Tahun Baru selalu menjadi kesempatan untuk menaruh pengharapan setinggi mungkin. Tapi, tahun baru juga bisa menjadi sesuatu yang menakutkan kalau kita mengerti kondisi dan tantangan yang jauh melampaui dari kemampuan kita.
Bagaimana seharusnya kita menghadapi kesempatan-kesempatan yang baru sekalipun penuh tantangan yang harus dihadapi?
Yosua 1:5-9
Raksasa dan Belalang
Ada yang aneh dengan Yosua 1, karena Tuhan sampai tiga kali mengulang kalimat yang sama, "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu" (1:6,7,9). Kelihatannya Yosua seperti ada ketakutan menghadapi tantangan di zaman baru. Musa pemimpin mereka sudah mati, Yosua yang harus menggantikannya untuk membawa Israel masuk ke tanah Kanaan. Ia berhadapan dengan 2 masalah, raksasa dan belalang (Bilangan 13:33).
Sebagai salah satu dari 12 pengintai, Yosua tahu raksasa-raksasa yang harus dihadapi di Kanaan. Tidak sebesar seperti yang dilebih-lebihkan oleh 10 pengintai yang lain, tapi Yosua tahu seperti apa musuh yang harus dihadapi di Kanaan. Orang-orang Kanaan yang lebih besar dan lebih banyak jumlahnya jika dibandingkan dengan Israel.
Kitapun menghadapi Tahun Baru mungkin akan berhadapan dengan raksasa-raksasa yang harus ditaklukkan. Entah itu permasalahan2 kehidupan yang akan terlihat begitu besar, pekerjaan, keluarga, penyakit dan berbagai masalah yang tidak bisa dihindari. Jikalau kita sudah tahu betapa besar, sulit dan banyaknya permasalahan yang harus kita hadapi sepanjang tahun 2011, maka pasti ada kegentaran dan ketakutan menghadapi semuanya. Raksasa2 yang akan kelihatan jauh lebih besar ketika kita melihat lebih dekat dan lebih fokus.
Masalah kedua yang menggentarkan Yosua adalah soal belalang, yaitu Israel yang harus dipimpinnya ke Kanaan. Bangsa Israel ini memang berbeda dengan generasi sebelumnya yang sudah meninggal di padang gurun. Tapi, tetap ada kemiripan dalam hal tegar tengkuk dan membuat Tuhan marah. Mereka menolak masuk ke Kanaan karena laporan 10 pengintai. Bangsa ini masih memiliki mental budak yang diwarisi dari Mesir. Mereka merasa terlalu kecil, tidak berdaya dan melupakan ada Tuhan yang berperang dan lebih besar daripada semua raksasa Kanaan.
Kitapun akan bersikap seperti Israel, jika kita mengerti kelemahan-kelemahan diri kita dan kemudian membandingkan dengan betapa besarnya permasalahan yang harus kita hadapi. Kita akan merasa seperti belalang dihadapan raksasa.
Siapa yang bisa menaklukkan raksasa2 dan belalang2 ini?
AKU akan menyertai
Hanya Tuhan yang bisa membuat Yosua siap berhadapan dengan segala kesulitan dan permasalahan yang harus dihadapi. Jaminan Tuhan kepada Yosua, "Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau." (Yosua 1:5). Tuhan yang jauh lebih besar daripada raksasa2 itu yang akan berperang di depan dan mengalahkan raksasa2 itu. Meskipun Yosua juga tetap berperang dengan Israel, tapi peperangan itu tidak sesulit jika tanpa Tuhan.
Menghadapi segala tantangan, permasalahan dan kesulitan yang harus dihadapi, hanya satu hal yang bisa menguatkan kita, yaitu penyertaan Tuhan. Menghadapi sebesar apapun dengan penyertaan Tuhan, justru akan membuat kita semakin beriman karena kita akan melihat perbuatan Tuhan yang besar. Jika kita hanya berhadapan dengan hal-hal yang tidak berarti yang bisa kita kontrol dan atasi sendiri, maka kita tidak akan pernah lebih beriman. Sebaliknya kita akan lebih percaya diri.
Berbahagialah orang-orang yang percaya kepada Tuhan di tahun yang baru ini, karena ada kesempatan untuk melihat pekerjaan-pekerjaan Tuhan jika diijinkan mengalamai masalah-masalah yang besar dalam kehidupan.
Renungkan dan Bertindak
Jikalau Tuhan yang akan menyertai dan berperang, apa yang harus dilakukan Yosua?
Yosua diminta untuk menaati Taurat, memperkatakan, merenungkan dan bertindak sesuai Taurat. Bukan menuntut Tuhan untuk membuat dirinya lebih tenang dan lebih berhasil, tapi menuntut diri untuk lebih mengerti pekerjaan Tuhan, sehingga bisa bertindak sesuai kehendak-Nya.
Banyak orang berharap di Tahun yang baru Tuhan memberikan lebih banyak kemudahan dan berkat dalam hidupnya, dan Tuhan harus lebih mengerti dirinya dan kebutuhan2nya. Seolah-olah Tuhan berhutang kebaikan kepada orang-orang yang merasa dirinya sudah berbuat baik. Seharusnya, justru kita menuntut diri kita untuk lebih mengerti pribadi dan rencana Tuhan. Waktu Tuhan menyatakan pekerjaan-pekerjaan-Nya Ia ingin memakai kita dalam menggenapi pekerjaan-pekerjaan-Nya. Tapi, bagaimana kita bisa bertindak kalau kita tidak pernah mengerti rencana-Nya? Bagaimana kita bisa mengerti jika tidak pernah merenungkan firman-Nya?
Tahun baru harusnya diisi dengan komitmen untuk lebih memiliki keinginan untuk merenungkan, mengerti dan bertindak sesuai firman. Hal ini akan membuat kita siap berhadapan dengan raksasa dan belalang kehidupan, karena kita bisa melihat, mengalami dan menikmati Tuhan yang bekerja dengan kuasa-Nya.