Ayat Hari Ini:

Friday, April 13, 2007

Pandangan Calvin tentang Allah Tritunggal

Allah Tritunggal selalu menjadi permasalahan dan kesulitan terbesar dari orang-orang percaya. Ada yang merasa mengerti, ternyata salah. Dan banyak orang akhirnya memilih untuk menerima apa adanya dan menyerah untuk mengerti lebih lanjut. Tulisan ini ingin membagikan sedikit ringkasan dari pemikiran John Calvin tentang Allah Tritunggal, yang ditulisnya di dalam Institutes of The Christian Religion Buku I, Bab XIII. Tidak semua artikelnya dibahas, hanya dipilih beberapa point yang sangat penting dan menarik.

2. THE THREE “PERSONS” IN GOD
Allah menyatakan diriNya dengan tanda khusus yang membedakan diriNya dengan ilah-ilah. Ia menyatakan diriNya Esa dengan pengertian bahwa Dia hendak direnungi dengan jelas sebagai tiga pribadi yang berbeda. Kalau tidak berpegang pada pendapat ini, maka Allah yang kita pikirkan adalah Allah yang hampa.
Para Rasul mengatakan bahwa Anak Allah adalah ‘the Father’s hypostasis’ Ibr 1:3). Kata ini tidak sama dengan essence. Karena, Esensi (hakekat) Allah tidak terbagi dan Ia mengandung semuanya dalam diriNya, tanpa pembagian tapi kesatuan yang sempurna. So, there are in God three hypostases.
Latin memakai kata ‘persona’ untuk kata yang sama, ada juga yang memakai kata subsistence, sedangkan Yunani pakai kata prosopa. Meskipun kata yang dipakai berbeda, tapi persoalannya sama.

Apakah boleh pakai istilah yang tidak terdapat dalam Alkitab?
3. Para bidat mencerca kata “pribadi” dan konsep yang didapat dari akal manusia. Tapi, jahat sekali untuk menolak kata-kata yang menjelaskan kesaksian yang ditegaskan Alkitab. Menurut para bidat, lebih baik pikiran dan kata-kata kita dalam batasan Alkitab. Sehingga, tidak menimbulkan pertengkaran dan kehilangan kasih. Kalau harus begitu, maka kita tidak boleh menafsirkan Alkitab dengan memakai kata-kata yang tidak terdapat dalam Alkitab. Tapi, kalau kata-kata yang dari luar Alkitab bisa memberikan penjelasan dari masalah dalam Alkitab yang membingungkan, maka tidak ada yang bisa melarang. Asal kata itu dipakai untuk melayani kebenaran Alkitab dengan setia dan digunakan tidak terlalu bebas dan hanya pada kesempatan yang baik.

5. Calvin menginginkan istilah Tritunggal tidak dipakai, asalkan semua orang percaya dengan teguh bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus, merupakan satu Allah; Bapa bukan Anak, Anak bukan Roh Kudus, Roh Kudus bukan Bapa, tetapi dibedakan oleh sifat-sifat khusus. Tetapi, tetap harus dipakai untuk melawan Arianism (menyangkal kesatuan Bapa, Anak, Roh Kudus) dan Sabellianism (Ketiga nama adalah sebutan yang berbeda dari satu Allah).

6. THE MEANING OF THE MOST IMPORTANT CONCEPTION
Pertama, pribadi adalah yang disebut Calvin, suatu ‘subsistence’ dalam esensi (hakekat) Allah. Meskipun berhubungan dengan lainnya, tapi berbeda karena mempunyai sifat yang tidak dapat menjadi kepunyaan yang lain. Co: Yoh 1:1. Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Kedua, ketiga subsistence waktu berelasi satu dengan yang lain, dibedakan dengan kualitasnya yang khusus. Karakter dari tiga pribadi ini berbeda.
Ketiga, apa yang menjadi tanda yang membedakan dari salah satu subsistensi tidak dapat dialihkan kepada subsistensi yang lain.

16. ONENESS
Ef 4:5 satu Tuhan, satu iman, satu baptisan dan Mat 28:19, satu nama Allah (to. o;noma tunggal).

17. THREENESS
Perbedaan yang ada harus dipertimbangankan dengan hati-hati. Seperti perkataan Gregory Nazianzus, “Saya tidak bisa memikirkan yang Esa tanpa kemuliaan ketigaNya dengan cepat mengelilingi saya; sebaliknya saya tidak bisa membedakan ketiganya tanpa langsung dibawa kembali kepada yang Esa.”
Anak beda dengan Bapa (Yoh 1:1, 14; 8:16)
Anak beda dengan Roh Kudus dan Bapa (Yoh 14:16 penolong yang lain; 15:26; Mat 3:16-17)

18. Contoh dari Kehidupan.
Bapa sumber segala sesuatu, Anak sebagai hikmat yang mengatur, Roh Kudus yang membuat kegiatan itu berhasil.

19. Relasi ketigaNya
Augustine well and clearly expresses the cause of this diversity in another place, when he speaks as follows: “Christ with respect to himself is called God; with respect to then Father, Son. Again, the Father with respect to himself is called God; with respect to the Son, Father. In so far as he is called Father with respect to the Son, he is not the Son; in so far as he is called the Son with respect to the Father, he is not the Father; in so far as he is called both Father with respect to himself, and Son with respect to himself, he is the same God.” On the Trinity.

20. Kalau kita sebut satu Allah, maka yang dimaksudkan adalah tiga pribadi. Setiap kali nama Allah disebut, maka yang dimaksudkan adalah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Tapi, kalau Anak disebut bersama dengan Bapa, maka kita berurusan dengan hubungan antara yang satu dengan yang lain.

0 Komentar:

Post a Comment