Kemarin habis ditelpon seorang pendeta, selain berbicara tentang pelayanan, akhirnya sedikit berbicara tentang rencananya untuk studi ke Australia. Mendengar ceritanya, jadi teringat dengan pertanyaan-pertanyaan yang sering sekali ditanyakan oleh orang-orang pada saat pelayanan, "Kapan sekolah lagi?"
Ada dua hal yang terpikirkan waktu mendengar pertanyaan ini. Pertama, kotbah saya mungkin sudah tidak berisi lagi, jadi harus sekolah lagi. Kedua, mungkin mereka melihat kapasitas saya yang harus dikembangkan.
Jadi bergumul dan bertanya, haruskah sekolah lagi? Apa motivasi dan tujuannya?
Pengkhotbah 12:12-13
Sekolah bukan untuk Gelar
Banyak orang melelahkan dirinya hanya untuk gelar. Gelar bahkan sering dianggap lebih penting daripada kapasitas dan kemampuannya. Biasanya yang hanya memikirkan gelar, bisa melakukan apa saja demi untuk gelar. Akibatnya, kesempatan untuk memuliakan Tuhan di dalam takut akan Allah bukanlah hal yang penting, lebih penting gelarnya. Bagi Pengkhotbah, hanya melelahkan badan. Padahal seharusnya belajar bisa memuliakan Allah di dalam takut akan Allah. Hanya orang-orang yang berjiwa kecil yang membutuhkan gelar untuk membuat dirinya menjadi kelihatan lebih besar dan dihormati orang lain. Celakanya, di dunia ini lebih banyak orang berjiwa kecil, yang ingin melihat kebesaran dari orang-orang yang mempunyai gelar.
Bukan berarti menolak gelar. Karena gelar pasti akan datang untuk orang-orang yang memiliki kemampuan itu. Tapi perlu bertanya dengan jujur, apakah gelar yang membuat kita menjadi lebih baik dan mulia, ataukah karena kemuliaan yang sudah Tuhan berikan maka gelar hanya sekedar pengakuan. Meskipun bagi sebagian orang, mungkin tidak akan pernah ada pengakuan itu. Yang lebih penting bukan gelarnya, tapi proses dalam belajarnya.
Seharusnya setiap kali ada kebenaran yang didapatkan dalam belajar, maka kita bisa melihat Tuhan sebagai sumbernya. Belajar bisa menjadi kesempatan untuk melihat keagungan Tuhan di dalam segala ilmu pengetahuan, penciptaan, pemeliharaan dan kesempurnaan dalam rancangan Tuhan. Yang selanjutnya bisa membuat kita makin kagum (takut) kepada Allah yang jadi sumbernya dan makin memuliakan Allah. Bahkan misteri dalam ilmu pengetahuan, akan membuat manusia sadar keterbatasannya dan mengakui keagungan Tuhan yang belum membukakan semuanya kepada manusia.
Sekolah bisa setiap saat
Jika yang dimaksud dengan sekolah adalah belajar. Maka belajar itu bisa kapan saja. Hidup ini adalah kesempatan untuk belajar. Justru seseorang berhenti bertumbuh ketika berpikir bahwa jika selesai sekolah/liburan bisa tidak belajar.
Sekolah formal sebenarnya hanyalah bagi orang-orang yang perlu dibantu untuk bisa belajar, karena sulit untuk belajar sendiri. Tentu saja semua orang membutuhkannya waktu masih kecil. Tapi, di masa tertentu seseorang bisa belajar tanpa sekolah formal. Bukan berarti bisa belajar sendiri tanpa bergantung kepada orang lain, justru sebaliknya. Mampu untuk belajar dari lebih banyak orang lagi. Berbeda dengan sekolah formal yang hanya bergantung kepada guru-guru tertentu, seseorang yang sudah tidak membutuhkan sekolah formal justru mampu belajar dari hampir setiap orang. Artinya, sekolah formal sebenarnya hanya mengajarkan dan memotivasi untuk belajar sendiri secara tidak formal.
Kesulitan yang dialami oleh seseorang yang belajar di luar sekolah formal lebih besar dibandingkan dengan yang sekolah formal. Karena butuh disiplin diri yang lebih tinggi dan perlu hati yang lebih luas.
Kenal diri dan Panggilan
Bagi saya, untuk sekolah formal lagi butuh kejujuran dalam mengenal diri dan panggilan. Karena terlalu banyak yang ikut trend untuk sekolah lagi. Benarkah memang perlu untuk sekolah formal lagi? Apakah kalau sekolah formal lagi bisa makin memuliakan Tuhan? Apakah gelar tambahan menjamin hidup akan lebih sungguh-sungguh di hadapan Tuhan, lebih mencintai Tuhan dan lebih menggenapi apa yang menjadi rencanaNya? Ataukah hanya pemuasan keinginan, demi kebanggaan diri yang salah, atau kesempatan untuk melarikan diri dari tugas yang ada sekarang ini dan berbagai macam alasan lainnya?
Banyak belajar bisa melelahkan badan, tapi kalau itu bagian dari pemberian Allah untuk memuliakan Dia dan makin takut akan Dia, maka tidak ada kata berhenti untuk belajar. Baik dengan sekolah formal maupun dalam school of life.