Dari dulu pengen sekali jadi backpacker. Tentu saja backpacker versi sendiri, bermodalkan uang seadanya, punya map, lalu jalan2 ke beberapa kota dengan iman kepada Tuhan:)
Rencana awalnya pengen pergi ke negara-negara yang lebih dekat dulu dan tidak butuh visa, misalnya beberapa negara di Asia Tenggara. Soalnya kalau harus ngurus visa segala, dijamin saya pasti ditolak, karena dianggap ga ada kerjaan (pengalaman dengan US Embassy).
Ternyata, kesempatan awal justru di dapat dari Australia. Diundang pelayanan oleh Indonesian Christian Church, Melbourne. Jadinya, bisa dapat business visa. Anehnya dikasih yang multiple travel dan permitted to remain in Australia for 3 months from date of each arrival. Begitulah kira2 tulisan yang tertulis di visanya, berbeda dengan perjalanan yang dulu, cuma dapat single travel dan 1 bulan. Masalahnya, sudah terlanjur terima pelayanan kotbah di beberapa tempat di Indonesia. Jadinya, saya cuma punya 5 hari untuk jalan2 sesudah waktu2 pelayanan, itupun harus dikurangin 2 hari ke Brisbane bertemu dengan kakak saya dan keluarganya. Jadi yang tersisa adalah 3 hari. Jadwal2 kotbah di Indonesia tidak bisa diundur, minta ganti orang atau dibatalin. Tiga haripun lumayan untuk jadi backpacker.
Persiapan Hati
Kedengarannya seperti mau pelayanan, perlu persiapan hati. Apakah waktu saya traveling hanya untuk memuaskan keingintahuan, ataukah bisa memuliakan dan menikmati Allah? Maka, saya memulai dengan dua ayat yang berasal dari Mazmur favorit, Mazmur 23.
4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku, gadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku
Mazmur 23:1,4
Agak maksa, tapi dua ayat ini menguatkan dan menghibur. Selama ada penyertaan Tuhan, maka tidak perlu kuatir dengan my Inlish (Indonesian English), perjalanan malam dengan bus, dan berbagai kejutan yang akan ditemui, termasuk kemungkinan kecelakaan, musibah, dll.
Rencana Perjalanan
Waktu yang sangat singkat yang hanya 3 hari, membuat waktu yang ada harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Karena 31 Maret-2 April saya harus ada di Brisbane, dengan asumsi akan diantar jalan2 oleh kakak saya selama 3 hari dan 2 malam di sana; serta pesawat pulang ke Jakarta pada tanggal 4 April 2008, jam 11.55 dari Melbourne; maka saya harus melakukan perjalanan yang dimulai dari Brisbane menuju Sydney, lewat Canberra dan kembali ke Melbourne.
Pertanyaan selanjutnya, naik apa dan menginap di mana.. Kalau naik pesawat lagi, ga seru, dan malas ke airport terus. Tanggal 29 Maret sudah ke Sydney, 30 Maret kembali ke Melbourne, 31 Maret dari Melb ke Gold Coast. Bisa habis waktunya di dan ke airport.
Jadi, tinggal dua pilihan: bus or train?. Sesudah browsing, khususnya membaca BUG Australia dan WikiTravel, maka saya ambil keputusan untuk naik Greyhound Bus.Yang menjadi pertimbangan: waktu, kota2 yang dikunjungi, dan harga.
Untuk rute Brisbane ke Sydney:
Premiere Bus PM15 15:30-06:35 A$ 89.0
Greyhound GX422 16:30-09:25 A$ 129.0
CountryLink (Train) 14:10-07:08 A$ 91.18
Meskipun Greyhound lebih mahal dan lebih lama, tapi karena kota2 yang akan dikunjunginya lebih baik, maka saya plih Greyhound Bus. Lebih mahal $40 (Rp. 350.000 !!!), tapi mungkin bisa lebih puas karena bus ini akan dijadikan hotel berjalan. Sengaja memilih night bus, jadi tidak perlu nginap di hotel di Sydney. Lebih murah dan bisa pakai waktu lebih banyak.
Selain itu, persiapan untuk menyesuaikan diri dengan cuaca yang ada. Hasil pengecekan di Weather Channel: Brisbane 16-28 derajat C partly cloudy; besoknya di Sydney 16-21 Sunny (asyik, jadi jalan2 seharian di Sydney ga akan terganggu); hari Jumat di Melb 9-19 partly cloudy (dingin nih, it's OK karena akan langsung ke Airport). Di bus, dingin apa ga? Ada yang bilang, biasanya dingin banget.
Tapi, tetap ada yang lupa dipersiapkan, map Australia. Selama di Indonesia hanya sibuk mendownload map Melbourne CBD karena akan tinggal 3 minggu, terus Brisbane CBD karena rencana 3 hari ke Brisbane. Ternyata kedua map itu tidak dipakai, karena tinggalnya di suburb dan kemana-mana selalu diantar dengan mobil. Tapi, map Australia untuk traveling tidak disiapin sama sekali. Baru sadar, setelah masuk ke dalam bus karena lihat 3 orang Jerman sibuk dengan mapnya!!!
Apa yang terjadi kalau tersesat di jalan, atau ketinggalan bus di salah satu kota???
Tuhan adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku.. Hanya itu yang ada dipikiranku..
Perjalanan dari Brisbane ke Sydney bisa dibaca di Backpacker (2): BNE-SYD.
0 Komentar:
Post a Comment