Hari ini harusnya ultah Mammi yang ke 61. Tapi, Mammi sudah meninggal tanggal 10 Juni 2006. Jadi, tahun ini tidak ada lagi ultah, yang ada hanyalah kenangan. Kenangan yang mengingatkan pelajaran berharga untuk hidup. Ada dua moment di dalam waktu yang jauh berbeda, saya menangis untuk kematian Mammi. Dan dua tangisan itu adalah tangisan dengan arti yang juga berbeda. Tangisan yang pertama, terjadi di tahun 1991. Waktu itu mimpi kalau Pappi dan Mammi meninggal dunia. Bangun dari tidur, langsung nangis, tangisan kesedihan. Hari itu baru sadar, mungkin tidak akan pernah ketemu lagi dengan kedua orangtuaku. Karena saat itu, saya sudah pergi jauh dari rumah selama 1 tahun, dan mungkin tidak akan pernah pulang lagi ke rumah.
Sedangkan tangisan yang kedua, adalah tangisan pada tanggal 12 Juni 2006. Hari itu, saya harus mewakili keluarga untuk memberikan ucapan terima kasih pada saat penguburan Mammi. Tangisan itu adalah tangisan sukacita, karena mengingat iman Mammi yang tetap mengingat Tuhan saat bergumul dengan penyakit kanker payudaranya, bahkan bisa tetap bersyukur dan pada hari kematiannya kelihatan bersukacita. Jadi ingat saat-saat di rumah sakit, waktu kankernya sudah menjalar sampai ke paru-paru, ada satu lagu yang Mammi seneng dan suka nyanyiin bareng Elvis Presley dari notebook saya. Lagu itu karangan dari Ira F. Stanphill, Mansion Over The Hilltop (Click di sini untuk denger lagunya dan seluruh teksnya), chorusnya:
In that bright land where we'll never grow old;
And someday yonder we will never more wander,
But walk the streets that are purest gold.
Mengingat semua itu dan kebahagiaan yang dialami oleh Mammi yang membuat saya menangis dengan sukacita di hari penguburan Mammi.
Akhir-akhir ini kembali saya memikirkan tentang perbedaan menangis dan tertawa. Kotbah ke berbagai tempat (khususnya persekutuan2 doa), pemimpin pujian/MC, biasanya berusaha membuat jemaat untuk bisa tertawa dan dianggap itu sebagai sukacita. Apa betul tertawa itu identik dengan sukacita? Ada yang bilang bahwa tertawa itu baik untuk kesehatan, tertawa bisa menyembuhkan, bahkan ada terapi tertawa. Tetapi, apakah tertawa itu pasti sukacita? Saya coba memperhatikan orang yang tertawa. Beberapa di antara mereka adalah orang gila. Sebagian lagi, adalah orang-orang yang mengambil keuntungan dari orang lain, berhasil menipu orang lain dan mereka tertawa. Sebagian lagi yang disebut dengan humor dan lucu adalah kejadian2 yang membuat orang lain kelihatan bodoh, melakukan kesalahan, jadi obyek penderitaan. Jadi, tertawa karena orang lain menderita. Itulah humor yang lucu. Jarang sekali, humor yang mempergunakan logika dan membuat orang tertawa. Dan mungkin ada sebagian kecil yang tertawa karena sukacita!? Dan anehnya, dalam kehidupan Tuhan Yesus, tidak pernah disebutkan bahwa Tuhan Yesus tertawa. Bahkan Tuhan Yesus pernah berkata dalam Lukas 6:25, "Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis." Apakah Tuhan Yesus tidak ada sukacita selama hidup di dunia?
Sejujurnya, saya suka sekali ketawa. Bahkan karena satu sekolah teologi melarang untuk ketawa berlebihan, maka saya memutuskan untuk tidak masuk sekolah teologi itu. Saya memiliki kemampuan untuk mentertawakan diri sendiri, mentertawakan orang lain dan dunia, serta membuat orang lain tertawa. Tapi, apakah waktu melakukan semuanya itu saya bersukacita, jawabannya: Tidak tentu!
Bagaimana dengan menangis? Biasanya menangis identik dengan kesedihan, kehilangan, musibah, dan semua yang berhubungan dengan hal itu. Tetapi, biasanya orang melupakan satu hal tentang menangis. Malam ini, mimpin KKR di salah satu gereja. Waktu altar call, beberapa dari yang maju ke depan menangis terus dan tidak ada satupun yang tertawa. Apakah mereka sedih dan tidak ada sukacita karena menyerahkan hidup kepada Tuhan? Faktanya, semua orang yang betul-betul mengalami sukacita yang dalam justru menangis dan bukan tertawa. Bahkan orang yang tertawa terbahak-bahak justru sering diakhiri dengan air mata.. Sehingga menangis justru menjadi satu elemen yang lebih penting dibandingkan dengan tertawa. Pertanyaannya, hal-hal apa yang membuat seseorang menangis dengan sukacita? Apakah itu karena hal-hal yang sementara ataukah hal-hal yang bernilai kekal?
Ada banyak tangisan dan air mata kita seharusnya disimpan untuk hal-hal yang bernilai kekal, dan bukan hanya air mata buaya yang selalu datang begitu saja dalam kesulitan dan penderitaan. Justru kita seharusnya terus memiliki tangisan untuk jiwa-jiwa orang pilihan yang masih hidup dalam dosa, tangisan sukacita waktu melihat mereka kembali kepada Bapa, tangisan untuk kehendak Allah yang belum digenapi dan tangisan untuk sukacita orang-orang percaya yang hidup menurut jalan-jalan Tuhan, dan masih banyak-banyak lagi tangisan-tangisan yang penuh sukacita dalam kehendak Tuhan yang akan dianugerahkan Tuhan. I'm waiting for it? What about you?
2 In my Father's house are many mansions: if it were not so, I would have told you. I go to prepare a place for you.
3 And if I go and prepare a place for you, I will come again, and receive you unto myself; that where I am, there ye may be also.
John 14:2,3
Ayat Hari Ini:
Saturday, March 3, 2007
Tears of Joy
Oleh RO'IEL pada jam 22:01
Label: Kesaksian, Lagu, Yohanes, Yohanes 14
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Komentar:
Post a Comment