Ayat Hari Ini:

Tuesday, May 29, 2007

Apakah kalau saya sibuk maka saya melakukan kehendak Allah?

Di bulan ini saya mengalami kesibukan yang lebih dalam hal membawakan renungan dan kotbah. Bulan ini, saya berkotbah lebih dari 45 kali dalam satu bulan. Bagi sebagian orang terdengar fantastis, karena beberapa Pendeta yang sibuk mungkin cuma sekitar 20-30 kali sebulan.

Yang menjadi pergumulan dan pertanyaan saya, "Apakah kalau saya sibuk maka saya betul-betul dipakai oleh Tuhan? Apakah saya sedang melakukan kehendak Allah?"
Banyak orang pasti akan menjawab tergantung...
Pertanyaan ini muncul karena di satu gereja saya pernah melihat bahwa dipakai oleh Tuhan identik dengan banyak kotbah. Betulkah sibuk dalam pelayanan pasti identik dengan melakukan kehendak Tuhan?

21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. 22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Mat 7:21-23

Ayat-ayat ini yang sering terbayang-bayang dalam pikiranku. Meskipun ayat ini ditujukan kepada orang-orang yang tidak percaya, tetapi memanfaatkan nama Yesus dan kuasanya. Namun demikian, ayat ini juga seharusnya berbicara bahwa bukan berapa banyak aktivitas kita yang menunjukkan bahwa kita sedang dipakai ataupun sedang melakukan kehendak Allah.

Kuantitas
Kalau seseorang hanya memiliki sedikit karunia, apakah wajar kalau ia bisa melakukan banyak hal? Sebaliknya, kalau seseorang memiliki banyak karunia, apakah wajar kalau ia hanya mengerjakan sedikit? Maka masing-masing harus mengenal diri dan melihat seberapa banyak karunia, talenta, dan berkat yang sudah Tuhan anugerahkan kepada kita.

Kualitas
Selain soal kuantitas, harusnya juga ada pertanyaan mengenai kualitas. Seberapa berkualitaskah talenta dan karunia yang Tuhan anugerahkan kepada kita? Dan seberapa berkualitaskah yang dikerjakan dan dipersembahkan untuk memuliakan Allah? Sebagian orang tertarik dengan kuantitas, ada lagi yang tertarik dengan kualitas dan menjadikan alasan untuk tidak melakukan banyak hal secara kuantitas.

Banyak orang tertarik dan kagum dengan kuantitas dan kualitas yang dimiliki oleh orang-orang tertentu. Tetapi jarang orang yang bisa melihat sesungguhnya berapa banyak kapasitas yang dimiliki oleh orang-orang itu dan seberapa banyak kuantitas dan kualitas yang seharusnya dilakukan.
Apalagi untuk melihat motivasi dibalik semua kelebihan yang kelihatan. Adakah semua itu untuk menggenapkan kehendak Allah, ataukah hanya sekedar meninggikan diri, menunjukkan kelebihan2 diri yang sesungguhnya adalah anugerah Allah!?

Banyak orang yang merasa sudah sibuk melakukan pelayanan, sebenarnya mungkin jauh dari kehendak Allah. Banyak berkotbah, mungkin hanya sekedar membagikan kebenaran2 yang didapatkan, sementara diri sendiri tidak pernah diubahkan melalui firman. Semakin sibuk melakukan 'pelayanan', malahan mungkin mengorbankan banyak hal yang harus dilayani tetapi mungkin tidak dianggap sepenting pelayanan utama yang dilakukan, misalnya berkotbah. Apakah betul semua kesibukan itu sedang menggenapkan kehendak Allah?

Maka, jangan-jangan orang yang sedang berlibur dan tidak bekerja sama sekali, mungkin lebih memuliakan Tuhan dibandingkan dengan orang-orang yang bekerja keras dalam pelayanan (yang biasanya menganggap dirinya lebih baik dibandingkan dengan orang-orang yang kelihatannya kurang melayani, kurang dipanggil dalam mengajar, berkotbah, memberitakan Injil, dan pelayanan-pelayanan yang lain).

Semoga yang mendapatkan kesempatan, karunia yang banyak, atau mendapatkan kuantitas dan kualitas lebih banyak dari orang lain tidak pernah menganggap diri lebih baik dari orang-orang lain. Karena semuanya anugerah, dan masing-masing ada tanggung jawab yang berbeda kepada Tuhan dan semuanya harus menggenapkan apa yang menjadi kehendak Allah. Semoga kemuliaan Allah yang terus bersinar, baik di dalam waktu-waktu sibuk maupun waktu-waktu luang.

0 Komentar:

Post a Comment