang baru di kalender dan tanpa melihat keadaan dan kondisi yang sebenarnya.

Pagi ini saya menulis di tengah suasana hujan lebat dan di beberapa tempat di Jakarta sedang mengalami banjir. Tempat saya tinggal belum pernah banjir, tapi siapa tahu di tahun baru akan mengalami sesuatu yang baru, kebanjiran!?
Banjir menjadi hal yang baru bagi daerah2 yang dilewati sungai Bengawan Solo. Tahun baru di tempat pengungsian.. Efek dari pemanasan global!
Minyak duniapun 'akhirnya' mencapai 100 dollar US/barrel (meskipun pagi ini turun lagi), yang berdampak kepada pasar modal dan tentu saja nilai tukar rupiah dan perekonomian dunia. Sesuatu yang baru sedang terjadi?
Inikah sebagian hal2 baru yang diharapkan terjadi di tahun baru? Tentu saja tidak!
Hal2 baru apakah yang diharapkan dari bumi yang makin tua dan sedang mengalami konsekuensi kerusakan akibat hal2 baru yang pernah ditemukan manusia, mis: mobil, AC, industri, kertas, dll? Ataukah kita berharap hal2 baru dari masyarakat bumi yang semakin pintar berdosa?

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.(LAI)

Therefore, if anyone is in Christ, he is a new creation. The old has passed away; behold, the new has come. (ESV)
2 Co 5:17


Baru
Kata baru yang dipergunakan oleh Rasul Paulus di dalam ayat ini adalah kata kainos. Kata ini berbeda dengan kata neos. Meskipun sama-sama diartikan baru. neos mempunyai pengertian baru secara kuantitas, sesuatu yang betul-betul baru. Sedangkan kainos berarti baru secara kualitas. Maksudnya, baru yang berasal dari lama dengan perubahan (transformasi).
Tahun baru seharusnya bukan tahun neos, tapi tahun kainos. Karena semua tetap sama. Tahun 2008 berasal dari 2007 + 1 detik.
Dunia ini sebenarnya sedang bertambah tua dan bukannya baru. Tahun yang baru hanya membuat bertambahnya usia bumi yang makin tua. Sama seperti manusia yang makin lanjut usia, apa yang bisa diharapkan lagi? Usaha untuk peremajaan menjadi usaha yang sia-sia... Kalau begitu, mengapa berharap sesuatu yang baru dan lebih baik di tahun yang baru? Bukankah segala sesuatu yang kelihatan baru sebenarnya berasal dari yang lama, dan kalaupun dianggap baru ternyata di tahun2 yang akan datang hanya berdampak kepada kerusakan yang lebih parah di dalam hidup manusia di bumi ini.

Ciptaan Baru
Ciptaan baru menjadi solusi untuk kesulitan umat manusia. Maka, bumi ini perlu diciptakan kembali. Tapi, kalau manusianya tidak menjadi ciptaan yang baru, apakah gunanya bumi yang baru? Apakah gunanya tahun baru? Bukankah Tuhan pernah melakukan hal ini dengan banjir di zaman Nuh dan memberikan kesempatan sekali lagi kepada umat manusia. Tapi, manusia gagal karena manusianya tidak diciptakan kembali.
Itu sebabnya suatu saat bumi ini akan dihancurkan dan diciptakan kembali. Tapi, sebelum itu terjadi, manusia harus menjadi ciptaan baru dan dipersiapkan untuk bumi yang baru.
Manusia yang menjadi ciptaan baru adalah mereka yang percaya kepada Yesus Kristus dan terus diubahkan untuk menjadi sempurna saat kembali kepada Tuhan. Hidupnya tetap di dunia yang sama, tidak ada perubahan sama sekali, tetapi cara pandang terhadap Allah, manusia dan dunia ini menjadi berubah. Pengharapannya bukan kepada dunia ini, tetapi kepada Allah yang kekal. Dunia ini hanyalah tempat persiapan dan pelatihan untuk menuju bumi yang baru.
Manusia yang menjadi ciptaan baru tetap mengharapkan banyak hal yang lebih baik terjadi di dunia ini untuk kemuliaan Allah dan bahkan berusaha dengan segenap tenaga untuk menyatakan kebaikan2 Tuhan, tetapi di sisi yang lain menyadari bahwa di dunia ini akan tetap dirusak selama masih ada dosa, dan suatu saat bumi ini akan hancur. Maka pengharapannya bukan kepada dunia ini dan tahun yang baru. Tapi, pengaharapannya kepada Tuhan yang sedang bekerja memperbarui umatNya. Pengharapannya bisa melihat segala sesuatu yang lama, dosa-dosa menjadi berlalu. Dan tentu saja bisa mempunyai cara pandang yang baru di dalam segala keadaan yang dihadapi.
Jika tahun ini harus berhadapan dengan kekayaan yang makin bertambah, kesehatan makin baik, relasi-relasi yang baru dan berbagai macam kebahagiaan, maka akan dihadapi dengan penuh ucapan syukur untuk memuliakan Allah dan melayani sesama manusia. Dan jika tahun inipun harus menghadapi kesulitan dan tantangan yang lebih besar, kehilangan orang-orang yang dikasihi, kehilangan materi, sakit dan berbagai macam masalah kehidupan, maka akan dihadapi dengan penuh ucapan syukur untuk saat-saat kebahagiaan yang sudah pernah Tuhan berikan dan berjuang dalam kesulitan sekarang ini untuk bisa tetap memuliakan Allah dan melayani sesama bahkan di dalam kekurangan. Bukankah persembahan janda miskin lebih dipuji oleh Tuhan Yesus!? Jikalau kita kaya dalam iman, maka kita tidak akan pernah kekurangan untuk berbagi dengan orang lain.
Jadi, tahun baru tanpa ciptaan baru, hanyalah menjalani tahun-tahun lama yang akan segera berlalu, dan kembali berharap untuk tahun dan sesuatu yang baru.