Sebentar lagi Indonesia mau Pemilu dan pemilihan presiden. Sebenarnya, yang dibutuhkan oleh Indonesia bukan presiden, tapi Raja. Eiiits.. tunggu dulu, bukan raja2 boneka seperti di beberapa negara di dunia. Yang dibutuhkan adalah raja yang berkuasa mutlak, bijaksana dengan kemampuan yang luar biasa dan yang tidak perlu diganti2 dan dipilih-pilih terus. Masalahnya, ada ga raja seperti ini???
Yesaya 9:5
Jadilah Kehendak-Mu
Raja yang datang ke dunia menjadi manusia, ternyata bukan hanya sekedar raja yang perlu bergantung kepada pemimpin-pemimpin lainnya untuk menghasilkan keputusan yang baik dan bijaksana. Sang Raja ini ternyata juga adalah Penasihat Ajaib (pele yoets).
Kalau raja butuh beberapa penasihat untuk bisa mengambil keputusan yang baik, maka Sang Raja ini merangkap fungsi penasihat, dan bahkan Ia adalah penasihat yang luar biasa, jauh melebihi penasihat2 yang pernah ada (Rom 11:33-34).
Enak banget kalau punya pemimpin seperti ini. Tidak pernah ada keputusan yang salah, dan semuanya untuk kebaikan umat-Nya (Rom 8:28). Respon kita seharusnya hanyalah, jadilah kehendak-Mu! Yup, susah banget! Butuh anugerah dan iman untuk percaya dan mengikuti kehendak-Nya.
Perang Yuk!
Sang Raja bukan hanya seorang pemimpin yang memerintah dan meminta umat-Nya untuk melakukan kehendak-Nya. Ia ternyata ikut berperang, dan bahkan yang memimpin umat-Nya dalam peperangan. Itu sebabnya, Ia disebut orang sebagai Allah yang Perkasa (El Gibor), Allah yang berperang dengan hebatnya.
Konsep berperang agak aneh bagi kita sekarang ini, karena menginginkan kedamaian dan keamanan. Tapi kalau baca Alkitab dari PL sampai PB, peperangan akan terus terjadi. Tapi jangan salah, peperangan kita bukan seperti Amerika atau Israel. Dari PL, peperangan yang sebenarnya adalah melawan dosa. Dan Allah yang memimpin dalam setiap peperangan.
Kedatangan Yesus Kristus ke dunia untuk berperang melawan dosa, dan Ia menang dengan kematian dan kebangkitan-Nya. Ia bukan datang menjadi raja Israel dan berperang melawan Romawi yang berkuasa waktu itu. Tapi, Ia datang berperang dan mengalahkan iblis, dosa dan kematian.
Itu sebabnya, Natal yang pertama di Betlehem bukan hanya Malam Kudus, sunyi senyap. Tapi, ada ratapan dan tangisan karena pembunuhan (Mat 2:16-18). Sejak kedatangan-Nya ke dunia, sang Raja sudah harus berperang melawan dosa dan kejahatan di bumi.
Kalau kita punya raja seperti itu, yang bisa berperang dan yang memimpin umat-Nya, maka respon kita seharusnya, "perang yuk!"
Pemimpin Selamanya
Terus terang membosankan kalau setiap empat atau lima tahun ganti2 pemimpin. Bukan hanya karena salah pilih terus, tapi memang ga ada pilihan yang baik. Semua pemimpin mempromosikan dirinya sebagai yang hebat dan membuat perubahan. Kenyataannya, berubah sih! Tapi, lebih buruk.
Sang Raja yang datang ke dunia ini berbeda. Ia menjadi pemimpin sampai selama-lamanya. Dalam Yes 9:5, kata abiyad suka diterjemahkan sebagai Bapa yang Kekal (Eternal Father). Karena kata ini hanya muncul satu kali, dan berawalan ab, maka biasanya langsung disimpulkan artinya sebagai Bapa. Padahal kata ab, bisa mempunyai beberapa pengertian, salah satunya adalah pemimpin.
Saya menafsirkan kata abiyad sebagai pemimpin yang kekal, karena lebih sesuai konteks dalam Yesaya 9, yang berbicara tentang kepemimpinan.
Punya pemimpin dan raja sampai selama-lamanya itu enak, karena program2 pasti akan berkesinambungan dan tidak berubah2. Sudah dalam satu paket dari kekekalan. Enak kan!?
Damai yang Sejati
Terakhir, Ia disebut orang sebagai Raja (Pangeran) Damai Sejahtera (sar syalom). Ia datang membawa kedamaian yang sejati. Bukan damai dalam pengertian tidak ada perang, tidak ada masalah dan kesulitan. Tapi damai sejahtera yang sejati, kita dibawa kembali dalam relasi yang harmonis dengan Allah Bapa, kita dibebaskan dari dosa dan segala tuduhan dan ketakutan akan hukumannya, serta disertai dan dipimpin dalam segala keadaan. Damai sejahtera seperti inilah yang diberikan oleh Yesus Kristus yang datang sebagai Raja.
Damai sejati yang dicari oleh manusia tidak bisa diberikan oleh dunia ini dengan tidak ada peperangan, terjamin secara materi, dan semua pengharapan palsu yang ditawarkan. Karena damai yang ditawarkan oleh dunia hanya sementara dan sesaat, sesudah itu hilang tak berbekas.
Berbeda dengan damai yang diberikan oleh Raja diatas segala Raja. Ia akan memimpin umat-Nya dalam segala keadaan, termasuk peperangan dan permasalahan, tapi umat-Nya tetap merasakan damai sejahtera.
Berbahagialah orang yang percaya dan dipimpin oleh Sang Raja Sejati, karena Ia bukan sembarang Raja. Raja diatas segala raja. Soli Deo Gloria.