Ayat Hari Ini:

Showing posts with label Australia. Show all posts
Showing posts with label Australia. Show all posts

Tuesday, April 8, 2008

Backpacker (4): SYD-MEL

Sydney, April 3, 2008
Jam 6pm sudah mengambil koper yang dititip, terus nyari dinner di sekitar Central Station sambil nunggu greyhound bus. Kalau ketinggalan bus bisa gawat, karena tanggal 4 April pagi sudah harus ada di Melbourne utk naik Garuda ke Denpasar, lalu pulang ke Jakarta. Kalau ketinggalan bus, pesawat ke Melbourne ga ada lagi yang murah. Adanya Qantas yang mahal banget. So, lebih baik nunggu di dekat Central Station. Tapi, dinner dulu.
Ketemu Chinese Restaurant, parahnya yang jaga kurang bisa bahasa Inggris, harus panggil anaknya dulu. Lucu juga. Saya juga cuma bisa 3 kalimat bahasa Mandarin. Komunikasi juga bisa kacau. Untung anaknya cepat datang. Bisa makan nasi deh, satu setengah hari makan makanan bule terus. Mahal banget, sama Tea harganya $15 (Rp. 125.000, stop mikirin kursnya!!!).
Beli yang take away di dekat situ untuk di makan kalau bus berhenti istirahat makan, eh malahan cuma $4, jadi curiga!!!, masih bagus apa sudah basi. Eh, yang beli banyak. Apa semua pecinta makanan basi??

Selesai makan ke counter Greyhound sudah tutup. Ga ada tempat untuk duduk dan nunggu. Duduk di trotoarpun jadilah ditemani Wibrain, yang dilihatin tiap orang yang lewat, karena mirip PSP tapi kelihatan ada Windowsnya.. UMPC belum terlalu ngetop di Sydney, khususnya Wibrain.. Biasanya orang yang lihat suka nanya, "what's that?" Jawaban standarnya, "This is an UMPC"

Backpackers lain yang mau ke Melbourne, ikutan duduk2 di trotoar. Lega, ga dianggap gelandangan (mana belum mandi terakhir mandi kemaren pagi di Brisbane) karena banyak yang ikutan duduk di situ. Capek banget seharian jalan-jalan. Bisa2 di bus tidur terus.

Berangkat dari Sydney terlambat 1 menit. Dapat tempat duduk yang berduaan. Penumpangnya lebih banyak dibandingkan bus yang dari Brisbane. Drivernya nakut-nakutin penumpang kalau harus pake seatbelt, kalau tidak akan ada masalah dengan polisi Canberra. Saya sih pasti pake, karena kalau ketiduran ada penahan biar ga kemana-mana:)
Berusaha biar ga ketiduran dulu. Kota-kota tempat berhenti cuma sedikit (pantesan murah, cuma $80), jadi kalau ketiduran kayanya rugi. Mendingan tidur di pesawat besok.
Sampai di Liverpool sudah ngantuk banget. Lupa ngeliat apa aja, antara sadar dan tidak sadar.
Di Canberra bangun karena drivernya bicara dan say goodbye, mau ganti driver. Sudah tengah malam di Canberra, sepi banget. Ya iyalah.. Siang aja sepi. Kotanya sangat teratur, sayang semua tempat sudah tutup. Dan dingin banget sampe menggigil, kayanya suhunya dibawah 10 derajat Celcius. Beda banget dengan di dalam bus yang 24 derajat. Sempat lihat-lihat sebentar, tapi karena restaurantpun sudah pada tutup, jadi balik lagi ke dalam bus. Hangat dan nyaman. Kayanya ada cewek orang Indo yang naik dari Canberra.

Sesudah itu merenung kembali sambil melihat langit dan bintang. Masih seperti mimpi, kenapa bisa melakukan perjalanan nekat dengan modal bahasa Inggris yang pas-pasan dan tanpa map lengkap, tapi begitu beriman kepada greyhound, maksudnya kepada Tuhan yang pasti memimpin. Hanya bisa bersyukur, untuk kesempatan menjadi seseorang yang tidak berdaya in the middle of nowhere. Bagaimana kalau busnya mogok ditengah cuaca dingin seperti itu??? Mungkin bisa jadi pengalaman yang lebih menarik lagi!! Ketiduran lagi mungkin sambil senyum...

Berhenti di Holbrook untuk makan. Dingin banget, sambil makan dan minum hot choccolate tapi tetap aja menggigil. Jaket saya terlalu tipis untuk suhu dibawah 10 C. Buru-buru habisin makanannya, lalu masuk ke dalam bus. Tidur lagi.. Sayang sekali mata ga kuat lagi menikmati banyak hal.
Sempat berhenti lagi di Albury, hanya membuka mata sebentar dan ketiduran lagi. Kayanya yang orang Indo turun di Albury. Belum sempat nanya apa betul dia orang Indonesia untuk memuaskan pikiran yang menebak. Eh.. ketiduran lagi..

Melbourne, April 4, 2008
Bangun-bangun sudah dekat Melbourne. Waktu yang tersisa dipakai untuk evaluasi perjalanan dari Brisbane-Sydney-Melbourne. Apa yang dipelajari? Apa yang harus disyukuri?
- Menambah sedikit kepercayaan diri. Beberapa kali ngobrol dengan orang Aussie dalam bahasa Inggris, at least ga terlalu banyak ngomong pardon/sorry:)
- Belajar bergantung kepada Tuhan dengan sepenuhnya dan melihat penyertaan Tuhan. Biasanya pergi kotbah kemana-mana semuanya sudah disiapkan dan dijemput. Kali ini pergi ke beberapa kota dengan cara yang baru pertama kali, by bus. Naik pesawat ke Brisbane, Gold Coast, Sydney dan Melbourne, semuanya sudah pernah. Tapi dengan bus, first time in my life.
- Belajar mengambil keputusan di dalam waktu yang singkat. Selalu sulit mengambil keputusan dalam waktu yang terdesak, tapi dalam perjalanan ini harus mengambil keputusan secepat mungkin, kapan turun dari bus dan menikmati semuanya dan kapan tetap tinggal di dalam bus. Khususnya di Sydney, waktunya sangat2 terbatas untuk bisa dinikmati.
- Bisa melihat kebesaran Tuhan dalam ciptaanNya, semakin merasa kerdilnya manusia dan betapa hebat dan luar biasanya Tuhan dalam karya2Nya.

Sampai di Melbourne jam 8 pagi. Di Southern Cross Terminal bisa mandi, bayar $3. Kalau sama handuk $6. Shower aja dibisnisin.. Melbourne dingin banget, jadi malas untuk mandi, meskipun mandi air hangat. Harus ngantri pula. Waktunya sudah mepet. Jadi, hanya sikat gigi, cuci muka dan ganti baju lalu pake parfum (habisin yang lama sekaligus memastikan parfum yang baru dibeli kurang dari 100 ml- karena di Airport dilarang membawa ke pesawat lebih dari 100 ml). Gratis ga perlu bayar, semuanya dilakukan di toilet. Semoga di pesawat ke Denpasar dan Jakarta kosong, dan ga ada orang di samping..Ternyata harapan tidak terkabul, MEL-DPS penuh, begitu juga DPS-JKT. Kasihan yang duduk di samping saya, harus mencium campuran parfum dan bau badan dua hari tidak mandi.. Tetap aja bisa ngobrol sama ibu itu sampai Denpasar. Sesudah empat jam, dia mulai kipas2, baru mulai tercium baunya sesudah kekuatan parfum mulai menghilang. Sorry..
Lain kali kalau ada kesempatan untuk traveling, akan disiapkan lebih baik lagi dan tentu saja pake mandi, itupun kalau sempat:)


Cerita sebelumnya di Sydney bisa baca di Backpacker (3): Exploring Sydney

Backpacker (3): Exploring Sydney

Sydney, April 3, 2008
Sampai di Sydney Central Station sudah 09:30am. Ke counter Greyhound lagi, beli tiket ke Melbourne (keputusan yang tepat, karena sebelum jam 6:00pm counternya sudah tutup). Sengaja pilih bus yang berangkat jam 8:00 malam, biar ada waktu lebih lama jalan-jalan di Sydney. Cari toilet utk sikat gigi dan cuci muka sama tempat nitip koper, ketemu di corner Eddy Ave and Pitt St. di kompleks Central Station jug, bayar $10 sampai jam 6:00pm. Sekaligus dapat peta City, sama peta Sydney Explorer dan Bondi Explorer.
Pelajari map Sydney CBD selama beberapa menit, kemudian jalan ke tempat stop 16 Sydney Explorer, di dekat jalan masuk Central Station. Sebelumnya mampir di 7 eleven, beli burger sama air minum + susu. Perjalanan keliling Sydney segera dimulai.

Sydney Explorer
Beli tiket one day combined Sydney & Bondi Explorer di dalam bus Sydney Explorer, A$39 untuk seharian, berlaku juga untuk Regular Sydney Buses. Ada 27 stops, dua jam lebih di dalam bus kalau keliling semuanya. Keliling semuanya, sampe di beberapa stops, tinggal sendirian di dalam bus. Sopirnya tetap aja jalanin tugasnya dengan baik jelasin semua stops dan tempat-tempat wisatanya. Rasanya seperti naik taksi terbesar selama satu jam, lebih luas dan lebih panjang dari limousine.
Stop pertama di Chinatown. Selanjutnya yang keingat Sydney Fish Market, The Rocks, Sydney Opera House, Sydney Harbour Bridge dan Mrs Macquarie's Chair (tempatnya bagus banget).
Beli burger lagi untuk lunch di Circular Quay, sambil nunggu Bondi Explorer.

Bondi Explorer
Bondi Explorer hanya punya 19 stops, tapi keseluruhannya bisa makan waktu 2 jam juga. Berbeda dengan Sydney Explorer, Bondi Explorer keliling pantai2 di Sydney. Menarik sekali. Beruntungnya, dapat bus driver yang baik banget. Di setiap stop yang viewnya bagus banget, dia kasih waktu beberapa menit untuk turun, foto2 dan menikmati sambil ditungguin. Khususnya di Rose Bay Convent, Watsons Bay, The Gap, Bondi Beach, Bronte Beach and Coogee Beach. Betul-betul tidak rugi membayar $39 untuk semua keindahan ciptaan Tuhan dan kebaikan sang bus driver.
Kadang-kadang Tuhan menyatakan kebaikanNya dengan memakai manusia untuk menyatakan kebaikanNya, Thank God for the bus driver.

Foto-foto dan map dari Sydney Explorer dan Bondi Explorer bisa dilihat dan didownload di Sydney Explorer.

Ada yang kurang dan belum dicoba, traveling dengan Sydney Ferries and Trains. Perlu membeli Sydney Pass dan tidak bisa satu hari untuk semuanya. Mungkin suatu saat ada waktunya.

Cerita sebelumnya bisa dilihat di Backpacker (2): BNE-SYD

Monday, April 7, 2008

Backpacker (2): BNE-SYD

Brisbane, April 2, 2008.
Habis jemput anak2 kakak di sekolahan mereka, saya diantar mereka ke City. Tepatnya di Brisbane Transit Centre, Coach Terminal, Roma St. Perpisahan, masih sempat menjelaskan bedanya good bye dan see you kepada 2 keponakan, sesudah itu seperti biasa peluk2an, berharap akan ketemu lagi dan perjalanan harus segera dimulai. Waktu cek handphone, Simpatiku habis pulsa. Jadi kalau ada apa2 ga bisa nelpon. Uang ada beberapa ribu dollar Australia, terlalu banyak untuk dibawa traveling. Tapi, tidak ada pilihan harus dibawa.
Busnya berangkat jam 16:30 (Brisbane tidak berlaku Daylight Saving), sementara saya sudah ada di situ jam 3-an. Jalan2 dulu lihat situasi sambil cari counter greyhound. Ketemu counternya, ada di Level 3. Di dekatnya ada internet kiosk yang bisa bayar pake coin $1-$2. Kalau tidak salah, $2 cuma 10 atau 20 menit. Mahal banget dibandingkan warnet di Indonesia, 4 ribu/jam (50 cents/hour).
Lumayan banyak kota-kota yang akan dilewati dan akan berhenti. Saya tertarik untuk melihat Gold Coast saat Sunset (pernah dua kali ke Gold Coast waktu pagi dan siang, sekarang ada kesempatan lihat sunset), terus pengen lihat Byron Bay, Coffs Harbour dan Newcastle.

Queensland
Berangkat dari Brisbane on time. Dalam bus ada pengatur suhu, dan biasanya dijaga antara 22-25 derajat Celcius. Jadinya tidak terlalu dingin dan terlalu panas juga. Sangat cocok buat orang Indonesia. Busnya biasa saja, mungkin beberapa bus executive baru antar provinsi di Jawa lebih bagus:) Kapasitas penumpangnya 52 orang, tapi hanya keisi 29 orang. Asyik, jadinya bisa duduk sendirian dan punya dua kursi utk tempat tidur.
Pemberhentian pertama adalah Southport di Gold Coast. Karena jam pulang kerja, maka Gold Coast agak tersendat khususnya di dekat lampu lalu lintas. Bagus dong, jadi banyak kesempatan melihat-lihat pemandangan di waktu senja. Sesudah itu berhenti lagi di Surfers Paradise.
Perjalanan di sepanjang pantai berlanjut sampai ke Coolangatta. Semua kota-kota ini mengandalkan keindahan pantainya, sekaligus tempat untuk surfing. Sayang sekali impian untuk bisa melihat sunset di Gold Coast tidak terkabul. Gold Coast adalah tempat untuk main2, tapi tetap lebih mengasyikkan menikmati gratis semua ciptaan Tuhan dibandingkan dengan membayar dan masuk ke tempat2 bermain buatan manusia. Dari Coolangatta melewati Twee Heads, tidak ada kenangan2 yang tertinggal dalam otak saya, kecuali nama kotanya.

New South Wales
Tiba di Byron Bay jam 8-an. Lebih rame dibandingkan kota-kota yang lain. Banyak turis dan banyak orang baru pulang dari pesta pantai (dugaan saya) karena hampir semuanya jalan ga pake sepatu, remaja2 Austalia lagi menikmati hidup. Pemberhentian selanjutnya di Ballina, setengah jam lebih untuk makan. Sudah jam 10 malam, tapi hampir semua penumpang tetap makan, beberapa memilih tidur. Sesudah makan dan karena pemandangan jadi membosankan, banyak yang tidur.
Ketika melewati Freeway (istilah di Queensland: Motorway), dengan pemandangan semak-semak, maka otomatis mata saya melihat ke langit. Sepertinya semua rasi bintang kelihatan. Mencoba mengingat semua rasi bintang yang dipelajari, tapi yang teringat justru ayat Alkitab:)

Jika aku melihat langitMu, buatan jariMu, bulan dan bintang2 yang Kau tempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
Mazmur 8:4-5

Jadi merenung dan memikirkan keagungan dan keajaiban Tuhan, sambil memikirkan kehinaan manusia yang tidak ada apa-apanya di dalam alam semesta ini, tapi seringkali terlalu sombong dengan semua anugerah Tuhan. Perjalanan ini membuat saya merenungkan segala anugerah Tuhan dan kesombongan pribadi. Lumayan juga untuk retreat pribadi. Hampir semua penumpang bus sudah ketiduran. This is my quiet time. Sesudah itu karena capek ikut ketiduran. Sayang sekali, kelewatan tiga kota: Grafton South, Woolgoolga dan Coffs Harbour. Bangunnya di Urunga karena berhenti agak lama, melanjutkan perenungan lagi sampai tertidur lagi. Bangun lagi di Taree, jam 4-an. Lama berhenti karena bus isi bahan bakarnya. Yang bisa diingat selanjutnya hanya dua kota: Karuah dan Newcastle. Busnya masuk dan berputar di dalam city dan berhenti di bus terminal. Bangunan dan pantai di Newcastle bagus juga. Lumayan, bangun pagi-pagi sudah melihat pemandangan indah dan menarik. Selanjutnya berusaha untuk membuka mata terus untuk melihat pemandangan di perjalanan sampai ke Sydney dengan ucapan syukur.
Puas banget, sekalipun harus membayar $129. Karena bukan hanya bisa melihat pemandangan yang baru dan berbeda, tapi juga ada pengalaman bergantung kepada Tuhan di dalam ketidakberdayaan dan menyadari kekurangan dan keterbatasan diri serta keagungan dari Tuhan yang mencipta segala sesuatu dan terus memelihara keindahan ciptaanNya sampai saat ini, sekalipun manusia sudah berdosa. Thank You LORD.


Lihat juga:
Backpacker: BNE-SYD-MEL (1)

Backpacker: BNE-SYD-MEL (1)

Dari dulu pengen sekali jadi backpacker. Tentu saja backpacker versi sendiri, bermodalkan uang seadanya, punya map, lalu jalan2 ke beberapa kota dengan iman kepada Tuhan:)
Rencana awalnya pengen pergi ke negara-negara yang lebih dekat dulu dan tidak butuh visa, misalnya beberapa negara di Asia Tenggara. Soalnya kalau harus ngurus visa segala, dijamin saya pasti ditolak, karena dianggap ga ada kerjaan (pengalaman dengan US Embassy).
Ternyata, kesempatan awal justru di dapat dari Australia. Diundang pelayanan oleh Indonesian Christian Church, Melbourne. Jadinya, bisa dapat business visa. Anehnya dikasih yang multiple travel dan permitted to remain in Australia for 3 months from date of each arrival. Begitulah kira2 tulisan yang tertulis di visanya, berbeda dengan perjalanan yang dulu, cuma dapat single travel dan 1 bulan. Masalahnya, sudah terlanjur terima pelayanan kotbah di beberapa tempat di Indonesia. Jadinya, saya cuma punya 5 hari untuk jalan2 sesudah waktu2 pelayanan, itupun harus dikurangin 2 hari ke Brisbane bertemu dengan kakak saya dan keluarganya. Jadi yang tersisa adalah 3 hari. Jadwal2 kotbah di Indonesia tidak bisa diundur, minta ganti orang atau dibatalin. Tiga haripun lumayan untuk jadi backpacker.

Persiapan Hati
Kedengarannya seperti mau pelayanan, perlu persiapan hati. Apakah waktu saya traveling hanya untuk memuaskan keingintahuan, ataukah bisa memuliakan dan menikmati Allah? Maka, saya memulai dengan dua ayat yang berasal dari Mazmur favorit, Mazmur 23.

1 Tuhan adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku
4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku, gadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku
Mazmur 23:1,4

Agak maksa, tapi dua ayat ini menguatkan dan menghibur. Selama ada penyertaan Tuhan, maka tidak perlu kuatir dengan my Inlish (Indonesian English), perjalanan malam dengan bus, dan berbagai kejutan yang akan ditemui, termasuk kemungkinan kecelakaan, musibah, dll.

Rencana Perjalanan
Waktu yang sangat singkat yang hanya 3 hari, membuat waktu yang ada harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Karena 31 Maret-2 April saya harus ada di Brisbane, dengan asumsi akan diantar jalan2 oleh kakak saya selama 3 hari dan 2 malam di sana; serta pesawat pulang ke Jakarta pada tanggal 4 April 2008, jam 11.55 dari Melbourne; maka saya harus melakukan perjalanan yang dimulai dari Brisbane menuju Sydney, lewat Canberra dan kembali ke Melbourne.
Pertanyaan selanjutnya, naik apa dan menginap di mana.. Kalau naik pesawat lagi, ga seru, dan malas ke airport terus. Tanggal 29 Maret sudah ke Sydney, 30 Maret kembali ke Melbourne, 31 Maret dari Melb ke Gold Coast. Bisa habis waktunya di dan ke airport.
Jadi, tinggal dua pilihan: bus or train?. Sesudah browsing, khususnya membaca BUG Australia dan WikiTravel, maka saya ambil keputusan untuk naik Greyhound Bus.Yang menjadi pertimbangan: waktu, kota2 yang dikunjungi, dan harga.
Untuk rute Brisbane ke Sydney:
Premiere Bus PM15 15:30-06:35 A$ 89.0
Greyhound GX422 16:30-09:25 A$ 129.0
CountryLink (Train) 14:10-07:08 A$ 91.18
Meskipun Greyhound lebih mahal dan lebih lama, tapi karena kota2 yang akan dikunjunginya lebih baik, maka saya plih Greyhound Bus. Lebih mahal $40 (Rp. 350.000 !!!), tapi mungkin bisa lebih puas karena bus ini akan dijadikan hotel berjalan. Sengaja memilih night bus, jadi tidak perlu nginap di hotel di Sydney. Lebih murah dan bisa pakai waktu lebih banyak.
Selain itu, persiapan untuk menyesuaikan diri dengan cuaca yang ada. Hasil pengecekan di Weather Channel: Brisbane 16-28 derajat C partly cloudy; besoknya di Sydney 16-21 Sunny (asyik, jadi jalan2 seharian di Sydney ga akan terganggu); hari Jumat di Melb 9-19 partly cloudy (dingin nih, it's OK karena akan langsung ke Airport). Di bus, dingin apa ga? Ada yang bilang, biasanya dingin banget.
Tapi, tetap ada yang lupa dipersiapkan, map Australia. Selama di Indonesia hanya sibuk mendownload map Melbourne CBD karena akan tinggal 3 minggu, terus Brisbane CBD karena rencana 3 hari ke Brisbane. Ternyata kedua map itu tidak dipakai, karena tinggalnya di suburb dan kemana-mana selalu diantar dengan mobil. Tapi, map Australia untuk traveling tidak disiapin sama sekali. Baru sadar, setelah masuk ke dalam bus karena lihat 3 orang Jerman sibuk dengan mapnya!!!
Apa yang terjadi kalau tersesat di jalan, atau ketinggalan bus di salah satu kota???
Tuhan adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku.. Hanya itu yang ada dipikiranku..

Perjalanan dari Brisbane ke Sydney bisa dibaca di Backpacker (2): BNE-SYD.

Sunday, April 6, 2008

Memuliakan dan Menikmati Allah melalui ciptaanNya

Dari pertengahan Maret 2008 sampai awal April 2008, sekali lagi dapat kesempatan untuk pelayanan ke Australia, sekaligus jalan2. Ada banyak pengalaman baru dan insights yang menarik yang dialami, tapi tentu saja tidak bisa dibagikan semuanya di sini.

5(65-6) Dengan perbuatan-perbuatan yang dahsyat dan dengan keadilan Engkau menjawab kami, ya Allah yang menyelamatkan kami, Engkau, yang menjadi kepercayaan segala ujung bumi dan pulau-pulau yang jauh-jauh; 6 (65-7) Engkau, yang menegakkan gunung-gunung dengan kekuatan-Mu, sedang pinggang-Mu berikatkan keperkasaan;
Mazmur 65:6-7

Daud ketika berbicara tentang perbuatan-perbuatan Allah yang dahsyat, salah satunya dihubungkan dengan penciptaan gunung2 dan tempat2 yang tinggi. Ketika melihat gunung2 dan tempat yang tinggi, ia mengingat kedahsyatan dan kekuatan Allah. Yang menjadi pertanyaan buat saya, apa/siapa yang saya pikirkan ketika melihat gunung2/tempat2 yang tinggi dan segala keindahannya?

Lagi di Mt. Cootha, Brisbane, April 2008

Bagi banyak orang, melihat gunung hanya menikmati keindahannya dan sebagian lagi memiliki keinginan untuk menaklukannya. Bahkan ada yang menyembah kekuatan (yang dianggap dimiliki oleh gunung itu) ataupun menyembah keindahan yang ditawarkan dari gunung itu. Mengapa manusia tidak memuliakan, menyembah dan menikmati sang Pencipta yang mencipta dan terus memelihara semuanya?

Selama tiga minggu di Australia, ada beberapa kesempatan melihat dan berada di gunung2/tempat2 yang tinggi. Dimulai dengan kesempatan berada di Mt. Dandenong yang bisa melihat Melbourne CBD and Suburbs. Kemudian ke Arthurs Seat di Mornington Peninsula yang jaraknya 75 km dari Melbourne dan bisa melihat keindahan laut di Mornington Peninsula, Port Philip Bay dan Melbourne CBD.
Selanjutnya di Brisbane, bisa berada di Mt. Gravath dan Mt. Cootha, yang keduanya bisa melihat Brisbane CBD and Suburbs.
Terakhir di Rose Bay Convent dan The Gap, Sydney. Tidak terlalu tinggi, tapi perasaan yang sama dengan berada di tempat2 tinggi lain, yang memberikan keindahan alam.

Perasaan yang ada selalu menimbulkan pertanyaan. Buat apa semua kesempatan melihat keindahan ciptaan Tuhan? Hanya untuk dinikmati, membuat foto dengan background pemandangan yang indah dan menyatakan kepada dunia, bahwa saya sudah pernah ke situ? Ataukah ada hal yang lebih berharga yang sudah Tuhan sediakan untuk memuliakan dan menikmatiNya!?
Saya percaya, dengan melihat semuanya, orang percaya seharusnya melihat perbuatan2 Allah yang dahsyat, serta memuliakan dan menikmatiNya yang lebih indah dari semua ciptaanNya.

Selain itu, saat menikmati keindahan ciptaan Tuhan mengingatkan saya kepada our eternal home, yang tentunya lebih indah, lebih baik dan sempurna. Jadi merindukan kekekalan...

For the beauty of the earth
For the glory of the skies,
For the love which from our birth
Over and around us lies.

Lord of all, to Thee we raise,
This our hymn of grateful praise.

Fol­li­ot Pier­point

Friday, March 28, 2008

HAPPIER

Dari tanggal 21 Maret-23 Maret 2008, dapat kesempatan menjadi salah satu pembicara di ICC Easter Camp di Ballarat, dekat Melbourne, VIC. Temanya, HAPPIER. Membahas Teologi Kenikmatan dalam 6 session. Baru kali ini dalam satu camp bisa membahas keseluruhan teologi Kenikmatan dalam tiga hari. Biasanya hanya mendapatkan satu atau dua session untuk membahas Teologi Kenikmatan.

Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.
Mazmur 16:11

Saya setuju dengan pemazmur bahwa dihadapan Tuhan ada sukacita berlimpah-limpah dan ada kenikmatan senantiasa. Selain belajar menikmati Tuhan di dalam keadaan yang menderita, maka perlu juga belajar menikmati Tuhan di dalam segala keadaan yang baik dan berkelebihan. Saya mendapatkan anugerah untuk mengajarkan teorinya sekaligus mempraktekkannya selama Easter Camp tahun ini.

Hari Pertama
Datang hari Jumat tanggal 21 Maret, ke Ballarat yang lebih dingin dari Melbourne. Dari Endeavour Hills ke City lalu ke Ballarat. Pelajaran pertama dari teologi kenikmatan di dalam waktu dua jam perjalanan ke Ballarat, belajar menikmati Tuhan melalui ciptaanNya di sepanjang perjalanan.
Sampai di tempat tujuan, kesan pertama, Mid City Hotel yang akan dipakai sangat lumayan dibandingkan dengan uang yang dibayar. Anugerah yang Tuhan beri harus dipakai sebaik mungkin untuk memuliakan dan menikmatiNya.
Acara dimulai dengan Kebaktian Jumat Agung yang dipimpin Sen Sendjaya Ph.D, Lay Pastor ICC. Pembahasannya dari Yes 53:10, Bapa menikmati ketika menghukum AnakNya. Salib yang harus ditempuh, dinikmati oleh Allah. Tidak biasa kedengarannya, tapi benar.
Dilanjutkan dengan session pertama (What is Enjoyment?) sesudah lunch. Karena koki hotel dari Malaysia, maka masakannya sangat cocok dengan lidah Indonesia. Pembelajaran tentang Kenikmatan langsung dipraktekkan di Hotel yang enak dengan makanannya yang juga enak.
Session keduanya (Where is God when I enjoy?) di malam hari sesudah dinner berbentuk diskusi. Pak Sen dan saya membawakan bahan kita selama waktu yang ditentukan lalu dilanjutkan dengan diskusi.
Sesudah break setengah jam dengan snack dan ayam Nandos, dilanjutkan dengan Talk Show. Akhirnya bicara tentang panggilan dan kesaksian.

Hari Kedua
Hari ini acaranya lebih padat. Sesudah breakfast langsung masuk session ketiga (Where am I when God enjoy?). Break setengah jam, masuk session empat (How to Enjoy God). Session keempat ini bagi saya sangat menarik, karena bisa belajar cara pembelajaran yang baru. Pak Sen memberikan beberapa pertanyaan refleksi dengan melengkapi kalimat, sesudah masing2 menjawab dan menuliskan secara pribadi, diminta beberapa orang untuk mensharingkan apa yang ditulisnya. Terakhir, saya memberikan tanggapan sekaligus membagikan pergumulan tentang how to enjoy God.
Selesai session ini dilanjutkan dengan BBQ lunch di dekat kolam renang.

Sesudah itu ada Outdoor Games, pergi ke Lake Wendouree yang biasanya jadi tempat wisata di Ballarat. Sayang danaunya lagi kering. Tiga jam pada main2 dengan berbagai macam games dari panitia.
Sempat pulang dan istirahat dua jam, lalu dinner dan masuk session kelima (Forever Enjoy). Acaranya rededication, ditutup dengan calling.
Break sebentar, lalu dibagi menjadi dua kelompok yang sudah menikah dan yang belum menikah. Pak Sen memimpin 6 pasangan yang ikut, sementara sisanya saya yang pimpin dengan topik pernikahan. Wah, acaranya jadi seru banget dan kayanya waktunya kurang. Tapi, harus berhenti..

Hari Ketiga
Session terakhir adalah How to Enjoy His Blessings. Sesudah itu harus buru2 packing, foto2 dan lunch.
Peserta yang masih tersisa di hari ketiga, pada foto2..

Selesai foto2 Pak Sen memimpin acara penutup berupa sharing, evaluasi dan doa ucapan syukur. Sesudah itu lunch.
Selesai lunch, rencananya langsung ke Gereja di Melbourne. Tapi, terlalu cepat kalau langsung pulang, kecuali mereka yang mau latihan Choir. Akhirnya, sebagian pada cobain kopi di Ballarat sama makan pie. Enak juga pienya. Dari awal sampai akhir, from enjoyment to enjoyment.
Semoga kenikmatan yang berlimpah ini telah membuat kami belajar menikmati kelimpahan yang paling berlimpah, yaitu Tuhan sendiri yang adalah sumber kenikmatan.