Di dalam Kekristenan sekarang ini banyak yang cepat tertarik dengan berbagai fenomena yang diperlihatkan oleh orang-orang yang bertalenta, apalagi kalau kelihatan mempunyai kemampuan yang supranatural. Tetapi dengan berjalannya waktu, orang-orang seperti itu kemudian sepertinya menghilang, karena lama-kelamaan semua yang kelihatan hebat dan mengagumkan menjadi sesuatu yang biasa dan cenderung membosankan. Ada perbedaan dari orang yang ingin belajar firman dan ingin menjadi serupa Kristus. Semakin hari semakin merasa kekurangan dan membutuhkan pengenalan dan pengetahuan yang lebih. Semakin hari semakin kagum dan semakin takjub kepada Allah kita. Di samping itu, kita semakin mengenal firman, maka kitapun semakin memiliki kesempatan dan kemampuan menceritakan kebenaran firman. Bukan orang-orang yang kelihatan hebat dengan femonenanya, tetapi Tuhan sendiri dengan kuasa dan kebenaranNya yang diceritakan. Mengapa bisa seperti itu? Nabi Yesaya menjelaskan pergumulan seorang hamba di dalam Yes 50:4. Kita bisa belajar dari pergumulan ini.
ESV Isaiah 50:4
Di lihat dari sudut kedaulatan Allah, Tuhan yang memberikan Firman kepada seseorang. Kepada siapa Ia mau memberikan Ia akan memberikan pencerahan sehingga bisa mengerti akan firmanNya dan diberikan kuasa untuk mengajarkannya. Itu sebabnya, Yesaya mengatakan bahwa Tuhan Allah memberikannya lidah yang diajar, sehingga bisa memberikan semangat baru dan membangkitkan orang yang sudah lemah dan tidak berdaya.
Lidah yang memiliki pengajaran dan kuasa itu, adalah anugerah Tuhan yang melalui proses setiap pagi diajar oleh Tuhan. Yesaya mengatakan, Tuhan membangunkan (diulang dua kali, berarti ada hal yang penting) telinganya untuk mendengar seperti seorang murid. Dari sisi kedaulatan Allah, dua hal ini yang dilakukan oleh Tuhan untuk orang-orang yang akan dipakaiNya. Setiap hari mengajar umatNya dengan firman, memproses umatNya sehingga memiliki lidah yang sudah diajar dan bisa menjadi berkat dan melayani orang-orang yang lemah dan membutuhkan kebenaran dan perlu di ajar. Kesalahan dari kebanyakan orang percaya adalah pemikiran bahwa ia bisa bertumbuh dengan mendengar banyak kesaksian orang-orang yang dipakai Tuhan, mencontoh hidup dari orang-orang beriman, semakin aktif dalam pelayanan-pelayanan yang ditawarkan, banyak berdoa ataupun melihat banyak mujizat. Memang hal-hal demikian akan membuat seorang percaya bertumbuh jika dipimpin oleh firman.
Firman Tuhan yang mencipta kita, menopang kita dan membukakan kepada kita jalan-jalanNya. Tuhan mengajar kita dengan firmanNya hari demi hari, mengubah kita dan memimpin hidup kita. Tanpa dipimpin oleh firman, maka banyak aktifitas pelayanan justru mendukakan hati Tuhan karena banyak orang yang merasa beribadah dan melayani, sebenarnya sedang melawan rencana Tuhan dan bahkan bertentangan dengan firman Tuhan!?
Maka mari kita melihat dari sisi tanggung jawab manusia, apa yang sebaiknya kita lakukan. Yesaya mengatakan bahwa dia memiliki lidah dan telinga yang diajar setiap hari. Artinya, kita harus bersiap setiap hari. Membaca firman dan mendengar apa yang akan diajarkan Tuhan setiap hari di dalam firman dan meminta biar kita ada kuasa untuk mengajar diri kita terlebih dulu dengan firman, kemudian bisa membagikannya kepada orang lain. Kita tidak perlu menjadi teolog dan telah membaca dan menguasai banyak buku teologi (meskipun saya melakukan hal ini) untuk bisa dipakai oleh Tuhan untuk membangkitkan dan memberi pengertian firman kepada banyak orang.. Tetapi kita perlu mendengar dan mengerti firman hari demi hari sebagai persiapan untuk berbicara hal-hal yang benar di dalam Alkitab.
Yang saya bicarakan tentang mendengar dan mengerti firman, bukan dalam pengertian banyak orang, yang selalu ingin menafsirkan firman sesuai dengan keinginan dan pengertiannya sendiri. Tetapi, mencoba melihat apa maksud Tuhan bagi kerajaan Allah secara keseluruhan untuk menggenapkan rencana Allah dan di mana bagian yang harus saya genapi selama ada anugerah Tuhan. Banyak orang sebenarnya membaca Alkitab, tetapi tidak mau diajar dan ingin mengajar Tuhan. Kalau seseorang ingin diajar, maka ia pasti ingin mengerti seluruh rencana Allah (mau membaca dan mengerti keseluruhan Alkitab), dan membacanya dengan Tuhan sebagai pusat yang sedang ingin mengubah dan mengoreksi umatnya. Orang yang tidak ingin diajar, hanya ingin melihat firman sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya dan tidak ingin melihatnya sebagai satu keseluruhan. Yang penting apa yang berguna bagi dirinya sendiri. Akibatnya, di dalam kesaksian hidup sehari-hari, bukan bicara tentang firman yang begitu agung, mulia, menyenangkan dan Allah yang sedang bekerja, melainkan hanya menceritakan dirinya yang begitu istimewa dan Tuhan makin membuatnya istimewa karena membaca firman. Kalau diteliti dan dipikirkan, sebenarnya ada dua hal yang sangat berbeda dan bertentangan. Yang pertama, adalah murid yang berpusat kepada Tuhan. Sedangkan yang kedua, hanya ingin memanfaatkan Tuhan bagi dirinya. Yang pertama, bisa membuat orang-orang akan mengerti dan mencintai firman. Yang kedua, akan memotivasi orang-orang untuk ikutan memanfaatkan Tuhan untuk diri sendiri. Kelihatannya, sama-sama melayani dan sama-sama berpengaruh, tetapi bila waktunya tiba, Tuhan akan menunjukkan mana yang sejati dan mana yang bukan. Mana yang betul-betul telinganya terbuka untuk kehendak Tuhan dan mana yang hanya mau telinga Tuhan terbuka untuk kehendaknya sendiri.
Dunia sering menipu kita dengan fenomena yang kelihatan mirip sekali. Tetapi orang-orang yang mendengarkan firman, matanya akan terbuka dan sanggup membedakan mana yang fenomena dan mana yang fakta sebenarnya. Mengapa? Karena kuasa dan kekuatan di dalam firman yang sangat tajam melebihi pedang bermata dua, yang sanggup membedakan semuanya itu. Maka mari kita berdoa supaya Tuhan membangkitkan kita untuk mendengar firmanNya setiap hari, dan kita meminta Tuhan menganugerahkan lidah yang sudah diajar untuk melayani dan menguatkan orang-orang yang lemah lesu, orang-orang yang perlu dibangkitkan dari kematiannya di dalam dosa. Tanpa firman kita terlalu lemah untuk melakukan semuanya itu. Hanya firman yang bisa melakukan itu di dalam kelemahan dan keterbatasan kita.
Psalm 1:1-3
Ayat Hari Ini:
Showing posts with label Yesaya 50. Show all posts
Showing posts with label Yesaya 50. Show all posts
Friday, March 16, 2007
Telinga dan Lidah Seorang Murid
Subscribe to:
Posts (Atom)