Ayat Hari Ini:

Thursday, January 3, 2008

Tahun Baru? Apanya yang baru?

Di tahun baru banyak orang berharap ada banyak hal yang baru dan lebih baik yang akan terjadi. Semua berharap demikian. Sayangnya, pengharapannya hanya kepada tahun yang baru di kalender dan tanpa melihat keadaan dan kondisi yang sebenarnya.

Pagi ini saya menulis di tengah suasana hujan lebat dan di beberapa tempat di Jakarta sedang mengalami banjir. Tempat saya tinggal belum pernah banjir, tapi siapa tahu di tahun baru akan mengalami sesuatu yang baru, kebanjiran!?
Banjir menjadi hal yang baru bagi daerah2 yang dilewati sungai Bengawan Solo. Tahun baru di tempat pengungsian.. Efek dari pemanasan global!
Minyak duniapun 'akhirnya' mencapai 100 dollar US/barrel (meskipun pagi ini turun lagi), yang berdampak kepada pasar modal dan tentu saja nilai tukar rupiah dan perekonomian dunia. Sesuatu yang baru sedang terjadi?
Inikah sebagian hal2 baru yang diharapkan terjadi di tahun baru? Tentu saja tidak!
Hal2 baru apakah yang diharapkan dari bumi yang makin tua dan sedang mengalami konsekuensi kerusakan akibat hal2 baru yang pernah ditemukan manusia, mis: mobil, AC, industri, kertas, dll? Ataukah kita berharap hal2 baru dari masyarakat bumi yang semakin pintar berdosa?

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.(LAI)

Therefore, if anyone is in Christ, he is a new creation. The old has passed away; behold, the new has come. (ESV)
2 Co 5:17


Baru
Kata baru yang dipergunakan oleh Rasul Paulus di dalam ayat ini adalah kata kainos. Kata ini berbeda dengan kata neos. Meskipun sama-sama diartikan baru. neos mempunyai pengertian baru secara kuantitas, sesuatu yang betul-betul baru. Sedangkan kainos berarti baru secara kualitas. Maksudnya, baru yang berasal dari lama dengan perubahan (transformasi).
Tahun baru seharusnya bukan tahun neos, tapi tahun kainos. Karena semua tetap sama. Tahun 2008 berasal dari 2007 + 1 detik.
Dunia ini sebenarnya sedang bertambah tua dan bukannya baru. Tahun yang baru hanya membuat bertambahnya usia bumi yang makin tua. Sama seperti manusia yang makin lanjut usia, apa yang bisa diharapkan lagi? Usaha untuk peremajaan menjadi usaha yang sia-sia... Kalau begitu, mengapa berharap sesuatu yang baru dan lebih baik di tahun yang baru? Bukankah segala sesuatu yang kelihatan baru sebenarnya berasal dari yang lama, dan kalaupun dianggap baru ternyata di tahun2 yang akan datang hanya berdampak kepada kerusakan yang lebih parah di dalam hidup manusia di bumi ini.

Ciptaan Baru
Ciptaan baru menjadi solusi untuk kesulitan umat manusia. Maka, bumi ini perlu diciptakan kembali. Tapi, kalau manusianya tidak menjadi ciptaan yang baru, apakah gunanya bumi yang baru? Apakah gunanya tahun baru? Bukankah Tuhan pernah melakukan hal ini dengan banjir di zaman Nuh dan memberikan kesempatan sekali lagi kepada umat manusia. Tapi, manusia gagal karena manusianya tidak diciptakan kembali.
Itu sebabnya suatu saat bumi ini akan dihancurkan dan diciptakan kembali. Tapi, sebelum itu terjadi, manusia harus menjadi ciptaan baru dan dipersiapkan untuk bumi yang baru.
Manusia yang menjadi ciptaan baru adalah mereka yang percaya kepada Yesus Kristus dan terus diubahkan untuk menjadi sempurna saat kembali kepada Tuhan. Hidupnya tetap di dunia yang sama, tidak ada perubahan sama sekali, tetapi cara pandang terhadap Allah, manusia dan dunia ini menjadi berubah. Pengharapannya bukan kepada dunia ini, tetapi kepada Allah yang kekal. Dunia ini hanyalah tempat persiapan dan pelatihan untuk menuju bumi yang baru.
Manusia yang menjadi ciptaan baru tetap mengharapkan banyak hal yang lebih baik terjadi di dunia ini untuk kemuliaan Allah dan bahkan berusaha dengan segenap tenaga untuk menyatakan kebaikan2 Tuhan, tetapi di sisi yang lain menyadari bahwa di dunia ini akan tetap dirusak selama masih ada dosa, dan suatu saat bumi ini akan hancur. Maka pengharapannya bukan kepada dunia ini dan tahun yang baru. Tapi, pengaharapannya kepada Tuhan yang sedang bekerja memperbarui umatNya. Pengharapannya bisa melihat segala sesuatu yang lama, dosa-dosa menjadi berlalu. Dan tentu saja bisa mempunyai cara pandang yang baru di dalam segala keadaan yang dihadapi.
Jika tahun ini harus berhadapan dengan kekayaan yang makin bertambah, kesehatan makin baik, relasi-relasi yang baru dan berbagai macam kebahagiaan, maka akan dihadapi dengan penuh ucapan syukur untuk memuliakan Allah dan melayani sesama manusia. Dan jika tahun inipun harus menghadapi kesulitan dan tantangan yang lebih besar, kehilangan orang-orang yang dikasihi, kehilangan materi, sakit dan berbagai macam masalah kehidupan, maka akan dihadapi dengan penuh ucapan syukur untuk saat-saat kebahagiaan yang sudah pernah Tuhan berikan dan berjuang dalam kesulitan sekarang ini untuk bisa tetap memuliakan Allah dan melayani sesama bahkan di dalam kekurangan. Bukankah persembahan janda miskin lebih dipuji oleh Tuhan Yesus!? Jikalau kita kaya dalam iman, maka kita tidak akan pernah kekurangan untuk berbagi dengan orang lain.
Jadi, tahun baru tanpa ciptaan baru, hanyalah menjalani tahun-tahun lama yang akan segera berlalu, dan kembali berharap untuk tahun dan sesuatu yang baru.

0 Komentar:

Post a Comment