Ayat Hari Ini:

Tuesday, December 16, 2008

Natal Yohanes Pembaptis atau Yesus?

Natal untuk memperingati kelahiran Tuhan Yesus biasanya menjadi suatu perayaan yang penuh kemeriahan. Di seluruh bagian dunia yang merayakan Natal biasanya akan berlangsung meriah. Mungkin krisis global akan mengurangi sedikit kemeriahannya, tapi tetap saja kemeriahan tidak bisa dilepaskan dari Natal. Hari kelahiran soalnya.

Betulkah kemeriahan Natal saat ini seperti Natal pertama yang di Betlehem? Jangan2 selama ini Natal yang terjadi di pegunungan Yehuda yang diikuti..

57 Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan iapun melahirkan seorang anak laki-laki. 58 Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.59 Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya,
Luk 1:57-59

Persamaan dan Perbedaan
Maksudnya Natal di pegunungan Yehuda adalah kelahiran Yohanes Pembaptis. Ada perbedaan signifikan antara kelahiran Yohanes dengan Yesus, meskipun ada juga beberapa persamaan.
Kelahiran mereka sama-sama dimulai oleh pemberitahuan dari Malaikat Gabriel, dan sama2 terjadi peristiwa yang luar biasa, meskipun yang terjadi pada Maria lebih tidak mungkin dan hanya terjadi sekali.

Perbedaan utamanya adalah yang ikut merayakan kelahiran mereka. Yohanes dikunjungi oleh tetangga2 dan saudara2 dan mereka ikut bersukacita bersama-sama. Tuhan Yesus dirayakan oleh para malaikat di padang dan yang membuat para gembala datang ke Betlehem dan memuji Allah sedangkan orang2 yang diceritakan peristiwa malaikat dan kelahiran Yesus hanya terheran-heran. Apa karena bukan di Nazaret, jadi tidak ada tetangga dan saudara? Ataukah ada alasan lain kenapa kelahiran Yesus tidak semeriah Yohanes Pembaptis?

Begitu juga pada waktu hari kedelapan harus disunat dan diberi nama, Yohanes banyak dikunjungi orang, sedangkan Yesus hanya bertemu Simeon dan Hana yang bernubuat dan memuji Allah.

Kemeriahan = Sukacita?
Kelahiran Tuhan Yesus seharusnya memberikan sukacita yang besar kepada dunia, tetapi kelahirannya tidak ada yang merayakan dan bersukacita hanya para malaikat. Padahal sukacita itu bagi dunia.

Jangan-jangan ada yang salah dengan sukacita yang diharapkan, karena banyak orang bersukacita pada saat kelahiran Yohanes Pembaptis karena melihat rahmat-Nya yang besar. Sukacita karena apa? Sesuai dengan nama Yohanes, Tuhan itu baik. Jadi, sukacitanya karena kebaikan Tuhan. Bagaimana kalau Tuhan kelihatan tidak baik???

Sedangkan sukacita kelahiran Yesus, dasarnya bukan hanya kebaikan Tuhan. Memang Tuhan baik karena mau datang menyelamatkan umat-Nya, tapi sukacita karena ada pembebasan dari dosa dan Tuhan datang sebagai Raja untuk memerintah umat-Nya yang tanpa gembala dan tidak menentu hidupnya.

Itu sebabnya Natal sekarang ini bukan dirayakan seperti kemeriahan ulang tahun yang merupakan praktek dari orang yang tidak mengenal Allah; tapi Natal dirayakan dengan sukacita karena penebus yang dijanjikan datang, dan penuh kekaguman atas karya Allah yang luar biasa.

Dunia selama ini hanya memanfaatkan Natal dengan segala kemeriahannya untuk mendapatkan keuntungan. Gerejapun tidak ketinggalan dengan berbagai perayaannya yang meriah dan menguras pikiran, waktu, tenaga dan uang. Semuanya ingin menawarkan makna Natal yang sejati. Pertanyaannya, betulkah ada makna Natal yang sejati dalam perayaan2 itu?

Natal dan Kesaksian
Natal sekarang ini seharusnya bukan diisi seperti kemeriahan didalam Natal (baca kelahiran)Yohanes Pembaptis, tetapi diisi dengan kesaksian tentang Kristus seperti yang dilakukan oleh para malaikat (Luk 2:9-14), gembala2 yang menceritakan tentang Yesus (Luk 2:17-18), begitu juga yang dilakukan oleh Simeon dan Hana yang memuliakan Allah dan menyaksikan Yesus (Luk 2:35-38).

Natal juga bukan hanya menyaksikan kebaikan Tuhan kepada manusia; ini hanya pendahuluan, sama seperti Yohanes Pembaptis yang mendahului Yesus Kristus. Natal yang sesungguhnya menyaksikan Tuhan yang menyelamatkan. Itu sebanya tidak perlu kemeriahan dan perayaan-perayaan palsu (atau KKR?) yang ditawarkan oleh gereja2 dan persekutuan2 demi untuk mendapatkan jemaat yang lebih banyak ataupun persembahan yang lebih banyak meskipun dimulut berbicara agar lebih banyak orang yang mendengarkan Injil!?

Jika betul-betul mau merayakan Natal Yesus Kristus maka setiap hari (bukan hanya pada saat perayaan ataupun KKR) Yesus Kristus disaksikan kepada dunia. Lebih dari 90% yang datang ke perayaan Natal atau KKR adalah orang Kristen, tapi lebih dari 70% orang yang kita temui sehari2 adalah bukan orang yang percaya kepada Kristus (persen2an ini hanya perkiraan). Adakah Ia disaksikan dalam hidup kita sehari2? Adakah Natal Yesus Kristus diingat dan dirayakan?
Jika betul Kristus disaksikan, maka kita akan melihat sukacita Natal yang sejati ketika umat Tuhan kembali kepada-Nya dan tunduk kepada Sang Raja... Semoga kita bisa melihat sukacita sejati yang ada di Betlehem waktu itu...

0 Komentar:

Post a Comment