Ayat Hari Ini:

Friday, February 23, 2007

Makan dan minum: Penciptaan-Kekekalan?

Bicara soal makan dan makanan, apa memang sangat perlu dan penting dalam teologi? Banyak orang hanya mengkaitkan dengan kerakusan yang merupakan salah satu dari tujuh dosa maut. Tapi, percaya atau tidak makan mempunyai perananan yang sangat penting dalam memuliakan dan menikmati Tuhan secara pribadi. Ini salah satu topik yang saya paling sukai. Melihat makan pada saat penciptaan, manusia jatuh dalam dosa karena makan, sesudah ditebus oleh Kristus dan waktu kembali kepada Tuhan, masihkah kita makan dan minum? Pernah mikir ini?

Saya mencoba melihat beberapa fakta dalam Alkitab yang berbicara tentang pergumulan manusia dengan makanan dalam empat tahap hidup manusia.

1. Penciptaan

Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Kej 2:9

Ada dua kata yang perlu dipikirkan: 'menarik' dan 'baik' untuk dimakan buahnya. Sebagian orang hanya memikirkan kata menarik ditujukan kepada pohon-pohon dan bukan pada buahnya. Sebenarnya, kata 'menarik' itu berhubungan dengan buah-buahan. Nanti kita bisa melihat hubungannya dgn peristiwa manusia jatuh dalam dosa. Kata 'menarik' menunjukkan bahwa Tuhan Allah bukan hanya memberikan kepada manusia makanan yang sesuai untuk kebutuhan manusia, apa yang baik, tapi juga memberikan kenikmatan dalam makan. Itu sebabnya buah2an tidak diciptakan dalam satu bentuk dan satu rasa. tapi dibuat bermacam-macam untuk kenikmatan dan kebaikan bagi manusia. Maka, makan adalah kesempatan untuk menikmati yang dianugerahkan Tuhan kepada kita.

2. Kejatuhan dalam Dosa
16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, 17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Kej 2:16-17

Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
Kej 3:6

Banyak yang mengatakan kalau manusia jatuh dalam dosa karena kesomobongan dan keinginan menjadi sama seperti Allah. Saya tidak ingin memperdebatkan hal itu. Bagi saya, ujiannya adalah makanan dan berbicara tentang kepuasan dan ketidak-puasan.
Kalau kita lihat, ujiannya sederhana. Tuhan sudah berikan banyak buah2an yang menarik dan baik untuk dimakan (kej 2:9). Yang tidak boleh dimakan hanya buah dari satu pohon (Kej 2:16-17). Tapi, Iblis bisa membuat manusia tidak puas dengan semua pemberian Tuhan dan membuat yang tidak boleh menjadi baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya (Kej 3:6). Makan dan minum sekarang berada di dalam arah kenikmatan yang salah. Apa masih kurang kenikmatan yang Tuhan berikan? Semua boleh dinikmati, kecuali yang satu itu...
Akibatnya terhadap manusia, sejak saat itu, manusia harus bekerja keras sampai mati untuk bisa mendapatkan makanan (Kej 3:17-19). Implikasi lainnya, manusia tidak lagi menikmati Tuhan dalam makan...

3. Penebusan di dalam Kristus.
Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
1 Kor 10:31

Ada beberapa hal yang mengagetkan saya waktu menghubungan makan dan minum dengan Tuhan. Beberapa diantaranya:
- Akulah Roti Hidup (Yoh 6:35, 48, 51)
- Perjamuan dipakai untuk mengingat penebusan Kristus (Mat 26:26-28)
- Waktu mengajarkan Doa Bapa kami, permintaan pertama bukan penebusan dosa tapi makanan (Mat 6:11)
Maka, sesudah ditebus makan dan minum menjadi salah satu aspek yang dipakai untuk bisa memuliakan dan menikmati Tuhan. Itu sebabnya Paulus berkata bahwa makan dan minumpun harus dilakukan untuk memuliakan Tuhan (1 Kor 10:31)

4. Di Langit dan Bumi Yang Baru
Ada beberapa ayat di dalam kitab Wahyu yang perlu dilihat, Why 21:6 (air hidup); 22:1 (sungai kehidupan); 22:2 pohon kehidupan; 22:14 (pohon kehidupan); 22:17(air hidup).
Agak sulit untuk menafsirkan bagian-bagian ini. Tapi, kita bisa lihat ada nuansa yang menggambarkan kebutuhan dari umat yang ditebus untuk terus-menerus bergantung kepada Pencipta dan Penebus kita. Kita butuh sesuatu yang harus kita 'makan' dan 'minum' yang berasal dari Tuhan untuk hidup kita.
Kita juga bisa melihat kepada perkataan Kristus pada perjamuan terakhir di dalam Matius 26:29, Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku."



Kesimpulan.
Dari fakta-fakta di atas, maka makan itu menjadi sangat penting bukan pada makanan itu sendiri (krn Kerajaan Sorga bukan soal makanan dan minuman-Rom 14:17), tetapi kepada lambang dari makan (beberapa kali menunjuk kepada Kristus dan persekutuan dengan Kristus), dan bagaimana menikmatinya sebagai pembelajaran untuk menikmati Tuhan sampai selama-lamanya.
Makan bukan hanya menikmati berkat itu, tapi lebih tinggi lagi menikmati Sumber Berkatnya. Caranya, waktu makan jangan hanya berhenti dalam kenikmatan bagi kita, tapi berpikir ttg sumber kenikmatan yg pasti lebih nikmat. Mengutip bait ketiga dari lagunya Rhea F. Miller (1922), I'd Rather Have Jesus:
He's fairer than lilies of rarest bloom;
He's sweeter than honey from out the comb;
He's all than my hungering spirit needs.
I'd rather have Jesus and let Him lead


Maka, sebelum makan, Doa jangan hanya formalitas dan basa-basi. Bersyukur! Minta anugerah Tuhan agar kita bisa menikmati dan bersekutu dengan Dia. Pikirkanlah Sang Sumber Berkat pada saat menikmati berkatNya. Dan nikmati dalam ucapan syukur, sadar bahwa makan adalah kesempatan kita belajar bergantung, bersandar, bersekutu dan menikmati Tuhan.

0 Komentar:

Post a Comment