Brisbane, April 2, 2008.
Habis jemput anak2 kakak di sekolahan mereka, saya diantar mereka ke City. Tepatnya di Brisbane Transit Centre, Coach Terminal, Roma St. Perpisahan, masih sempat menjelaskan bedanya good bye dan see you kepada 2 keponakan, sesudah itu seperti biasa peluk2an, berharap akan ketemu lagi dan perjalanan harus segera dimulai. Waktu cek handphone, Simpatiku habis pulsa. Jadi kalau ada apa2 ga bisa nelpon. Uang ada beberapa ribu dollar Australia, terlalu banyak untuk dibawa traveling. Tapi, tidak ada pilihan harus dibawa.
Busnya berangkat jam 16:30 (Brisbane tidak berlaku Daylight Saving), sementara saya sudah ada di situ jam 3-an. Jalan2 dulu lihat situasi sambil cari counter greyhound. Ketemu counternya, ada di Level 3. Di dekatnya ada internet kiosk yang bisa bayar pake coin $1-$2. Kalau tidak salah, $2 cuma 10 atau 20 menit. Mahal banget dibandingkan warnet di Indonesia, 4 ribu/jam (50 cents/hour).
Lumayan banyak kota-kota yang akan dilewati dan akan berhenti. Saya tertarik untuk melihat Gold Coast saat Sunset (pernah dua kali ke Gold Coast waktu pagi dan siang, sekarang ada kesempatan lihat sunset), terus pengen lihat Byron Bay, Coffs Harbour dan Newcastle.
Queensland
Berangkat dari Brisbane on time. Dalam bus ada pengatur suhu, dan biasanya dijaga antara 22-25 derajat Celcius. Jadinya tidak terlalu dingin dan terlalu panas juga. Sangat cocok buat orang Indonesia. Busnya biasa saja, mungkin beberapa bus executive baru antar provinsi di Jawa lebih bagus:) Kapasitas penumpangnya 52 orang, tapi hanya keisi 29 orang. Asyik, jadinya bisa duduk sendirian dan punya dua kursi utk tempat tidur.
Pemberhentian pertama adalah Southport di Gold Coast. Karena jam pulang kerja, maka Gold Coast agak tersendat khususnya di dekat lampu lalu lintas. Bagus dong, jadi banyak kesempatan melihat-lihat pemandangan di waktu senja. Sesudah itu berhenti lagi di Surfers Paradise.
Perjalanan di sepanjang pantai berlanjut sampai ke Coolangatta. Semua kota-kota ini mengandalkan keindahan pantainya, sekaligus tempat untuk surfing. Sayang sekali impian untuk bisa melihat sunset di Gold Coast tidak terkabul. Gold Coast adalah tempat untuk main2, tapi tetap lebih mengasyikkan menikmati gratis semua ciptaan Tuhan dibandingkan dengan membayar dan masuk ke tempat2 bermain buatan manusia. Dari Coolangatta melewati Twee Heads, tidak ada kenangan2 yang tertinggal dalam otak saya, kecuali nama kotanya.
New South Wales
Tiba di Byron Bay jam 8-an. Lebih rame dibandingkan kota-kota yang lain. Banyak turis dan banyak orang baru pulang dari pesta pantai (dugaan saya) karena hampir semuanya jalan ga pake sepatu, remaja2 Austalia lagi menikmati hidup. Pemberhentian selanjutnya di Ballina, setengah jam lebih untuk makan. Sudah jam 10 malam, tapi hampir semua penumpang tetap makan, beberapa memilih tidur. Sesudah makan dan karena pemandangan jadi membosankan, banyak yang tidur.
Ketika melewati Freeway (istilah di Queensland: Motorway), dengan pemandangan semak-semak, maka otomatis mata saya melihat ke langit. Sepertinya semua rasi bintang kelihatan. Mencoba mengingat semua rasi bintang yang dipelajari, tapi yang teringat justru ayat Alkitab:)
Mazmur 8:4-5
Jadi merenung dan memikirkan keagungan dan keajaiban Tuhan, sambil memikirkan kehinaan manusia yang tidak ada apa-apanya di dalam alam semesta ini, tapi seringkali terlalu sombong dengan semua anugerah Tuhan. Perjalanan ini membuat saya merenungkan segala anugerah Tuhan dan kesombongan pribadi. Lumayan juga untuk retreat pribadi. Hampir semua penumpang bus sudah ketiduran. This is my quiet time. Sesudah itu karena capek ikut ketiduran. Sayang sekali, kelewatan tiga kota: Grafton South, Woolgoolga dan Coffs Harbour. Bangunnya di Urunga karena berhenti agak lama, melanjutkan perenungan lagi sampai tertidur lagi. Bangun lagi di Taree, jam 4-an. Lama berhenti karena bus isi bahan bakarnya. Yang bisa diingat selanjutnya hanya dua kota: Karuah dan Newcastle. Busnya masuk dan berputar di dalam city dan berhenti di bus terminal. Bangunan dan pantai di Newcastle bagus juga. Lumayan, bangun pagi-pagi sudah melihat pemandangan indah dan menarik. Selanjutnya berusaha untuk membuka mata terus untuk melihat pemandangan di perjalanan sampai ke Sydney dengan ucapan syukur.
Puas banget, sekalipun harus membayar $129. Karena bukan hanya bisa melihat pemandangan yang baru dan berbeda, tapi juga ada pengalaman bergantung kepada Tuhan di dalam ketidakberdayaan dan menyadari kekurangan dan keterbatasan diri serta keagungan dari Tuhan yang mencipta segala sesuatu dan terus memelihara keindahan ciptaanNya sampai saat ini, sekalipun manusia sudah berdosa. Thank You LORD.
Lihat juga:
Backpacker: BNE-SYD-MEL (1)
0 Komentar:
Post a Comment