Ayat Hari Ini:

Thursday, April 10, 2008

Sekarang melayani siapa?

Setiap kali mendengar orang mengatakan "melayani Tuhan" selalu muncul dalam pikiran saya, betulkah manusia bisa melayani Tuhan? Adakah yang kurang dari Tuhan sehingga Ia perlu dilayani? Apa yang dipunyai oleh manusia sehingga bisa membantu dan melayani Tuhan? Terlalu banyak pertanyaan di dalam pergumulan pribadi ketika ingin mengevaluasi kembali pekerjaan pelayanan setelah 14 tahun menjadi pengkhotbah. Benarkah saya melayani Tuhan?

5 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus, 6 jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah, 7 dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia.
Efesus 6:5-7


Dari Efesus 6:5-7, saya mendapatkan pengertian dari melayani Tuhan. Yang melayani Tuhan bukan sedang melihat Tuhan dan melakukan sesuatu untuk membantu Dia seolah-olah Ia tidak bisa melakukannya. Tuhan punya segala sesuatu, lebih dari cukup dan Ia tidak perlu dilayani. Kalau begitu apa maksudnya melayani Tuhan?

1. Mengerjakan segala sesuatu bagi orang lain di dalam ketaatan kepada Kristus (5)
Di ayat 5, melayani Tuhan adalah melakukan segala sesuatu kepada manusia. Dalam konteks Efesus, budak taat dan melayani tuannya. Waktu sang budak melakukannya di dalam ketaatan kepada Kristus, maka ia sedang melayani Tuhan.
Sama seperti di dalam Maz 119:91, pemazmur mengatakan segala sesuatu melayani Tuhan. Aplikasinya dalam hidup ini, melayani Tuhan meliputi seluruh aspek hidup kita. Apakah pekerjaan yang kita kerjakan, ataupun segala sesuatu yang kita lakukan (kelihatannya bagi manusia), kita lakukan di dalam ketaatan dan tunduk kepada Kristus? Jikalau ya, maka hidup kita adalah hidup yang melayani Tuhan. Kita menjadi orang yang munafik, ketika di gereja atau persekutuan kita kelihatan tunduk dan taat kepada Kristus bahkan terlibat dalam pelayanan gerejawi, tapi dalam kehidupan sehari-hari aspek hidup kita yang lain tidak pernah tunduk dan taat kepada Kristus dan tidak pernah dipakai untuk membantu orang lain.
Agak mirip tapi berbeda konteks, bandingkan dengan Mat 25:42-45, Tuhan Yesus mengatakan melayani diriNya adalah pada waktu melayani manusia yang terhilang. Ini tidak sama dengan aksi sosial atau pelayanan kesaksian yang suka didengung-dengungkan gereja. Tapi ini berbicara tentang kebiasaan sehari-hari yang dilakukan untuk memuliakan Allah. Kita menjadi orang yang munafik jika kita rajin mengikuti kegiatan aksi sosial, tapi dalam kehidupan sehari-hari kita tidak menghargai orang-orang yang terhilang. Hanya menghargainya dan terharu ketika aksi sosial.
Refleksi pribadi: (Diajarin P'Sen untuk membuat refleksi pribadi, Thanks a lot!)
Orang-orang yang harus saya layani bagi kemuliaan Kristus adalah.....................

2. Menggenapi kehendak Allah (6)
Di ayat 6, Paulus mengatakan bukan hanya pada saat dilihat ataupun untuk menyenangkan hati orang tapi segenap hati melakukan kehendak Allah. Saya membayangkan budak-budak yang bekerja keras bagi tuan2 mereka waktu itu. Mereka yang sudah menjadi orang Kristen mungkin bertanya, "Kapan kami bisa terlibat dalam pelayanan?" Paulus menjawab mereka bahwa pekerjaan mereka sehari-hari adalah pelayanan mereka kepada Tuhan. Apa yang mereka lakukan selama ini hanya bagi tuan mereka seharusnya dilihat sebagai penggenapan kehendak Allah.
Apalikasinya bagi saya berupa satu pertanyaan, "Apakah semua yang sudah saya kerjakan selama ini sudah menggenapi kehendak Allah?" Sulit untuk menjawabnya.. Setiap jawaban ya, berarti sudah melayani Tuhan.
Refleksi Pribadi:
Untuk menggenapi kehendak Allah di dalam sisa hidup ini, hal-hal yang akan segera saya lakukan ...................................................................................

3. Eunoia: rela, senang hati, segenap hati (7)
Jikalau mendapatkan kesempatan mengerjakan hal-hal yang besar dan luar biasa, maka setiap orang bisa dengan sangat rela dan senang hati melakukannya, meskipun dengan kegentaran. Tapi, jikalau membayangkan budak-budak di Efesus yang melakukan pekerjaan sehari-harinya bagi tuan2 mereka yang tidak tentu baik, sebagian dari mereka adalah tuan yang kejam, bisakah mereka melakukannya dengan rela, segenap hati dan senang hati?
Sama seperti ketika di dalam pekerjaan sehari-hari yang situasinya tidak enak, memberatkan dan boss yang nyebelin, bisakah kita tetap dengan senang hati melakukannya karena sedang melayani Tuhan dan bukan si boss? Menarik sekali, karena inilah yang dimaksudkan oleh Paulus dengan melayani Tuhan dan bukan melayani manusia.
Jikalau dalam pekerjaan sehari-hari kita lakukan di dalam ketaatan kepada Kristus dan menggenapi kehendakNya, bukankah semua yang kita lakukan akan kita lakukan dengan rela dan senang hati? Karena kita sedang melayani Tuhan, bukan melayani manusia yang sedang kita bantu dan kita hadapi.
Refleksi Pribadi:
Hal-hal dalam kehidupan yang harus saya lakukan dengan rela, senang hati dan segenap hati untuk melayani Tuhan adalah ...........................................

Setiap kali selesai berkotbah di suatu tempat, entah di gereja atau parachurch, pertanyaannya yang selalu ditanyakan kepada saya, "Sekarang pelayanan di mana?"
Dan selalu saya harus menjelaskan bahwa sementara ini saya melayani tanpa gereja dan organisasi. Banyak yang kemudian berusaha meyakinkan bahwa melayani di gereja atau lembaga mereka itu lebih baik dibandingkan dengan pelayanan sendiri. Dan mulai menawarkan segala fasilitas untuk bergabung dengan lembaganya. Seolah-olah kalau saya melayani Tuhan dengan cara sendirian, maka hidup akan berkekurangan dibandingkan dengan melayani dilembaganya. Ada pula yang berusaha membuat saya merasa bersalah kalau pelayanan sendiri dan lebih baik kalau bergabung dengan lembaga mereka. Hmm, suatu saat saya akan bergabung dengan satu gereja atau lembaga jikalau Tuhan memberikan kesempatan untuk menggenapi kehendakNya. Yang pasti, alasannya bukan karena jaminan hidup yang lebih baik. Tuhan yang menjamin hidup ini, dan itu lebih baik dibandingkan jaminan dari lembaga atau gereja manapun!

Tidak ada yang pernah bertanya, "Sekarang melayani siapa?" Padahal pertanyaan ini yang perlu dipertanyakan. Banyak orang yang dalam hidup sehari-hari sudah melayani mimpinya, materi, dirinya, organisasinya, bahkan gerejanya dan semuanya bukan untuk menggenapi kehendak Allah. Celakanya, banyak yang tidak sadar dan terus merasa sedang melayani Tuhan!
Adakah Tuhan yang menjadi sumber, pusat dan kehendakNya yang digenapi dalam hidup ini, entah di dalam pekerjaan sehari-hari, di kantor ataupun di rumah, aksi sosial ataupun pelayanan gerejawi lainnya, sendirian ataupun di dalam satu gereja atau lembaga, adakah Yesus Kristus yang menjadi pusat pelayanan kita? Adakah kita melakukan segala sesuatu bagi Dia dan bukan bagi manusia (termasuk diri kita)???
Soli Deo Gloria.

1 Komentar:

Anonymous said...

Pertanyaan yang sangat menarik dalam artikel ini? Kita melayani siapa? Pertanyaan kritis dan mungkin mengagetkan. Kita sedang melayani siapa? Melayani Tuhan, melayani pekerjaan itu sendiri, melayanai diri sendiri.........Thanks for your article. http://membaca.buku.blogspot.com

Post a Comment