Kelahiran Kristus bagi setiap orang bisa berbeda artinya. Ada yang melihatnya sebagai kabar sukacita, ada yang melihat sebagai ancaman, ada yang mengerti tapi melupakan begitu saja, dan masih banyak lagi yang sulit disebutkan semuanya satu-persatu.
Kelahiran Kristus adalah anugerah bagi manusia. Karena Allah datang untuk membereskan dosa manusia dan membawa kerajaan Sorga. Bagaimana manusia meresponi anugerah yang Tuhan sudah berikan?
Matius 2:1-5
Jauh tapi Tahu
Orang-orang Majus dari Timur datang untuk menyembah Raja orang Yahudi. Agak aneh, karena mereka bukan orang Yahudi tapi mengapa mereka mau datang untuk menyembah raja orang Yahudi?
Ada anugerah yang bekerja dalam hidup para orang Majus, membuat mereka datang untuk menyembah raja diatas segala raja. Karena anugerah yang luar biasa berharga, maka mereka datang mencari-Nya untuk sujud menyembah-Nya dan mempersembahkan emas, kemenyan dan mur. Anugerah itu dilihat oleh orang-orang Majus sebagai kesempatan untuk bisa menikmati sukacita tertinggi. Mereka menemukan-Nya dan di ayat 10 mengatakan bahwa mereka bersukacita. Bagaimana dengan kita?
Kita tidak perlu lagi ke Betlehem untuk bertemu, menyembah dan membawa persembahan kepada Kristus. Kristus sudah naik ke Surga. Setiap kali Natal, adakah kerinduan yang sama seperti orang Majus yang ingin bertemu sang Raja? Adakah kerinduan untuk segera pergi ke Surga untuk menyembah dan membawa persembahan kepada Sang Raja? Atau kebalikannya? Hanya mau sang Raja memberikan hidup yang lebih baik, lebih sukses dan sehat senantiasa?
Dekat tapi Kaget
Herodes yang tinggal di Yerusalem, lebih dekat ke Betlehem bila dibandingkan dengan orang Majus malahan memiliki respon yang jauh berbeda. Ia kaget karena ada raja baru yang menjadi saingannya. Ia sangat ingin mengetahui ancaman yang akan datang itu. Dan ia menemukan-Nya. Herodes bukan orang Yahudi, sama seperti para orang Majus. Tapi, ia seharusnya memiliki kesempatna yang lebih besar untuk menikmati anugerah dari Tuhan. Ternyata yang dilihatnya bukan anugerah, tapi ancaman.
Ketika mengetahui berita tentang Raja Yahudi, Herodes tidak ikut bersama orang Majus ke Betlehem dan menyembah-Nya. Ia mengutus orang ke Betlehem untuk membunuh sang Raja. Anugerah bagi manusia dan Herodes sangat beruntung karena mengetahui yang tidak diketahui orang Majus, tapi justru kebencian, kepanikan yang mengakibatkan pembunuhan anak2 yang berumur dua tahun ke bawah di Betlehem.
Seringkali anugerah yang membebaskan justru dianggap akan merampas kebebasan kita untuk berdosa. Lebih parah lagi, sang Raja dianggap ingin mengambil alih posisi kita sebagai raja untuk hidup kita. Kita ingin mengontrol semuanya dan tidak ingin dikuasai oleh siapapun, kecuali terpaksa. Padahal sang Raja ketika menjadi raja dalam kehidupan kita, justru membebaskan kita dari dosa, memberi kita kesempatan untuk memerintah dan mengatur hidup dengan benar berdasarkan hikmat dan anugerah-Nya. Apakah sang Raja ancaman buat manusia? Ya, kalau manusia ingin tetap berdosa!
Anugerah yang Terlupakan
Imam Kepala dan ahli2 Taurat seharusnya lebih beruntung bila dibandingkan dengan orang Majus dan Herodes. Mereka tahu nubuat tentang Mesias. Mereka mungkin sudah hafal semua ayat-ayat yang berbicara tentang Mesias. Sayang sekali hampir dua tahun, sang Mesias sudah datang ke dunia, tapi mereka melupakan-Nya.
Mungkin terlalu banyak tugas yang harus mereka kerjakan, sehingga mereka melupakan kedatangan Mesias. Bahkan ketika sudah diberitahukan oleh orang Majus, mereka tidak ikut ke Betlehem dan menyembah Mesias yang dijanjikan dalam Kitab Suci. Mereka tahu akan anugerah Allah, tapi mereka sengaja melupakan-Nya demi hal-hal yang menurut mereka lebih berharga.
Banyak orang percaya agak mirip dengan ahli2 Taurat, merasa tahu dan mengerti banyak hal yang berhubungan dengan Kitab Suci, tapi melupakan yang menjadi pusat dari Kitab Suci yaitu Kristus yang adalah anugerah terindah bagi manusia. Kristus hanya diingat ketika kita dalam kesulitan dan perlu berkat dan pertolongan-Nya. Ketika tidak merasa butuh dan bisa kontrol hidupnya dengan bebas, maka dengan cepatnya kita melupakan anugerah yang sudah diberikan.
Biarlah Natal membuat kita makin merindukan bertemu Kristus, karena ingin mempersembahkan kembali segala berkat terbaik yang sudah diberikan-Nya kepada kita. Membuat kita mengingat kebebasan yang dianugerahkan kepada kita, disertai kesempatan untuk belajar memerintah bersama sang Raja. Dan kita tidak pernah melupakan anugerah yang terindah itu, karena terus-menerus disaksikan kepada dunia. Selamat Natal.
2 Komentar:
absolutely right!! thanks for your writing.
Thanks a lot...
email (yellow)
Post a Comment