Ayat Hari Ini:

Showing posts with label Nuh. Show all posts
Showing posts with label Nuh. Show all posts

Tuesday, February 16, 2010

Nuh (5): Kristus dan Nuh

Ketika mempelajari tokoh-tokoh Perjanjian Lama, sebagian besar orang yang mempelajari hanya terkagum-kagum dengan tokoh-tokoh yang dianggap luar biasa. Padahal mereka hanyalah manusia biasa, sekalipun mereka adalah nabi-nabi dengan berbagai macam karunia yang luar biasa dari Tuhan.
Tokoh-tokoh dalam Perjanjian Lama ini sebenarnya sedang menyatakan dan menggambarkan tentang Yesus Kristus. Bagaimana dengan Nuh? Bisakah kita melihat Yesus Kristus dan karya-Nya melalui Nuh?

Air Bah dan Baptisan

20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. 21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah oleh kebangkitan Yesus Kristus,
1 Petrus 3:20-21

Rasul Petrus ketika membicarakan tentang Yesus Kristus yang menderita, mati dan bangkit, menghubungkannya dengan peristiwa air bah di zaman Nuh, sekaligus berbicara tentang baptisan dan keselamatan. Apa hubungannya?
1. Nuh dan keluarganya selamat dari kematian melalui air bah; sementara orang percaya diselamatkan melalui kematian dan kebangkitan Kristus, yang kiasannya adalah baptisan. Sama-sama masuk dalam air, tetapi tidak mati; justru mendapatkan kehidupan. Bedanya, Nuh dan keluarganya hanya mendapatkan keselamatan sementara; sementara orang percaya di dalam Kristus mendapatkan keselamatan kekal.
2. Air bah memberikan hidup baru kepada Nuh dan keluarganya. Orang-orang yang berdosa mati dalam keberdosaannya. Sementara di dalam Kristus, mendapatkan hidup yang baru dan bebas dari dosa, sekalipun bumi dan orang-orang yang berada di bumi tetap berdosa.

Ketaatan Satu Orang
9 Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
Kejadan 6:9

19 Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.
Roma 5:19

Nuh juga memiliki kesamaan dengan Yesus Kristus dalam hal ketaatan. Ketaatan Nuh di dalam kasih karunia Allah membuat keluarganya ikut diselamatkan dan tidak mati bersama-sama orang2 berdosa lainnya dalam air bah. Hanya Nuh yang disebutkan sebagai orang benar, isteri dan anak-anaknya tidak disebutkan seperti Nuh. Karena Nuh, keluarganya ikut mendapatkan kasih karunia dari Allah.

Ketaatan Nuh melambangkan ketaatan Kristus. Karena ketaatan Yesus Kristus, semua umat-Nya diselamatkan dari kematian kekal dan menjadi orang benar (Roma 5:19). Tidak ada manusia yang bisa taat kepada Allah, itu sebabnya kita dibenarkan bukan karena kita taat, tetapi karena Kristus yang taat.

Perbedaan antara ketaatan Nuh dan ketaatan Kristus:
1. Ketaatan Nuh hanya membawa kepada keselamatan yang sementara di bumi ini. Tapi, ketaatan Yesus Kristus membawa kepada hidup yang kekal.
2. Ketaaatan Nuh tidak membuat keluarganya menjadi orang benar, karena anak Nuh berdosa. Ketaatan Kristus membuat umat-Nya menjadi orang benar.

Memuji Kristus melalui Nuh
Dari kehidupan Nuh kita bisa melihat bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Nuh hanyalah seorang manusia yang dapat anugerah Allah dengan kehidupan yang luar biasa. Memang banyak hal yang bisa dipelajari dari Nuh, tapi kita juga harus bisa melihat keterbatasan dan keberdosaan Nuh.

Hanya Yesus Kristus yang sempurna dalam segala hal dan juga tidak berdosa. Yang tidak bisa sempurna pada Nuh, disempurnakan dalam Yesus Kristus. Yang terbatas dan sementara, di dalam Kristus menjadi tidak terbatas dan kekal.
Maka, mari kita memuji Yesus Kristus ketika melihat anugerah Tuhan dalam kehidupan Nuh.

Thursday, January 21, 2010

Nuh (4): Ini Baru Tahun Baru

Terlalu banyak orang yang berharap ada peruntungan ataupun perubahan nasib di dalam tahun yang baru. Karena tahun baru selalu diidentikkan dengan kesempatan baru dan tentu saja ada kemungkinan peruntungan yang baru. Tapi, biasanya harapan hanya tinggal harapan. Karena tahun yang baru tidak membuat bumi menjadi baru dan segala sesuatu menjadi baru. Yang ada hanyalah semangat menggebu-gebu yang kemudian dengan berjalannya hari dan kesulitan yang dihadapi akan membuat semangat itu luntur dan menjadi dingin. Betulkah tahun baru memang bisa memberikan harapan baru?

13 Dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudahlah kering air itu dari atas bumi; kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat; ternyatalah muka bumi sudah mulai kering.
18 Lalu keluarlah Nuh bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya.
Kejadian 8:13,18


Tahun Baru di Bahtera
Hanya Nuh dan keluarganya yang pernah mengalami tahun baru dimana semuanya baru. Sesudah hampir satu tahun melihat air bah yang menggenangi bumi, maka di tahun baru (bulan pertama, tanggal satu bulan itu - Kej 8:13) Nuh mendapatkan kesempatan untuk melihat sesuatu yang baru di tahun yang baru. Air bah yang menggenangi seluruh bumi sudah kering.

Beda dengan manusia yang hidup di zaman sekarang. Setiap kali orang merayakan tahun baru, sebenarnya tidak ada yang baru. Yang ada, hanyalah bumi yang lama dengan orang-orang yang lama, tidak ada perubahan sedikitpun, kecuali sedikit manipulasi di sana-sini biar terasa ada suasana dan perasaan baru.

Apa yang dialami oleh Nuh pada waktu itu jauh sekali berbeda dengan pengalaman memasuki tahun baru sekarang ini. Ada harapan baru dan banyak hal yang baru yang disediakan Tuhan bagi Nuh dan keluarganya. Apa saja yang baru yang didapatkan oleh Nuh?

Apanya yang Baru?
Tentu saja yang dirubah pertama kali oleh Tuhan adalah bumi. Dengan air bah, Tuhan sudah membinasakan manusia, tumbuh2an dan binatang2 yang ada. Bumi sih tetap bumi yang sama, tapi sudah ada perubahan dan perombakan sekaligus pembersihan yang dilakukan oleh Tuhan.
Bumi yang baru itu tidak berisi lagi manusia2 yang jahat dengan segala kejahatannya. Nuh dan keluarganya mendapatkan kesempatan untuk memulai hidup yang baru, tanpa ada manusia yang lain lagi. Ini benar2 baru di tahun yang baru.

Nuh mendapatkan perjanjian yang baru dengan Tuhan (Kej 9). Sekalipun mirip dengan perjanjian Tuhan dengan Adam, tapi ada pembaruan dan jaminan yang baru kepada Nuh. Hidup yang baru dan kesempatan yang baru, kalau tidak ada jaminan dan ikatan perjanjian dengan Tuhan, apa gunanya?

Nuh juga mendapat pekerjaan baru, dengan menjadi orang pertama yang membuat kebun anggur (Kej 9:20). Lengkap sudah yang dimiliki oleh Nuh. Selain mendapatkan kesempatan untuk hidup baru tanpa manusia-manusia yang jahat, Nuh mendapatkan jaminan dan perjanjian dengan Tuhan, ditambah dengan Nuh dapat pekerjaan baru.
Pasti Nuh akan sangat bersyukur dengan segalah berkat, kesempatan dan semua yang baru yang Tuhan sediakan baginya. Bagaimana Nuh memakai semua kesempatan dan berkat yang baru itu?

Akibat dari pemberian yang Baru!?
Kejadian 9:18-27 menceritakan kegagalan Nuh karena mabuk berkat. Nuh mabuk oleh anggur hasil kebunnya dan telanjang. Karena perbuatan Nuh ini membuat Ham anaknya berdosa dan dikutuk oleh Nuh. Ternyata tahun yang baru dengan kesempatan, berkat dan pekerjaan yang baru tidak membuat hidup Nuh pasti menjadi jauh lebih baik.

Berkat2 yang baru dan berkelimpahan justru membuat manusia sering lupa diri karena mabuk berkat. Tanpa pembaharuan dalam diri kita manusia, maka percuma dengan adanya tahun baru, kesempatan baru dan berkat-berkat yang baru, karena hanya akan dipakai dengan cara-cara lama, kejahatan yang lama dan dosa-dosa lama.

Hanya dengan menjadi cipataan baru di dalam Kristus yang berdampak dengan pembaharuan hidup setiap hari yang membuat tahun-tahun yang makin tua, bumi yang makin tua dan termasuk semua kesempatan yang Tuhan berikan itu terasa dan terlihat baru. Sekalipun keadaan, permaslahan dan bumi yang ada tetap sama.

"Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habis rahmat-Nya,
selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"

Monday, December 21, 2009

Nuh (3): Natal di Bahtera

Natal yang dimaksud di sini bukan kelahiran Tuhan Yesus. Karena Tuhan Yesus hanya lahir sekali menjadi manusia di Betlehem, dan bukan di bahtera Nuh. Jadi kelahiran seperti apa yang terjadi di bahtera Nuh? Siapa yang lahir di sana? Atau mungkin lebih tepat, apa yang lahir? Adakah perayaan natal (kelahiran) di sana?

11 Pada waktu umur Nuh enam ratus tahun, pada bulan yang kedua, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, pada hari itulah terbelah segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit.
Kejadian 7:11
13 Dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudahlah kering air itu dari atas bumi; kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat; ternyatalah muka bumi sudah mulai kering. 14 Dalam bulan kedua, pada hari yang kedua puluh tujuh bulan itu, bumi telah kering.
Kejadian 8:13-14


Kalau kita memperhatikan umur Nuh dan tanggal yang disebutkan oleh Alkitab dimulai dengan Nuh masuk ke dalam bahtera sampai surutnya air dari bumi, maka kita bisa menyimpulkan bahwa Nuh berada di dalam bahtera kurang lebih satu tahun. Pasti banyak hal yang terjadi dalam satu tahun di dalam bahtera. Alkitab memang tidak menceritakan apa-apa. Tapi, ada hal-hal yang bisa kita tafsirkan dari data-data yang diberikan Alkitab.

Di dalam satu tahun itu pasti terjadi beberapa kelahiran dari binatang-binatang yang masuk dalam bahtera. Alasannya, selain ada beberapa binatang yang bisa cepat untuk reproduksi, dalam Kej 8:20 beberapa dari binatang itu ada yang dipersembahkan sebagai korban. Kalau tidak ada yang dilahirkan dalam bahtera, maka binatang-binatang yang yang tidak haram yang dikorbankan itu sudah punah (atau sisa yang betina yang kemudian hari akan punah), karena mereka hanya sepasang2 dan yang dipersembahkan biasanya yang jantan.

Kelahiran binatang peliharaan di zaman dulu biasanya memberikan sukacita yang besar bagi pemiliknya. Entah merasa punya anggota keluarga baru (?) ataupun merasa mendapatkan tambahan harta yang bisa dijual atau diberdayakan. Bagaimana dengan kelahiran binatang2 yang dibawa Nuh di dalam bahtera? Harusnya juga memberikan kegembiraan bagi Nuh dan keluarganya yang berada dalam kengerian karena melihat air bah dan kematian massal, serta mungkin juga kegembiraan karena selamat dari kematian massal itu.
Kelahiran seharusnya membuat Nuh dan keluarganya melihat dan merenungkan soal kesempatan baru yang diberikan. Ditengah kematian massal seluruh bumi, masih ada harapan dengan adanya kelahiran.

Kelahiran Yesus Kristus ke dunia mempunyai kemiripan dengan keadaan yang terjadi di zaman Nuh. Israel dan Palestina di zaman Tuhan Yesus habis mengalami pembantaian karena perang yang dipimpin oleh Dinasti Hasmonean. Pemberontakan-pemberontakan yang masih terjadi terhadap pemerintah Romawi membuat ada banyak orang yang disalibkan. Di tengah keadaan yang sulit dan cerita-cerita kematian, lahirlah Sang Juruselamat.
Bedanya dengan kelahiran binatang di bahtera Nuh, kelahiran Tuhan Yesus (yang justru di kandang binatang) tidak ada yang menyambut dan merayakannya. Kecuali Yusuf dan Maria serta gembala-gembala (itupun karena diberi tahu oleh Malaikat) dan 2 tahun kemudian orang Majus.

Kalau kelahiran binatang sudah membuat manusia disekitarnya bersukacita, apalagi dengan kelahiran manusia. Padahal kelahiran binatang dan manusia pada umumnya di dunia hanya akan menambah kesulitan dan penderitaan bagi sesama manusia.

Bagaimana dengan kelahiran Anak Manusia yang justru datang untuk melayani dan menjadi tebusan bagi banyak orang? Samakah sukacita yang dirasakan oleh orang-orang yang mengenal-Nya waktu berhadapan dengan kelahiran-Nya? Bagaimanakah seharusnya orang-orang percaya menyambut-Nya?
Apakah hanya dengan perayaan-perayaan yang sebenarnya hanya untuk menghibur manusia yang mengikuti perayaan itu dan sedikit sekali menyatakan kemuliaan Allah?
Semoga kemuliaan Allah selalu terpancar di dalam Ibadah Natal meski yang terlihat oleh manusia sepertinya hanya kehinaan Anak Manusia yang lahir di kandang hina di Betlehem. Selamat Natal..

Friday, December 11, 2009

Nuh (1): Orang Benar!

Indonesia sekarang ini sedang dalam pergumulan untuk mencari orang-orang benar dalam pemerintahan. Aparat dan penegak hukum sudah terlanjur mendapatkan cap 'tidak benar'; begitu juga dengan pemerintah. Masyarakat sudah terlalu muak dengan korupsi dan 'ketidakadilan' yang terjadi di Indonesia.
Sulit sekali untuk mencari orang benar dalam seluruh aspek hidupnya. Karena orang bisa benar dalam satu atau dua aspek hidupnya, tapi tidak dalam keseluruhan hidupnya. Mungkinkah masih ada orang benar di tengah dunia yang berdosa ini?

7 Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." 8 Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN. 9 Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
Kejadian 6:7-9


Kejadian 6 menggambarkan keadaan bumi yang sudah terlalu berdosa dan kesedihan dan kemarahan Tuhan yang begitu besar, yang membuat Tuhan memutuskan untuk menghapuskan manusia dan binatang dari muka bumi.

Tapi, di ayat 8 dikatakan bahwa Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Dari ayat ini, kita bisa mengerti bahwa Tuhanlah yang menganugerahkan dan mempertahankan orang benar di bumi. Sebagian orang salah melihat, mereka berpikir orang harus hidup benar baru kemudian Tuhan akan memperhatikan mereka. Dalam kasus Nuh ternyata berbeda. Tuhan memberikan kasih karunia kepadanya, baru kemudian cerita tentang Nuh sebagai orang benar dimulai. Tanpa anugerah Tuhan, tidak akan pernah ada orang benar di bumi ini. Manusia terlalu jahat dan segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata (Kej 6:5)

Orang Benar
Nuh disebutkan sebagai orang benar (tsaddiyq). Kata benar ini dalam bahasa aslinya mengacu kepada standar etika dan moral. Tuhan memberikan anugerah kepada Nuh untuk memiliki standar etika dan moral yang berpusat kepada-Nya, berbeda dengan manusia lain di bumi waktu itu yang hanya mempergunakan standar berdasarkan nafsu dan kepentingan bersama. Itu sebabnya Nuh benar di mata Tuhan, sekalipun bagi orang-orang sezamannya, Nuh pasti dibenci dan dianggap aneh. Hari gini lo, ko standarnya beda?

Ketika standar moral hanya berpusat kepada manusia dan untuk kepentingan manusia yang semuanya berdosa, maka jangan berharap akan ada keadilan dan kebenaran sepanjang masa di bumi ini. Standar itu bisa kelihatan benar bagi suatu kelompok di waktu tertentu, tapi bisa menjadi salah di waktu yang berbeda dan untuk orang yang berbeda.

Kebenaran dan keadilan yang sejati hanya bersumber dan berpusat kepada Tuhan. karena Ia-lah yang menganugerahkan keadilan dan kebenaran serta orang2 benar itu sendiri. Maka, kita hanya bisa meminta Tuhan bukakan lagi lebih banyak kebenaran dan keadilan yang berdasarkan firman-Nya dan menganugerahkan lebih banyak orang benar yang mau hidup berdasarkan firman-Nya.

Tidak Bercela
Nuh ternyata bukan hanya diberikan konsep dan standar yang benar, tapi juga diberi anugerah untuk hidup sesuai dengan konsep yang dianugerahkan kepadanya. Kata tidak bercela,dalam bahasa aslinya, tamim, bisa berarti integritas dan bahkan bisa berarti sempurna. Maksudnya, standar etika dan moral yang dimiliki itu dilakukan dan dihidupi dalam seluruh aspek hidupnya.

Hidup berintegritas tentu saja lebih sulit dibandingkan dengan hanya memiliki konsep kebenaran dan keadilan. Hidup seperti ini tidak bisa didapatkan hanya dalam satu-dua tahun melalui pendidikan. Hidup berintegritas didapat selain dari anugerah Allah, butuh tanggung jawab manusia hari demi hari untuk mencocokan hidupnya dengan kebenaran2 firman.
Tidak mungkin orang bisa hidup berintegritas, kalau tidak ada kebenaran firman yang mengubahnya konsepnya tiap hari dan kalau tidak ada pergumulan setiap hari melakukan kebenaran firman.

Bergaul dengan Allah
Nuh bisa menjadi orang benar dan tidak bercela, karena selain mendapatkan kasih karunia Allah, ia ternyata bergaul dengan dengan Allah. Dari sisi tanggung jawab manusia, Nuh tidak hanya menikmati anugerah yang Tuhan berikan kepadanya dan terus berharap Tuhan yang akan menolong dan menguatkannya. Nuh ternyata memanfaatkan kasih karunia yang diberikan kepadanya dengan hidup bergaul dengan Allah. Tanpa hidup bergaul dengan Allah, Nuh mendapatkan kesulitan yang sangat besar dizamannya. Karena hidup sehari-harinya hanya melihat kejahatan dan ketidakadilan yang sudah menjadi budaya dan kebiasaan waktu itu.

Hanya bergaul dengan Allah yang membuat Nuh tetap bisa fokus melihat kebenaran dan keadilan yang sejati. Hanya bergaul dengan Allah juga yang membuat Nuh dimampukan untuk hidup berintegritas dan memanfaatkan semua kasih karunia yang disediakan Tuhan baginya.

Orang percaya mendapatkan anugerah untuk menjadi orang benar dan tidak bercela. Karena pilihan ini sudah ditetapkan sebelum dunia dijadikan. Orang percaya juga mendapatkan anugerah untuk bisa beribadah dan bergantung setiap saat kepada Tuhan. Adakah kita mempergunakan setiap kesempatan dan anugerah itu? Hidup sebagai orang benar dan berintegritas dan bergaul dengan Allah. Apakah orang-orang disekitar kita bisa melihat bahwa kita berbeda, karena kita orang benar, hidup berintegritas dan bergaul dengan Allah?