Sydney, April 3, 2008
Jam 6pm sudah mengambil koper yang dititip, terus nyari dinner di sekitar Central Station sambil nunggu greyhound bus. Kalau ketinggalan bus bisa gawat, karena tanggal 4 April pagi sudah harus ada di Melbourne utk naik Garuda ke Denpasar, lalu pulang ke Jakarta. Kalau ketinggalan bus, pesawat ke Melbourne ga ada lagi yang murah. Adanya Qantas yang mahal banget. So, lebih baik nunggu di dekat Central Station. Tapi, dinner dulu.
Ketemu Chinese Restaurant, parahnya yang jaga kurang bisa bahasa Inggris, harus panggil anaknya dulu. Lucu juga. Saya juga cuma bisa 3 kalimat bahasa Mandarin. Komunikasi juga bisa kacau. Untung anaknya cepat datang. Bisa makan nasi deh, satu setengah hari makan makanan bule terus. Mahal banget, sama Tea harganya $15 (Rp. 125.000, stop mikirin kursnya!!!).
Beli yang take away di dekat situ untuk di makan kalau bus berhenti istirahat makan, eh malahan cuma $4, jadi curiga!!!, masih bagus apa sudah basi. Eh, yang beli banyak. Apa semua pecinta makanan basi??
Selesai makan ke counter Greyhound sudah tutup. Ga ada tempat untuk duduk dan nunggu. Duduk di trotoarpun jadilah ditemani Wibrain, yang dilihatin tiap orang yang lewat, karena mirip PSP tapi kelihatan ada Windowsnya.. UMPC belum terlalu ngetop di Sydney, khususnya Wibrain.. Biasanya orang yang lihat suka nanya, "what's that?" Jawaban standarnya, "This is an UMPC"
Backpackers lain yang mau ke Melbourne, ikutan duduk2 di trotoar. Lega, ga dianggap gelandangan (mana belum mandi terakhir mandi kemaren pagi di Brisbane) karena banyak yang ikutan duduk di situ. Capek banget seharian jalan-jalan. Bisa2 di bus tidur terus.
Berangkat dari Sydney terlambat 1 menit. Dapat tempat duduk yang berduaan. Penumpangnya lebih banyak dibandingkan bus yang dari Brisbane. Drivernya nakut-nakutin penumpang kalau harus pake seatbelt, kalau tidak akan ada masalah dengan polisi Canberra. Saya sih pasti pake, karena kalau ketiduran ada penahan biar ga kemana-mana:)
Berusaha biar ga ketiduran dulu. Kota-kota tempat berhenti cuma sedikit (pantesan murah, cuma $80), jadi kalau ketiduran kayanya rugi. Mendingan tidur di pesawat besok.
Sampai di Liverpool sudah ngantuk banget. Lupa ngeliat apa aja, antara sadar dan tidak sadar.
Di Canberra bangun karena drivernya bicara dan say goodbye, mau ganti driver. Sudah tengah malam di Canberra, sepi banget. Ya iyalah.. Siang aja sepi. Kotanya sangat teratur, sayang semua tempat sudah tutup. Dan dingin banget sampe menggigil, kayanya suhunya dibawah 10 derajat Celcius. Beda banget dengan di dalam bus yang 24 derajat. Sempat lihat-lihat sebentar, tapi karena restaurantpun sudah pada tutup, jadi balik lagi ke dalam bus. Hangat dan nyaman. Kayanya ada cewek orang Indo yang naik dari Canberra.
Sesudah itu merenung kembali sambil melihat langit dan bintang. Masih seperti mimpi, kenapa bisa melakukan perjalanan nekat dengan modal bahasa Inggris yang pas-pasan dan tanpa map lengkap, tapi begitu beriman kepada greyhound, maksudnya kepada Tuhan yang pasti memimpin. Hanya bisa bersyukur, untuk kesempatan menjadi seseorang yang tidak berdaya in the middle of nowhere. Bagaimana kalau busnya mogok ditengah cuaca dingin seperti itu??? Mungkin bisa jadi pengalaman yang lebih menarik lagi!! Ketiduran lagi mungkin sambil senyum...
Berhenti di Holbrook untuk makan. Dingin banget, sambil makan dan minum hot choccolate tapi tetap aja menggigil. Jaket saya terlalu tipis untuk suhu dibawah 10 C. Buru-buru habisin makanannya, lalu masuk ke dalam bus. Tidur lagi.. Sayang sekali mata ga kuat lagi menikmati banyak hal.
Sempat berhenti lagi di Albury, hanya membuka mata sebentar dan ketiduran lagi. Kayanya yang orang Indo turun di Albury. Belum sempat nanya apa betul dia orang Indonesia untuk memuaskan pikiran yang menebak. Eh.. ketiduran lagi..
Melbourne, April 4, 2008
Bangun-bangun sudah dekat Melbourne. Waktu yang tersisa dipakai untuk evaluasi perjalanan dari Brisbane-Sydney-Melbourne. Apa yang dipelajari? Apa yang harus disyukuri?
- Menambah sedikit kepercayaan diri. Beberapa kali ngobrol dengan orang Aussie dalam bahasa Inggris, at least ga terlalu banyak ngomong pardon/sorry:)
- Belajar bergantung kepada Tuhan dengan sepenuhnya dan melihat penyertaan Tuhan. Biasanya pergi kotbah kemana-mana semuanya sudah disiapkan dan dijemput. Kali ini pergi ke beberapa kota dengan cara yang baru pertama kali, by bus. Naik pesawat ke Brisbane, Gold Coast, Sydney dan Melbourne, semuanya sudah pernah. Tapi dengan bus, first time in my life.
- Belajar mengambil keputusan di dalam waktu yang singkat. Selalu sulit mengambil keputusan dalam waktu yang terdesak, tapi dalam perjalanan ini harus mengambil keputusan secepat mungkin, kapan turun dari bus dan menikmati semuanya dan kapan tetap tinggal di dalam bus. Khususnya di Sydney, waktunya sangat2 terbatas untuk bisa dinikmati.
- Bisa melihat kebesaran Tuhan dalam ciptaanNya, semakin merasa kerdilnya manusia dan betapa hebat dan luar biasanya Tuhan dalam karya2Nya.
Sampai di Melbourne jam 8 pagi. Di Southern Cross Terminal bisa mandi, bayar $3. Kalau sama handuk $6. Shower aja dibisnisin.. Melbourne dingin banget, jadi malas untuk mandi, meskipun mandi air hangat. Harus ngantri pula. Waktunya sudah mepet. Jadi, hanya sikat gigi, cuci muka dan ganti baju lalu pake parfum (habisin yang lama sekaligus memastikan parfum yang baru dibeli kurang dari 100 ml- karena di Airport dilarang membawa ke pesawat lebih dari 100 ml). Gratis ga perlu bayar, semuanya dilakukan di toilet. Semoga di pesawat ke Denpasar dan Jakarta kosong, dan ga ada orang di samping..Ternyata harapan tidak terkabul, MEL-DPS penuh, begitu juga DPS-JKT. Kasihan yang duduk di samping saya, harus mencium campuran parfum dan bau badan dua hari tidak mandi.. Tetap aja bisa ngobrol sama ibu itu sampai Denpasar. Sesudah empat jam, dia mulai kipas2, baru mulai tercium baunya sesudah kekuatan parfum mulai menghilang. Sorry..
Lain kali kalau ada kesempatan untuk traveling, akan disiapkan lebih baik lagi dan tentu saja pake mandi, itupun kalau sempat:)
Cerita sebelumnya di Sydney bisa baca di Backpacker (3): Exploring Sydney
Ayat Hari Ini:
Tuesday, April 8, 2008
Backpacker (4): SYD-MEL
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 Komentar:
Bang Ronald...
thanks for sharing this series of "fortunate" events..
seneng bacanya :'D jadi berkat juga..
i pray u'll always be a blessing like u've always been this far ^_^...
God bless..
Post a Comment