Bukan bermaksud untuk membahas lagu yang tidak ada nafas kekristenannya, tapi sudah dianggap sebagai salah satu lagu Natal. Hanya meminjam judulnya saja.
Yesaya 7:14
"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" yang berarti: Allah menyertai kita.
Mat 1:23
Imanuel menjadi salah satu nubuat yang sangat penting bagi umat manusia. Karena Allah yang begitu jauh dan menakutkan, sekarang menjadi dekat dan bersama-sama umatNya. Yesus Kristus tidak memilih untuk lahir di dalam Bait Allah, di dalam Ruang Maha Kudus (tempat yang paling kudus di dunia!?). Tapi, memilih untuk lahir di tempat yang paling jorok, tapi paling dekat dengan umat gembalaanNya, yaitu di kandang binatang.
Ia tidak lahir di dalam istana dan dihadapan pembesar2 dengan segala kemewahannya. Kabar gembira tentang kelahirannya pertama kali diberitakan bukan kepada para pembesar dan raja2 yang berhak menerima informasi terbaru, dan terakurat. Tapi justru kabar gembiranya dibagikan kepada para gembala yang berada di padang (orang yang terbuang?), ditambah dengan konser gratis dari para malaikat. Tidak perlu membeli tiket, semuanya gratis.....
Natal yang pertama, jauh sekali berbeda dengan zaman sekarang ini.
Promosi dari perayaan Natal diberitakan oleh para nabi sepanjang zaman. Tapi, pada waktunya tiba hanya diberitakan kepada segelintir orang. Zaman sekarang ini, semua berlomba-lomba mempromosikan perayaan Natalnya. Entah dengan KKR, ada konser musik, ada penyanyi, drama, dll. Banyak yang ingin mendapatkan orang-orang baru dan jiwa-jiwa yang terhilang. Rencananya dibuat sematang mungkin, panitia dibentuk. Rapat2 dan pencarian dana. Promosi kesana-kemari.
Jauh sekali berbeda dengan Natal yang pertama. Hanya diberitahukan kepada gembala dan orang2 majus. Tidak pentingkah Natal yang pertama, sehingga hanya diberitahukan kepada segelintir orang? Bukankah itu kesukaan besar bagi dunia? Kenapa tidak diadakan KKR di stadion yang paling besar di dunia + siaran langsung ke seluruh TV di dunia (dua2nya belum ada sih!)?
Ataukah, mungkin perayaan2 Natal yang sekarang ini jauh lebih penting? Harus menyewa tempat2 yang besar dan lumayan mahal. Kenapa tempat yang besar dan mahal? Ada yang terus terang mengakui, biar yang datang adalah orang2 yang berkelas dan berduit. Bukan sedang bersaing dengan gereja2 yang lain untuk menarik orang baru (dan kaya) lebih banyak lagi, tapi kenyataannya sedang bersaing. Masing-masing dengan cara dan keinginan sendiri. Adakah Yesus Kristus yang menjadi pusat di dalam semuanya? Adakah Allah menyertai umatNya? Semua pasti menjawab, "Ya! Kami memberitakan Yesus Kristus yang lahir dengan segala sukacitanya dan semuanya untuk kemuliaan Allah"
Natal zaman sekarang ini berusaha menghadirkan sukacita. Dan sukacita itu diusahakan bisa didapatkan dari berbagai sumber. Entah itu tempat perayaan yang lebih enak, besar dan megah, acara2 yang lebih variatif dan menghibur, musik, drama, konser, dan tentu saja diharapkan bersifat kekeluargaan. Di sisi yang lebih ekstrim, sukacita itu coba didapatkan melalui Santa Claus, kasih dan perhatian lewat kartu Natal, pemberian kado, film-film dan lagu2 yang bernuansa Natal, tapi tanpa Kristus. Adakah manusia bersukacita dengan Natal? Adakah penyertaan Allah kepada umatNya?
Sukacita lewat perayaan yang sedang ditawarkan sekarang ini kebanyakan adalah sukacita palsu. Karena sukacita yang sejati didapatkan lewat Imanuel. Ya, Allah menjadi manusia, mengubah hidup manusia yang berdosa. Bukan lagi menjadi sama dengan dunia ini yang hanya ingin terus dilayani, tapi melayani. Bukan mengandalkan segala kebesaran, kemegahan dan kemewahan, tapi justru kesederhanaan dan kasih yang tidak menuntut balas. Mencari orang-orang yang terhilang, yang tersingkir karena keberdosaan dan bukan karena mereka orang-orang kaya yang bisa mendukung perkembangan gereja. Bukan dengan motivasi untuk mendapatkan orang lebih banyak untuk perkembangan gereja sendiri (yang berimplikasi kpd jumlah persembahan yg lebih banyak), tapi untuk menggenapi apa yang menjadi kehendak Allah.
Sukacita ini didapatkan bukan dengan jaminan dalam hidup yang pasti enak, penuh kemewahan dan kegembiraan, seperti dalam perayaan2 Natal. Sukacita itu akan menguap sesudah perayaan dan kebersamaan selesai. Tapi, sukacita yang sejati berpusat pada Yesus Kristus yang menjadi gembala jiwa dalam segala keadaan dan setiap saat. Kalau Tuhan sudah menyertai kita, apalagi yang kita butuhkan? Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Tanpa Kristus dan penyertaanNya, perayaan natal dengan segala variasi dan hiburannya hanya akan menjadi sukacita palsu yang akan berakhir dengan kesedihan. I'll have a blue Christmas without YOU.
0 Komentar:
Post a Comment