Ayat Hari Ini:

Tuesday, October 14, 2008

Resesi? Berbeban Berat?

Satu minggu terakhir ini televisi, koran dan tulisan-tulisan di Internet penuh dengan perbincangan dan analisis tentang resesi global. Sekalipun pemerintah Indonesia, khususnya Presiden berkali-kali mengajak bangsa Indonesia untuk tenang dan memberikan jaminan, tapi justru banyak orang makin tidak tenang.

Tentu saja! Kalau memang tidak berbahaya keadaannya, mana mungkin berkali-kali muncul di televisi untuk mengajak tenang dan rasional. Ini bukan cuma masalah Indonesia, tapi masalah seluruh dunia. Mungkinkah bisa tetap tenang dalam keadaan seperti ini?

28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Matius 11:28-30


Ini Solusinya!
Mengapa banyak orang tiba-tiba menjadi ketakutan, letih lesu dan berbeban berat dalam keadaan seperti ini? Dan anehnya yang paling takut adalah orang-orang yang memiliki banyak kekayaan. Karena ancamannya justru mereka akan kehilangan sebagian kekayaannya dengan cepat. Hanya sebagian kekayaannya yang bisa dijamin pemerintah, apalagi kalau disimpannya di Bank-bankan yang banyak promosi dan janji2 dengan segala hadiahnya, padahal sudah keropos.

Sebenarnya yang membuat orang ketakutan, jadi begitu lemah, tidak berdaya dan berbeban berat adalah DOSA! Ya, dosa mengubah arah hati seseorang menjadi percaya dan bergantung kepada keadaan, kesempatan, uang dan ketenangan palsu yang ditawarkan dunia. Itu sebabnya banyak orang tidak bisa melihat dengan jelas, tertipu dengan keadaan, tidak mengerti bahwa keadaan pasti akan berubah dan lupa bahwa yang mereka pikir milik mereka hanyalah titipan sementara dari Tuhan, yang setiap saat bisa diambil tanpa perlu persetujuan kita.

Jadi, apa solusinya? Serahkan beban beratmu kepada Yesus Kristus. Hanya Dia yang bisa menanggungnya dan Ia sudah mati dan bangkit untuk menanggung dosa-dosa orang pilihan-Nya. Dan seharusnya itu bukan beban kita, kalau kita sudah ditebus oleh Kristus karena kita tidak bisa menanggungnya.
Keadaan yang terus berubah dan segala bebannya seharusnya tidak menipu dan membuat kita menjadi lemah. Ada Tuhan yang menyertai yang bukan hanya menanggung dosa-dosa kita, tapi terus menyertai dan tidak akan meninggalkan kita. Ia yang menanggung apa yang tidak bisa kita tanggung!

Pikul Beban dengan Tenang
Apakah kalau Tuhan menanggung beban kita maka kita tanpa beban? Kalau tanpa beban, maka kita sudah mati! Tuhan menanggung beban yang tidak bisa kita tanggung, dan ia menggantikan dengan beban yang seharusnya kita tanggung.

Tuhan Yesus mengatakannya dalam ayat 29. Biasanya orang-orang hanya membaca ayat 28 dan puas, merasa tidak ada beban lagi. Padahal di ayat 29 justru mengatakan ada kuk yang harus dipikul. Ada beban, ada salib kita sendiri yang harus dipikul. Ayat ini tidak berbicara tentang akibat dari dosa2 yang harus kita tanggung. Saya percaya, ayat 29 berbicara tentang sesuatu yang positif. Membandingkan dengan Efesus 2:10, maka saya percaya kuk yang harus kita pikul adalah pekerjaan baik yang sudah dipersiapkan Allah sebelumnya.

Ketika beban yang negatif (dosa dan segala ketakutan dan kekuatirannya) diserahkan kepada Yesus Kristus, maka Ia menggantikannya dengan pekerjaan baik di dalam Kerajaan Allah dan kebenarannya. Hal ini yang seharusnya yang dipikirkan, diminta, dicari dan didapatkan (baca penjelasannya di Ask, Search, and Find?!). Seharusnya akan membuat kita tidak kuatir dengan keadaan sekarang ini, tapi lebih memikirkan bagaimana bisa bersaksi dalam keadaan sekarang ini dan memikul beban kita dengan tenang.

Kenapa bisa tenang? Tuhan menyertai kita dan sanggup melakukan segala sesuatu (Allah kami sanggup). Semua sudah dijamin! Bisa baca posting Kepastian ditengah Ketidakpastian Hidup untuk penjelasannya.

Selain itu, Tuhan Yesus mengatakan bahwa beban-Nya enak dan ringan. Really??? Mana ada beban yang enak? Ringan lagi!
Enak, karena mengerjakan pekerjaan baik dan menggenapi rencana Allah itu sungguh-sungguh membahagiakan dan akan membuat kita bersukacita dan menikmatinya.
Ringan, karena sesungguhnya dalam penyertaan Tuhan kita hanya menanggung sedikit dari beban yang sesungguhnya. Tuhan Yesus yang menyertai yang sesungguhnya menanggung beban itu. Kita hanya ikutan!

Jadi, tunggu apalagi???
28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."




5 Komentar:

Ge Siahaya said...

Thanks... Bener memang.. Jadi, apa guna keluh kesah (^_^)

Anonymous said...

Gunanya keluh keash untuk pelampiasan dan mencari kambing hitam:))

Ge Siahaya said...

Pak Ronald, tolong dong bahas ttg kehendak TUHAN, maksudnya soal God's 'intention', 'will', 'permission', dan hubungannya dengan God's 'decree' dan 'command' , karena saya suka agak bingung kalau mendengar misalnya ada hal2 buruk yg terjadi lalu sang 'penghibur' berusaha untuk menenangkan org yg dihibur dengan kata2 'ini sudah menjadi kehendak TUHAN untuk kamu', sebab kalau dikatakan demikian kpd org yg berduka atau sdg terhimpit jadi kesannya TUHAN itulah yg mmg mencelakakan mereka, apa iya mmg harus begitu kata2nya? Saya ga tau sudut pandang teologis-nya gimana, makanya pingin tau.

Thanks before!

Anonymous said...

Mungkin suatu waktu saya coba bahas...

Orang berduka seringkali suka lupa diri, dia pikir dia orang paling malang di dunia... Apalagi yang ingin menghibur, lupa diri juga. Biasanya dia merasa lebih baik dari yang berduka:))

Harusnya kata2nya ajakan utk bersukacita, krn dulu sudah tll bnyk waktu dan berkat dari Tuhan. Knp lupa semuanya gara2 meninggal, dan yang dilihat cuma meninggalnya??? Egois banget!
(Penghiburan yang kejam!!!)

Saya pernah tulis dari sudut pandang berbeda:
http://roielministry.org/2007/07/allah-adalah-pribadi-yang-paling.html


Ronald

Anonymous said...

aduh nih cocok dgn postingan saya terakhir, pls Pak Ronald mampir ya dan kasih comment di blog saya. www.nancydinar.com

Post a Comment