Sebenarnya ini permasalahan klasik. Anehnya, ternyata ketemu lagi dengan orang yang begitu bangga karena di gerejanya ada bahasa Roh dan dengan bangganya dia cerita bagaimana waktu bisa memiliki dan bagaimana cara memilikinya. Dia cerita kepada direkturnya dengan semangat sebelum saya kotbah. Selesai kotbah, pada saat sessi tanya-jawab yang bisa tanya apa aja dan tanpa batas waktu, Pak Direktur nanya tentang bahasa Roh dan minta penjelasan. Saya jelasin dari beberapa bagian Alkitab dan ada satu orang yang berusaha berdebat, tapi justru makin pertajam pengertiannya. Selesai penjelasan, mau makan malam, orang itu yang memimpin doa makan, dia berterima kasih karena sudah mendapatkan kebenaran yang baru tentang bahasa Roh..!!?
Masalah yang pertama sebenarnya dalam penerjemahan baik ke dalam bahasa Inggris maupun dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Yunani (saya pakai Greek New Testament), hanya pakai satu kata dengan berbagai deklensi, kata dasarnya adalah glossa, biasanya muncul dalam bentuk jamak glossais. Dalam beberapa terjemahan bahasa Inggris menerjemahkannya sebagai tongue, sementara bahasa Indonesia menerjemahkan dengan dua kata, bahasa Roh. Kata glossa ini muncul di dalam Mar 16:17; Kis 2:4; Kis 10:46; Kis 19:6; 1 Kor 12:10,28,30; 13:8; dan 1 Kor 14:2,4,5,6,9,13,14,18,19,22,23,26,27,39. Tapi anehnya, dalam Mar 16:17 dan Kis 2:4 kata glossais diterjemahkan menjadi bahasa-bahasa, sementara dalam ayat-ayat lainnya diterjemahkan menjadi tunggal dan ditambahkan dengan kata Roh, menjadi bahasa Roh.
Kesalahan terjemahan yang paling mendasar pertama ada di dalam Kis 10:46. Penulis Kisah Para Rasul adalah Lukas. Ia memakai kata yang sama di dalam Kis 2:4 dan Kis 10:46 dan konteksnya sama.
45 Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, 46 sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus:.. (Kis 10:45-46 )
Konteksnya, orang-orang yang melihat karunia bahasa di Yerusalem (Kis 2) melihat juga itu terjadi di rumah Kornelius (Kis 10). Tapi, dalam Kis 2:4 itu diterjemahkan bahasa2 sementara Kis 10 menjadi bahasa Roh. Padahal dalam bahasa Yunaninya memakai kata yang sama, glossais. Begitu juga dengan Kis 19:6, kata yang sama dipakai oleh penulis yang sama. Yang unik, dalam Kis 19:6, Paulus yang melihat kejadian itu. Dan Paulus memakai kata yang sama untuk dipakai dalam 1 Kor 12-14. Seharusnya, kesimpulannya itu karunia yang sama, dan diterjemahkan sebagai bahasa-bahasa dan bukannya bahasa Roh. Karena pembicaraan tentang karunia bahasa2 hanya ada di dalam Kisah Para Rasul. Dari mana lagi referensi jemaat Korintus tentang karunia bahasa2?
Tetapi banyak orang yang mengatakan bahwa karunia bahasa2 yang di dalam Kisah Para Rasul berbeda dengan di dalam 1 Kor 12-14. Bedanya di mana? Yang di Kisah Para Rasul, yang mendengar bisa langsung mengerti; sedangkan di Korintus yang mendengar tidak mengerti kecuali ada yang menafsirkan...
Saya mencoba menafsirkan dengan sedikit melihat latar belakang dari jemaat Korintus. Surat-surat Paulus harus dimengerti dengan pengertian konteks dan latar belakang. Kalau membaca 1 Korintus, kita bisa melihat bahwa mereka bukan jemaat yang dewasa (1 Kor 3:2-3; 14:20), yang begitu membanggakan karunia2. Bagi mereka itu adalah karunia yang begitu hebat, bisa berbahasa yang lain. Jangan-jangan yang mereka coba praktekkan diambil dari bahasa-bahasa yang dipakai oleh imam2 dalam kuil2, yang diucapkan pada saat mereka trance. Dalam kebudayaan apapun, biasanya para imam dan dukun mempunyai bahasa sendiri yang tidak dimengerti orang lain. Mungkin bahasa-bahasa ini yang dicocok-cocokan orang Korintus dengan bahasa-bahasa di dalam Kisah Para Rasul. Ini hanya dugaan dan penafsiran saya...
Mengapa orang yang mendengar bahasa-bahasa itu tidak mengerti di Korintus? Perbedaannya, di dalam konteks Kisah Para Rasul, yang mendengar adalah orang-orang yang datang dari berbagai macam bahasa. Di dalam Korintus, hanyalah orang-orang Korintus yang berbahasa Yunani ataupun Latin. Maka kalau ada yang berbicara dalam bahasa Mandarin, tidak ada yang bisa mengerti.
Perbedaan lainnya dari kedua konteks. Di dalam Kisah Para Rasul untuk menunjukkan bahwa Injil adalah untuk semua bangsa dan bahasa. Sementara dalam 1 Kor 14:2, berkata kepada Allah, membangun diri sendiri & jemaat ('kalau ngerti,' jangan pisahin dgn ayat 5 - 14:4-5); untuk mengucap syukur (14:16). Sedangkan dalam 1 Kor 14:21 (yg merupakan kutipan dari Yes 28:11-12), agar mereka tidak mendengarkan Tuhan, karena tidak mengerti. Lebih lanjut lagi dalam 1 Kor 14:22, karunia ini adalah tanda untuk orang-orang tidak beriman. Lebih parah lagi dalam ay.23, orang tidak beriman akan menganggap orang yang pakai karunia bahasa ini sebagai orang gila. Kesimpulannya sebenarnya: jangan dipake dalam pertemuan jemaat, lebih banyak karunia lain yang lebih berguna..Dan, ada yang lebih perlu dipraktekkan karena lebih penting, yaitu: KASIH. Paulus menulis 1 Kor 12-14 dalam bentuk Kiasmus:
...........Pasal 12 Karunia-karunia Roh: Satu tubuh
...........Pasal 14 Karunia-karunia Roh: Nubuat dan bahasa2
Maka, sebenarnya lebih baik banyak bicara tentang kasih ataupun Buah Roh, dibandingkan perdebatan-perdebatan tentang karunia bahasa2 yang tidak terlalu penting.
NB: Ada teman yang berdialog dengan temannya tentang "Benarkah bahasa Roh yang ada sekarang ini?" (click di sini untuk membacanya)
Ayat Hari Ini:
Thursday, March 1, 2007
Karunia Bahasa2 atau Bahasa Roh?
Oleh RO'IEL pada jam 20:30
Label: 1 Korintus, Kisah Para Rasul, Markus, Roh Kudus
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Komentar:
Post a Comment